Pemilu Turki Putaran Kedua Mulai Digelar di Luar Negeri

Reporter

Tempo.co

Senin, 22 Mei 2023 11:18 WIB

Petugas menunjukkan surat suara pemilihan presiden Turki. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Turki yang berada di luar negeri mulai memberikan suara dalam pemilihan presiden putaran kedua. Cuplikan dan foto dari tempat pemungutan suara di seluruh dunia pada hari Sabtu menunjukkan sejumlah besar orang mengantre untuk memilih pada Pemilu Turki.

Pemungutan suara putaran kedua berlangsung di dalam negeri pada 28 Mei setelah Erdogan gagal memenuhi ambang batas 50 persen untuk memenangkan pemilihan presiden langsung pada 14 Mei 2023. Pemilu kali ini dinilai menjadi tantangan politik terbesarnya.

Sekitar 3,4 juta orang Turki di luar negeri berhak memilih, atau sekitar 5 persen dari total suara. Pemungutan suara diaspora memiliki dampak yang jelas pada hasil putaran pertama pemilihan presiden. Masing-masing politisi mempertahankan kubunya di Eropa yang merupakan tempat tinggal lebih dari lima juta orang keturunan Turki.

Pada pemungutan suara putaran pertama, Erdogan menang di Jerman dengan 65 persen suara. Jerman menampung populasi diaspora terbesar dengan 1,5 juta pemilih yang memenuhi syarat. Namun, hasil di seluruh Eropa terpolarisasi. Saingan Erdogan, Kemal Kilicdaroglu mendominasi di Britania Raya, Eropa Selatan dan Timur, termasuk Balkan, Finlandia, dan Swedia.

Komunitas imigran Turki yang lebih baru di Polandia dan Estonia memberikan suara yang sangat mendukung oposisi dengan masing-masing 85 dan 91 persen.

Advertising
Advertising

Pemerintah Turki meminta untuk mendirikan 26 tempat pemungutan suara di konsulat dan lokasi lain di sekitar Jerman. Harapannya pemungutan suara bisa lebih nyaman bagi warga Turki. Jerman menyetujui membangun 16 tempat pemungutan suara.

Oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) telah menghabiskan waktu enam bulan untuk mencoba meyakinkan pemilih yang ragu-ragu dan memobilisasi mereka yang tidak memilih sebelumnya. “Di mana pun Anda berada di dunia, menuju ke kotak suara dalam pemilihan ini adalah tugas nasional,” kata Kilicdaroglu dalam sebuah video di akun Twitternya.

Sementara itu, poster-poster Erdogan dipasang di selatan kota Nuremberg sejak akhir bulan lalu. Pemasangan poster Erdogan ini menimbulkan kontroversi di kalangan politisi lokal Jerman.

Serap Guler, seorang anggota parlemen Jerman keturunan Turki, mengatakan bahwa hasil pemilu yang ketat merupakan kegagalan bagi Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang berkuasa. “Dia memiliki seluruh aparatur negara dan media di belakangnya,” katanya.

“Ini bukan pemilihan yang adil, tetapi pemilihan dengan sumber daya yang tidak setara, namun dia harus maju ke putaran kedua, benar-benar kehilangan muka baginya.”

Berbicara kepada Euronews pekan lalu, pengamat suara Onur Can Varoglu mengatakan bahwa politik Turki seperti sepak bola. "Anda dilahirkan dengan tim Anda dan akan mendukungnya apa pun yang terjadi.”

Kini pemilu Turki tertuju pada Sinan Ogan yang nasionalis, kandidat di urutan ketiga dengan dukungan 5,17 persen. Setiap keputusannya untuk mendukung salah satu dari dua kandidat di putaran kedua bisa menjadi penentu.

Ogan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia akan mendukung Kilicdaroglu dalam putaran kedua. Syaratnya adalah jika Kilicdaroglu setuju untuk tidak menawarkan konsesi kepada partai pro-Kurdi.

Namun menjauhkan diri dari suara Kurdi akan menjadi bencana bagi Kilicdaroglu, yang menang besar di kota-kota yang didominasi Kurdi. Kilicdaroglu dan Binali Yildirim dari Partai AK, mantan perdana menteri, dilaporkan telah menelepon Ogan setelah pemungutan suara.

AL JAZEERA | REUTERS

Pilihan Editor: Zelensky Samakan Bakhmut dengan Hiroshima: Semua Hancur, Tak Ada yang Tersisa

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

3 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

5 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

8 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

11 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

13 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

16 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya