Partai Move Forward dan Pheu Thai Bentuk Koalisi setelah Menang Pemilu Thailand

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 15 Mei 2023 15:08 WIB

Pemimpin partai Pergerakan Maju dan calon perdana menteri, Pita Limjaroenrat, melambai ke kerumunan saat pemilihan umum di Bangkok, Thailand, 14 Mei 2023. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta –Dua partai oposisi utama Thailand pada Senin, 15 Mei 2023, sepakat untuk membentuk koalisi yang berkuasa setelah mereka mengalahkan saingan yang didukung militer dalam pemilu akhir pekan yang telah menguasai pemerintah selama hampir satu dekade.

Pemimpin oposisi Thailand dari Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat, memastikan pihaknya telah melakukan kontak dengan Pheu Thai dan partai-partai oposisi untuk membentuk koalisi. Mereka memperingatkan jangan ada yang ikut campur hasil dari Pemilu Thailand.

Limjaroenrat mengatakan dia telah mengusulkan aliansi yang akan menguasai 309 kursi dan dia siap untuk menjadi perdana menteri. Partai Move Forward menempati posisi pertama dalam pemilihan hari Minggu, diikuti oleh oposisi kelas berat populis Pheu Thai

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan semua pihak harus menghormati hasil pemilu dan tidak ada gunanya menentangnya. "Saya tidak khawatir tapi saya tidak ceroboh," kata Limjaroenrat dalam konferensi pers pada Senin, 15 Mei 2023.

"Ini akan menjadi harga yang cukup besar untuk dibayar jika seseorang berpikir untuk menyanggah hasil pemilu atau membentuk pemerintahan minoritas,” ujarnya menambahkan.

Advertising
Advertising

Move Forward dan Pheu Thai mengalahkan partai-partai yang memiliki hubungan dengan royalis tentara. Kepastian oposisi akan membentuk pemerintahan berikutnya masih kabur, dikarenakan aturan parlemen yang dirancang oleh militer setelah kudeta tahun 2014 yang condong mendukung sekutunya.

Untuk mengatur, kesepakatan mungkin perlu dibuat dengan banyak kubu, termasuk partai saingan dan anggota Senat yang ditunjuk junta dengan catatan mendukung partai konservatif yang dipimpin oleh para jenderal.

Senat mengambil bagian dalam pemungutan suara gabungan dari 750 kursi parlemen bikameral ihwal siapa yang menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan. Dukungan lebih dari setengah, dari dua majelis, atau 376 suara, diperlukan.

Pheu Thai, yang dikendalikan oleh keluarga miliarder Shinawatra mengatakan setuju dengan usulan Pita dan berharap dia beruntung dalam upaya menjadi perdana menteri.

<!--more-->

Militer Berpotensi Masih dalam Pemerintahan

Meskipun hasil pemilihan awal tampaknya menjadi pukulan telak bagi militer dan sekutunya, mereka masih dapat berperan dalam pemerintahan. Aturan parlementer yang berpihak dan beberapa pialang kekuasaan masih berpengaruh di belakang mereka.

Move Forward didorong oleh gelombang minat di kalangan pemuda atas agenda liberal dan janji perubahan yang berani, termasuk memecah monopoli dan mereformasi undang-undang yang menghina monarki.

Partai membuat terobosan dibanding beberapa kubu konservatif. Ia menambahkan dimensi baru pada perebutan kekuasaan yang selama bertahun-tahun berpusat pada keluarga miliarder Shinawatra, kekuatan pendorong di belakang Pheu Thai, dan pembentukan pro-militer, yang menghasilkan dua dekade kegaduhan yang terus berlangsung.

Pita mengatakan Move Forward akan melanjutkan rencananya untuk mengubah undang-undang lese majeste yang ketat terhadap penghinaan terhadap monarki. Para kritikus menilai itu telah digunakan untuk membungkam kebebasan berbicara. Istana Thailand tidak mengomentari hukum atau penggunaannya.

Undang-undang menghukum penghinaan yang dirasakan hingga 15 tahun penjara, dengan ratusan orang menghadapi dakwaan. Beberapa di antaranya berada dalam penahanan pra-sidang.

Pita mengatakan parlemen akan menjadi forum yang tepat untuk mengupayakan amandemen undang-undang tersebut.

"Kami akan menggunakan parlemen untuk memastikan bahwa ada diskusi komprehensif dengan kedewasaan, dengan transparansi tentang bagaimana kami harus bergerak maju dalam hubungan antara monarki dan massa," katanya.

REUTERS

Pilihan Editor: Utusan Khusus China Memulai Tur Perdamaian ke Ukraina, Rusia dan Eropa

Berita terkait

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Hadapi Dakwaan Penghinaan Kerajaan

20 Februari 2024

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Hadapi Dakwaan Penghinaan Kerajaan

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra hadapi kasus lese majeste atau penghinaan terhadap kerajaan terkait dengan komentarnya di Seoul pada Mei 2015.

Baca Selengkapnya

Mengenal Eks-PM Thailand Thaksin Shinawatra yang Dibenci tapi juga Dicintai

18 Februari 2024

Mengenal Eks-PM Thailand Thaksin Shinawatra yang Dibenci tapi juga Dicintai

Miliarder Thailand, mantan PM Thaksin Shinawatra, dibebaskan, menikmati kebebasan setelah hampir 16 tahun lalu lari untuk menghindari penjara.

Baca Selengkapnya

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Dijadwalkan Bebas Hari Ini

18 Februari 2024

Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra Dijadwalkan Bebas Hari Ini

Meskipun diberikan pembebasan bersyarat, eks PM Thailand Thaksin Shinawatra bisa menghadapi masalah hukum atas tuduhan menghina monarki pada 2015.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Thailand Bebaskan Pita Limjaroenrat dari Tuduhan Pelanggaran UU Pemilu

24 Januari 2024

Pengadilan Thailand Bebaskan Pita Limjaroenrat dari Tuduhan Pelanggaran UU Pemilu

Mantan calon perdana menteri Thailand paling populer di kalangan muda, Pita Limjaroenrat dapat tetap menjadi anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Putra Raja Thailand Desak Diskusi Soal Pasal Kontroversial Penghinaan Kerajaan

20 September 2023

Putra Raja Thailand Desak Diskusi Soal Pasal Kontroversial Penghinaan Kerajaan

Putra raja Thailand telah menyerukan diskusi terbuka mengenai undang-undang keras yang melarang penghinaan terhadap keluarga kerajaan

Baca Selengkapnya

Gagal Jadi PM Thailand, Pita Limjaroenrat Mundur dari Ketua Move Forward

15 September 2023

Gagal Jadi PM Thailand, Pita Limjaroenrat Mundur dari Ketua Move Forward

Pita Limjaroenrat mengundurkan diri sebagai pemimpin partai progresif Thailand Move Forward, setelah gagal menjadi perdana menteri

Baca Selengkapnya

PM Thailand yang Baru Tidak Setuju Wisata Ganja

15 September 2023

PM Thailand yang Baru Tidak Setuju Wisata Ganja

Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melakukan dekriminalisasi ganja pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Agenda Ekonomi PM Baru Thailand, Srettha Thavisin, Dikecam Parlemen

11 September 2023

Agenda Ekonomi PM Baru Thailand, Srettha Thavisin, Dikecam Parlemen

Srettha Thavisin mendapat kecaman di parlemen atas agenda kebijakan yang oleh anggota parlemen oposisi dinilai tidak memenuhi janji pemilu partainya.

Baca Selengkapnya

Raja Thailand Lantik Srettha Thavisin sebagai PM Thailand

5 September 2023

Raja Thailand Lantik Srettha Thavisin sebagai PM Thailand

Srettha Thavisin, yang partainya Pheu Thai memimpin koalisi, dan 33 menteri kabinetnya berjanji setia kepada monarki.

Baca Selengkapnya

Raja Thailand Dukung Kabinet PM Srettha Thavisin, Kebijakan Pertama Longgarkan Visa untuk Turis Cina

2 September 2023

Raja Thailand Dukung Kabinet PM Srettha Thavisin, Kebijakan Pertama Longgarkan Visa untuk Turis Cina

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mendukung kabinet baru, termasuk taipan real estat Srettha Thavisin sebagai perdana menteri.

Baca Selengkapnya