PBB Gagal Capai Target Bantuan untuk Pengungsi Palestina yang Kelaparan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 4 Juni 2023 09:53 WIB

Najah Nabhan, ibu dari lima saudara kandung Palestina yang cacat, yang diperintahkan oleh tentara Israel untuk meninggalkan apartemen mereka sebelum bangunan tempat tinggal mereka dibom oleh Israel dalam pertempuran Israel-Gaza baru-baru ini, duduk di tengah puing-puing bangunan di utara Jalur Gaza 15 Mei 2023. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Badan PBB untuk Palestina, UNRWA gagal mendapatkan US$ 300 juta yang dibutuhkan untuk pengungsi Palestina yang sedang berada di ambang kehancuran finansial. UNRWA hanya berhasil mengumpulkan US$ 107 juta dari negara-negara donor.

Angka ini jauh dibawah yang dibutuhkan untuk membantu jutaan orang di wilayah pendudukan Israel dan kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga. Philippe Lazzarini, komisaris jenderal badan yang dikenal sebagai UNRWA, mengatakan dia berterima kasih atas janji baru tersebut. Namun jumlahnya di bawah angka yang dibutuhkan untuk membuka lebih dari 700 sekolah dan 140 klinik dari September hingga Desember mendatang.

“Kami akan terus bekerja tanpa lelah dengan mitra, termasuk negara pendukung utama para pengungsi, untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan,” kata Lazzarini dalam sebuah pernyataan.

Konferensi berlangsung di markas besar PBB di New York pada Jumat, 2 Juni 2023. Pertemuan itu dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Ia memperingatkan bahwa UNRWA berada di ambang kehancuran finansial. Guterres menunjukkan bahwa badan tersebut tetap berjalan dengan kekurangan hampir US$ 75 juta.

Pada awal tahun, UNRWA meminta US$ 1,6 miliar untuk program, operasi, dan tanggap daruratnya di seluruh Suriah, Lebanon, Yordania, dan wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Dana yang dibutuhkan itu termasuk hampir US$ 850 juta untuk anggaran intinya, yang mencakup sekolah dan klinik kesehatan.

Advertising
Advertising

Menurut UNRWA, para donor pada Jumat mengumumkan bentuk komitmen sebesar US$ 812,3 juta, tetapi hanya US$ 107,2 juta yang merupakan kontribusi baru. Negara-negara yang menjanjikan dana baru tidak diumumkan.

Lazzarini mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis bahwa UNRWA membutuhkan US$ 150 juta untuk menjaga semua layanan berjalan hingga akhir tahun, dan tambahan US$ 50 juta untuk memulai tahun 2024 tanpa kewajiban. Selain itu, katanya, badan tersebut membutuhkan US$ 75 juta untuk menjaga jaringan makanan di Gaza tetap beroperasi dan sekitar US$ 30 juta untuk program distribusi uang tunai di Suriah dan Lebanon.

Adnan Abu Hasna, dari UNRWA di Gaza, mengatakan badan tersebut sedang mengalami krisis keuangan yang parah saat ini. “Hampir setengah juta siswa di sekolah kami bergantung pada layanan kami. Kami menyediakan makanan untuk hampir 1,2 juta pengungsi Palestina,” katanya.

“Di tempat seperti Gaza, goncangan apa pun terhadap program kami atau aktivitas atau layanan kami akan mengancam stabilitas dan bahkan tatanan sosial, karena para pengungsi bergantung pada program bantuan tunai kami untuk pendidikan dan kesehatan.”

UNRWA didirikan setelah pembentukan negara Israel pada 1948. Lembaga ini berfokus memberikan pendidikan, perawatan kesehatan, layanan sosial, pekerjaan kepada ratusan ribu pengungsi Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Saat ini, jumlah pengungsi dan keturunannya telah berkembang menjadi sekitar 5,9 juta orang, sebagian besar di Jalur Gaza dan Tepi Barat. UNRWA telah menghadapi krisis keuangan selama 10 tahun, tetapi Lazzarini mengatakan krisis saat ini besar dan mengancam kelangsungan lembaga ini.

AL JAZEERA

Pilihan Editor: India dan Sejarah Kelam Kecelakaan Kereta Api yang Paling Mematikan

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

48 menit lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

2 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

3 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

4 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

4 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya