Top 3 Dunia: Erdogan Menang Pemilu Turki, Rusia Serang Kyiv
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 30 Mei 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin adalah Erdogan yang memetik kemenangan di Pemilu Turki putaran kedua telah diramalkan oleh lembaga survei. Dalam hasil survei sebelum pemilu, Erdogan meraih 52,7 persen suara sementara saingannya Kemal Kilicdaroglu mendapatkan 47,3 persen. Hasil survei ini persis seperti hasil pemilu Turki yang diumumkan pada Minggu malam,28 Mei 2023.
Berita top 3 dunia kedua adalah 8 WNI di Laos disekap oleh perusahaan judi online milik gangster Cina. Terakhir yaitu soal serangan besar-besaran Rusia ke ibukota Ukraina, Kyiv. Berikut berita selengkapnya:
1. Erdogan di Putaran Kedua Pemilu Turki: Diprediksi Menang, Oposisi Kompak Ingin Singkirkan
Masyarakat Turki memberikan suara dalam pemilihan presiden putaran kedua pada hari ini, Minggu, 28 Mei 2023. Pemilu Turki bisa membuat Presiden Recep Tayyip Erdogan diperkirakan kembali memimpin hingga dekade ketiga.
Berdasarkan survei yang diawasi ketat oleh lembaga jajak pendapat Konda untuk putaran kedua, Erdogan diperkirakan mengantongi 52,7 persen suara dan pesaingnya, Kemal Kilicdaroglu sebesar 47,3 persen. Survei dilakukan pada 20-21 Mei, sebelum calon presiden di urutan ketiga dan keempat mengumumkan dukungan mereka.
Erdogan dan Kemal Kilicdaroglu juga memperebutkan suara dari suku Kurdi dengan jumlah sekitar seperlima dari populasi pemilih. Partai Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang pro-Kurdi mendukung Kilicdaroglu di putaran pertama, tetapi, setelah dia mengambil hak untuk memenangkan suara nasionalis. Partai itu tidak secara eksplisit menyebutkan nama calon presiden yang dipilih namun mendesak agar menolak rezim satu orang yaitu Erdogan.
Survei sebelumnya oleh Konda dan banyak lembaga survei lainnya sangat melenceng dalam prediksi mereka untuk pemilihan presiden 14 Mei. Sebagian besar perkiraan mengunggulkan Kilicdaroglu.
Pada Pemilu Turki putaran pertama, Erdogan memenangkan 49,5 persen suara dan 44,9 persen untuk Kilicdaroglu. Erdogan mendapat dukungan dari Sinan Ogan, seorang politisi nasionalis yang berada di urutan ketiga dengan 5,2 persen suara.
Baca di sini berita selengkapnya.
<!--more-->
2. WNI di Laos Disekap Perusahaan Judi Online milik Gangster Cina
Sebanyak 8 warga negara Indonesia (WNI) ditahan oleh perusahaan judi online Golden Triangle Special Economic Zone (GTSEZ) di Laos, Kementerian Luar Negeri RI memastikan ini pada Senin, 29 Mei 2023.
"Mereka belum dapat keluar dari Laos karena paspor mereka masih ditahan oleh pihak perusahaan,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dalam pesan singkat.
Golden Triangle Special Economic Zone – menurut penelitian Adrianople Group, sebuah konsultan intelijen yang dirujuk The Diplomat, merupakan perusahaan yang dikenal secara luas diduga terlibat dalam perdagangan manusia, penyelundupan narkotika, dan perdagangan produk satwa liar yang terancam punah. Perusahaan ini dijalankan oleh taipan gangster Cina yang mendapat sanksi, Zhao Wei.
Zhao Wei diberikan sewa oleh Pemerintah Laos pada 2007 selama 99 tahun atas sebidang tanah padi utama yang menghadap ke Sungai Mekong – perbatasan Laos, Myanmar, dan Thailand.
KBRI Vientiane pada Rabu 23 Mei 2023, menerima pengaduan paspor sekitar 45 WNI ditahan oleh GTSEZ di Bokeo, Laos, walau mereka telah mundur dari perusahaan itu. Perwakilan RI di Laos meminta bantuan aparat setempat untuk pengembalian paspor mereka.
"Kami dibiarkan kesulitan di sini," kata seorang WNI penutur dalam video yang beredar luas di media sosial menampilkan tujuh WNi di sebuah kamar, meminta pertolongan dari KBR Vientiane.
Judha, dalam pesan singkat Senin, mengatakan, dari total 45 WNI yang dilaporkan mengalami masalah di Laos, 37 WNI setelah berhasil keluar dari Laos melalui Chiang Rai, Thailand dan telah kembali ke tanah air. "Kepulangan ke tanah air dapat segera dilakukan karena visa mereka masih berlaku."
"KBRI Vientiane telah berkoordinasi dengan Kepolisian Bokeo untuk mengambil paspor yang ditahan pihak perusahaan dan melakukan penegakan hukum sesuai peraturan yang berlaku di Laos," kata Judha.
Hingga saat ini, setidaknya terdapat 29 kasus WNI yang tengah ditangani oleh kepolisian setempat.
<!--more-->
3. Rusia Lepaskan Gelombang Serangan Drone Terbesar ke Kyiv
Rusia melepaskan gelombang serangan udara di Kyiv semalam dalam apa yang dikatakan para pejabat sebagai serangan drone terbesar di kota itu sejak dimulainya perang, saat ibu kota Ukraina bersiap untuk merayakan ulang tahun pendiriannya, Minggu, 28 Mei 2023.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menjatuhkan 52 dari 54 drone yang diluncurkan Rusia, menyebutnya sebagai rekor serangan dengan drone 'kamikaze' buatan Iran. Belum jelas berapa banyak drone yang ditembakkan di atas Kyiv.
Dalam apa yang juga tampaknya menjadi serangan mematikan pertama di Kyiv pada Mei dan serangan ke-14 bulan ini, puing-puing drone yang berjatuhan menewaskan seorang pria berusia 41 tahun, kata Walikota Vitali Klitschko.
Serangan udara menjelang fajar terjadi pada Minggu terakhir Mei ketika ibu kota merayakan Hari Kyiv, peringatan pendirian resminya 1.541 tahun lalu. Hari itu biasanya ditandai dengan festival jalanan, konser, dan pameran museum khusus - rencana yang telah dibuat tahun ini juga, tetapi dalam skala yang lebih keci.
"Sejarah Ukraina telah lama mengganggu orang Rusia yang tidak percaya diri," kata Andry Yermak, kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky, di saluran Telegramnya.
Angkatan Udara mengatakan di Telegram bahwa Rusia telah menargetkan militer dan fasilitas infrastruktur penting di wilayah tengah Ukraina, dan khususnya wilayah Kyiv.
Reuters tidak dapat memverifikasi informasi secara independen.
Prancis keras mengutuk serangan itu, menambahkan bahwa itu telah merenggut nyawa setidaknya dua orang dan menyebabkan beberapa orang terluka, dalam apa yang disebutnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional.
"Tindakan yang tidak dapat diterima ini merupakan kejahatan perang dan tidak dapat dibiarkan begitu saja," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Dengan serangan balasan Ukraina yang membayangi 15 bulan setelah perang, Moskow telah mengintensifkan serangan udara setelah jeda hampir dua bulan, yang menargetkan terutama lokasi dan pasokan militer. Gelombang serangan kini datang beberapa kali dalam seminggu.
Serangan Minggu itu terjadi setelah Kyiv mengatakan bahwa bentrokan pertempuran mereda di sekitar kota Bakhmut yang terkepung di tenggara Ukraina, tempat pertempuran perang terpanjang.
Serhiy Popko, kepala administrasi militer Kyiv, mengatakan serangan itu dilakukan dalam beberapa gelombang, dan peringatan udara berlangsung lebih dari lima jam.
Hari ini, musuh memutuskan untuk 'memberi selamat' kepada rakyat Kyiv pada Hari Kyiv dengan bantuan UAV (kendaraan udara tak berawak) mematikan mereka," kata Popko di saluran pesan Telegram.
REUTERS
Pilihan Editor: Warna Air di Sungai Venesia Berubah Jadi Hijau, Pemerintah Cari Sebabnya