Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Myanmar Semakin Runyam, Utusan PBB Peringatkan Bencana Korban

Reporter

image-gnews
Warga merawat korban yang terluka setelah ledakan pada 31 Mei di pusat kota Yangon (Myanmarnow/CJ)
Warga merawat korban yang terluka setelah ledakan pada 31 Mei di pusat kota Yangon (Myanmarnow/CJ)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Utusan khusus PBB Noeleen Heyzer mengutuk serangan udara oleh militer Myanmar di negara bagian Kachin utara yang menewaskan sebanyak 80 orang.

Heyzer mengatakan kepada komite HAM Majelis Umum PBB pada Selasa, 25 Oktober 2022 bahwa lebih dari 13,2 juta orang tidak memiliki cukup makanan di Myanmar, 1,3 juta mengungsi, dan militer terus mengebom tanpa pandang bulu, membakar rumah dan bangunan, dan membunuh warga sipil.

Baca juga: Uni Eropa: Myanmar Salah Satu Krisis Paling Urgen di Dunia

Heyzer mengunjungi Myanmar pada Agustus lalu dan bertemu dengan kepala junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Heyzer mengungkapkan perlawanan terhadap kekuasaan militer terus berlanjut di negara itu.

“Ada realitas politik baru di Myanmar, rakyat menuntut perubahan, tidak lagi mau menerima kekuasaan militer,” katanya.

Heyzer telah membuat beberapa permintaan selama pertemuannya dengan panglima tertinggi Myanmar, termasuk mengakhiri pemboman udara dan pembakaran infrastruktur sipil.

Dia juga meminta jenderal untuk membebaskan semua tahanan anak dan politik, memastikan kesejahteraan mantan pemimpin negara yang dipenjara Aung San Suu Kyi, dan memungkinkan kembalinya lebih dari satu juta pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh.

Sebagian besar komunitas internasional, termasuk sesama anggota di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), telah menyatakan frustrasi atas sikap militer Myanmar yang menolak seruan untuk mengakhiri kekerasan.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 26 Oktober 2022, ketua ASEAN, yang saat ini dijabat oleh Kamboja, mengutip pemboman baru-baru ini di penjara terbesar Myanmar dan serangan udara di kotapraja Hpakant negara bagian Kachin pada Minggu malam, yang dilaporkan telah menewaskan 80 orang.

“Kami sangat sedih dengan meningkatnya korban, dan penderitaan besar yang dialami rakyat biasa di Myanmar,” kata ketua blok itu, seraya menambahkan bahwa kekerasan itu merusak upaya untuk menerapkan “konsensus” perdamaian yang disepakati antara ASEAN dan jenderal Myanmar tahun lalu.

“Oleh karena itu, kami sangat mendesak untuk menahan diri sepenuhnya dan segera menghentikan kekerasan,” kata pernyataan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para menteri luar negeri ASEAN akan bertemu pada Kamis, 27 Oktober 2022 untuk membahas krisis tersebut.

Sekelompok 457 organisasi masyarakat sipil Myanmar telah meminta para pemimpin ASEAN dalam sebuah surat terbuka untuk membatalkan rencana perdamaian yang telah disepakati penguasa militer negara itu.

Sebagai gantinya, mereka bekerja dengan para pemimpin sipil dan bayangan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) negara itu.

NUG mencakup anggota parlemen dalam pemilu November 2020, sebelum kudeta militer pada Februari 2021.

Human Rights Watch yang berbasis di New York mengatakan pada Selasa bahwa serangan udara militer Myanmar pada pertemuan Kachin pada Minggu merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan" dan harus dirujuk ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Dikatakan sekitar 300 hingga 500 orang menghadiri perayaan berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin ketika jet militer Myanmar menjatuhkan empat bom pada pertemuan itu. Korban tewas termasuk perwira, tentara militer Kachin, musisi, pemilik bisnis, dan banyak warga sipil lainnya.

“Kami benar-benar perlu melihat langkah Dewan Keamanan PBB,” kata Manny Maung dari HRW.

Maung meminta badan internasional untuk mengeluarkan resolusi yang memberlakukan embargo senjata ke Myanmar dan mengatakan bahwa paling tidak kekejaman tersebut harus dirujuk ke ICC, mengingat bahwa kejahatan perang sedang terjadi.

Baca juga: Junta Myanmar Serang Konser Musik dengan Pesawat, Ini Reaksi ASEAN

AL JAZEERA (NESA AQILA)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB yang membahas konflik Israel Palestina di New York, Amerika Serikat pada Kamis 26 Oktober 2023. Foto: Kemlu RI
Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

Berikut adalah pengertian resolusi PBB, sifat dan dampaknya bagi negara-negara anggota


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar Saat Sidang Parlemen Dunia

1 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar Saat Sidang Parlemen Dunia

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.


Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

2 hari lalu

Seorang pria memegang perangkat rakitan selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. REUTERS / Stringer
Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.


Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

2 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.


Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

3 hari lalu

Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam


PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

6 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati mobil yang rusak di lingkungan Carrefour Feuilles, yang sepi karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 19 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB melaporkan bahwa 5,5 juta dari total 11,4 juta orang yang tinggal di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan. 3 juta di antaranya adalah anak-anak


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

6 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

7 hari lalu

Sebuah truk, bertanda logo Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyeberang ke Mesir dari Gaza, di perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Jalur Gaza, selama gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, di Rafah, Mesir, 27 November , 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

Kelompok peninjau independen telah menyerahkan laporan sementara kepada Sekjen PBB mengenai tuduhan Israel terhadap UNRWA.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

8 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

8 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi yang sekarang kosong terlihat di tepi danau Inya Yangon, 4 Juli 2009. REUTERS/Louis Charbonneau
Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu