Analis: RI Realistis akan Kompleksitas Perang Rusia Ukraina

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 22 Mei 2023 19:50 WIB

Bangkai tank T-72 Rusia yang diamnkan diamankan dari desa Dmytrivka, Ukraina, di luar Kyiv dipajang di dekat kedutaan Rusia di boulevard Unter den Linden, selama acara untuk memperingati satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, di Berlin, Jerman, 24 Februari 2023. REUTERS/Fabrizio Bensch

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo menekankan kembali soal kesiapan menjadi penjembatan Rusia-Ukraina saat bertemu untuk kedua kalinya dengan Presiden Volodymyr Zelensky akhir pekan lalu. Di tahun kedua invasi Rusia ke Ukraina itu, Indonesia, menurut pengamat, punya kapasitas meredakan konflik walau terbentur satu realitas.

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan Indonesia punya kapasitas bilateral, regional, hingga global untuk menjadi penjembatan. “Pada saat yang sama, RI juga realistis akan kompleksitas di Ukraina, yang penyelesaiannya tergantung pada NATO (pakta pertahanan Barat), dan PBB,” katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 22 Mei 2023.

Jokowi dan Zelensky bertemu di sela konferensi tingkat tinggi atau KTT G7, Hiroshima, Jepang, pada akhir pekan lalu. Dalam persamuhan tersebut, pemimpin membahas implementasi Formula Perdamaian Ukraina.

Presiden Jokowi menyebut Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi jembatan perdamaian. "Indonesia siap jadi jembatan perdamaian antara Ukraina dan Rusia," kata Jokowi.

Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, menyebut agresi Rusia ke negara tetangga, sama-sama bekas Uni Soviet, itu tak dapat dibenarkan.

Advertising
Advertising

Moskow menegaskan berulang kali bahwa alasannya melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina adalah untuk melindungi diri dari perluasan NATO ke timur Eropa, yang mengancam kedaulatannya. Barat mengecam tindakan itu dengan memberikan bantuan senjata, hingga memberlakukan sanksi ekonomi.

Saat ini pertempuran masih terjadi di wilayah timur Ukraina, Donbas. Ratusan ribu termasuk warga sipil telah tewas akibat perang itu, hingga muncul kekhawatiran perang nuklir, mengingat Rusia merupakan negara dengan pasokan senjata nuklir terbanyak.

Rezasyah beranggapan, mengingat konflik yang berpotensi pada penggunaan nuklir, RI perlu merancang resolusi di PBB, dengan melibatkan peran serta negara-negara Gerakan Non-Blok dan Organisasi Kerja Sama Islam. Sejauh ini, sudah ada beberapa resolusi yang dikeluarkan PBB soal Ukraina, dari mulai penyeruan gencatan senjata, kecaman soal aneksasi oleh Rusia, hingga desakan untuk penyelesaian konflik, yang dikeluarkan pada waktu terpisah.

Bagi Rezasyah, Indonesia sendiri sulit mendorong peta jalan untuk terlibat lebih jauh dalam penyelesaian perang Rusia Ukraina. Kendati, penegasan sikap soal dukungan terhadap kedaulatan seperti yang tertuang dalam pernyataan ketua ASEAN dalam KTT Labuan Bajo lalu, dan forum internasional lainnya perlu teta disuarakan.

Indonesia, seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan, tidak secara aktif mendukung atau mengecam invasi Rusia, sebab negara-negara ini mengikuti tradisi “non-blok” yang berakar dari Perang Dingin. Sejarah kolonial mereka juga memperkuat skeptisisme tentang Barat.

Hal ini, pada gilirannya, telah memicu keengganan untuk mendukung Ukraina, mengingat dukungan militer dan ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat dan Eropa. Baik Indonesia, India, Afrika Selatan, tetap menjaga hubungan dengan Rusia, walau Barat memberlakukan sanksi.

Pilihan Editor: Hotel di Mekah Kebakaran, 8 Jamaah asal Pakistan Tewas

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

46 menit lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

53 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

58 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

2 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

3 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

3 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

6 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

6 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

7 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya