Anak 12 Tahun di Amerika Serikat Minta Hak Kebebasan Berbicara ke Pengadilan

Reporter

Jumat, 2 Juni 2023 09:16 WIB

Ilustrasi palu sidang pengadilan. legaljuice.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pengadilan distrik di Massachusetts pada Rabu, 1 Juni 2023, menolak sebuah permohonan dari pengacara untuk kliennya yang berumur 12 tahun, yang mencari hak kebebasan berbicara karena ingin mengenakkan sebuah kaos oblong bertuliskan ‘hanya ada dua gender’.

Pengadilan distrik Amerika Serikat untuk distrik Massachusetts di Boston menolak memberikan sebuah perintah sementara sehingga membuat SMP Nichols Middle School tetap harus melarang Liam Morrison mengutarakan pandangannya soal gender hingga pengadilan tingkat tinggi menjatuhkan putusan akhir.

“Liam tidak secara gamblang memakai apapun yang ia ingin kenakan. Dia hanya diizinkan oleh teman-temannya melakukan apa yang ia ingin lakukan, di antaranya mengutarakan pandangannya dengan cara yang tidak menggangu,” kata Logan Spena, konsul bidang hukum Alliance Defending Freedom, Kamis, 1 Juni 2023, yang menyebut pesan Morrison tidak inklusif dan bisa mengecualikannya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Alliance Defending Freedom dan Massachusetts Family Institute menggugat SMP Nichols Middle School dan Pemerintah Kota Middleborough setelah Morrison pada 21 Maret 2023 dikeluarkan dari kelas olahraga dan diminta untuk mencopot kaos oblong yang bertuliskan ‘hanya ada dua gender’. Morrison menolak permintaan itu, lalu ayahnya ditelepon untuk menjemput Morrison pulang.

Seorang staf di sekolah dilaporkan mengatakan pada Morrison kalau kaosnya telah menjadi gangguan pada sebuah kelas yang dilindungi dan menciptakan kegaduhan saat proses belajar-mengajar karena membuat sejumlah orang merasa tidak aman. Meski begitu, Morrison mengatakan pada Komite sekolah di Middleborough bahwa tidak ada seorang pun yang merasa kurang nyaman atau resah ketika dia memakai kaos tersebut di dalam kelas.

Pada bulan lalu, Morrison melakukan aksi protes ke sekolahnya dengan menggunakan kaos lain bertuliskan ‘hanya jenis klamin yang disensor’. Yang terjadi kemudian, dalam hitungan menit dia dikeluarkan dari kelas dan diminta mengganti kaosnya.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Janda 5 Anak di Nias Selatan yang Ditahan Menerima Restorative Justice

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

19 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

21 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

3 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPK Limpahkan Berkas Perkara Hakim Agung Gazalba Saleh ke Pengadilan

5 hari lalu

KPK Limpahkan Berkas Perkara Hakim Agung Gazalba Saleh ke Pengadilan

KPK melimpahkan berkas perkara Hakim Agung Gazalba Saleh yang terlibat dugaan gratifikasi dan TPPU ke Pengadilan Tipikor.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

7 hari lalu

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

12 hari lalu

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

12 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

17 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

27 hari lalu

Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

Kementerian Pendidikan Finlandia terkejut dengan peristiwa penembakan massal di sebuah sekolah di Vantaa, Finlandia

Baca Selengkapnya