Tak Bisa Bertemu Suu Kyi, Utusan PBB untuk Myanmar Noeleen Heyzer Tak Lanjutkan Mandat

Kamis, 1 Juni 2023 14:00 WIB

Noeleen Heyzer. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta -Utusan khusus PBB untuk Myanmar Noeleen Heyzer tidak akan melanjutkan mandatnya. Hal itu diungkapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa pada Rabu, 31 Mei 2023.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric, dikutip ABC mengatakan, Heyzer, mantan wakil sekretaris jenderal PBB, akan pergi mengakhiri jabatannya pada 12 Juni.

Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres berterima kasih kepada Heyzer “atas usahanya yang tak kenal lelah demi perdamaian dan rakyat Myanmar.”

Dia mengatakan sekretaris jenderal akan menunjuk utusan khusus baru.

Heyzer menjabat selama 20 bulan – kurang dari setengah waktu pendahulunya, Christine Schraner Burgener.

Advertising
Advertising

Heyzer mengambil pekerjaan itu pada Oktober 2021 setelah kudeta militer di Myanmar pecah pada Februari tahun itu. Tatmadaw – militer Myanmar, menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis dan telah menyebabkan perlawanan bersenjata yang meluas.

Pada perjalanan pertamanya ke Myanmar Agustus lalu, Heyzer bertemu dengan kepala pemerintahan militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Dia memintanya untuk segera menghentikan semua kekerasan, mendukung jalur politik kembali ke pemerintahan sipil dan demokrasi, dan mengizinkan Suu Kyi yang dipenjara untuk kembali ke rumah dan bertemu dengannya.

Namun, permintaaan ini diabaikan militer. Heyzer kemudian memberikan penilaian suram mengenai keadaan di Myanmar.

Heyzer melapor kepada Majelis Umum PBB – yang beranggotakan 193 orang, pada 16 Maret 2023, bahwa dampak pengambilalihan militer telah "menghancurkan", dengan kekerasan berlanjut "pada skala yang mengkhawatirkan".

Perlawanan rakyat yang meluas terhadap penindasan brutal oleh militer tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di sebagian besar negara, kata Heyzer, dan dengan kedua belah pihak berniat untuk menang dengan kekerasan.

"Tidak ada prospek penyelesaian yang dirundingkan.”

Dalam sebuah seminar di Singapura, Heyzer juga menyoroti kondisi di Myanmar memaksa tidak ada jalan keluar yang jelas dari krisis ini dan tidak akan ada solusi yang mudah.

"Jika saya mengunjungi Myanmar lagi, itu hanya jika saya dapat bertemu dengan Daw Aung San Suu Kyi," kata Heyzer di acara yang diselenggarakan oleh ISEAS–Yusof Ishak Institute, pada September 2022, seperti dilansir Reuters.

Sementara dalam komentar yang dirilis dalam sebuah pernyataan, Heyzer juga mencatat "perbedaan posisi yang terus berlanjut di antara negara-negara anggota PBB." atas Myanmar dan mengatakan bahwa "solusi politik pada akhirnya tidak dapat dipaksakan dari luar."

Heyzer merupakan sosiolog asal Singapura. Dia menjabat dari 1994 hingga 2007 sebagai direktur eksekutif UNIFEM, salah satu pelopor organisasi payung PBB untuk wanita yang dikenal sebagai UN Women.

Dia juga wanita pertama yang menjabat sebagai sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik, dari 2007 hingga 2014, jabatan yang memberinya pangkat wakil sekretaris jenderal.

Pilihan Editor: Krisis Myanmar Semakin Runyam, Utusan PBB Peringatkan Bencana Korban

REUTERS | ABC



Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

7 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya