Pembatasan Covid-19 Dicabut, Biden Berlakukan Aturan Baru Imigrasi di Perbatasan

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 13 Mei 2023 09:54 WIB

Migran yang mencari suaka di AS, berkumpul di jembatan Perbatasan Internasional Matamoros-Brownsville, di Matamoros, Meksiko 12 Mei 2023. REUTERS/Daniel Becerril

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Biden mulai menerapkan perubahan kebijakan besar-besaran di perbatasan AS-Meksiko, Jumat, 12 Mei 2023, karena perintah era Covid-19 yang memungkinkan pengusiran cepat banyak migran berakhir dan pembatasan suaka baru berlaku di tengah kebingungan dan ketidakpastian.

Di menit-menit terakhir, beberapa tindakan pengadilan menambah kebingungan tentang bagaimana strategi ulang perbatasan Presiden Joe Biden akan dimainkan, dengan para advokat mengajukan gugatan hukum terhadap peraturan suaka baru saat diberlakukan.

Menghadapi kekhawatiran bahwa berakhirnya perintah tiga tahun - yang dikenal sebagai Title 42 - dapat semakin membebani fasilitas perbatasan, kota besar dan kota kecil AS, pejabat AS terus mengawasi pergerakan imigran yang telah mencatat rekor jumlah baru-baru ini.

"Kami terus menjumpai non-warga negara dalam jumlah besar di perbatasan, tetapi kami tidak melihat peningkatan substansial dalam semalam atau arus masuk pada tengah malam," ketika Title 42 berakhir, kata pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS Blas Nunez-Neto kepada wartawan, Jumat.

Berusaha untuk mencegah para migran bepergian ke perbatasan, pemerintah Meksiko mengatakan lembaga migrasi nasionalnya telah memerintahkan kantornya untuk tidak mengeluarkan dokumen imigrasi atau izin lain yang memungkinkan perjalanan di dalam negeri, menciptakan hambatan lain bagi para imigran.

Advertising
Advertising

Di pagar perbatasan AS yang memisahkan El Paso, Texas, dari Ciudad Juarez di Meksiko, ratusan imigran yang tidur di sana semalaman membentuk satu antrean untuk dibawa ke AS oleh pihak berwenang dan dinaikkan ke dalam bus. Garda Nasional Texas, pasukan negara bagian, dan agen perbatasan berpatroli di daerah itu.

Aktivis Imigrasi yang diwakili American Civil Liberties Union mengajukan tantangan hukum melawan aturan-aturan suaka baru, mengklaim bahwa hal itu melanggar undang-undang AS dan internasional.

Para aktivis berpendapat baha aturan baru, yang diberlakukan pemerintahan Demokrat Biden untuk mencegah perlintasan ilegal, mirip dengan pembatasan-pembatasan yang diterapkan oleh pendahulu Republiknya, Donald Trump, yang berhasil mereka blokir di pengadilan.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas membela regulasi Biden, dengan mengatakan aturan itu ditujukan agar para migran masuk melalui jalur legal. "Ini akan menjadi transisi yang sulit,” katanya kepada MSNBC.

Petugas suaka AS bergegas memikirkan logistik penerapan peraturan suaka yang baru.

Lebih memperumit kebijakan AS yang baru, seorang hakim federal di Florida memerintahkan Patroli Perbatasan AS untuk tidak melepaskan migran mana pun tanpa terlebih dahulu mengeluarkan pemberitahuan resmi untuk hadir di pengadilan imigrasi. Jaksa Agung Texas kemudian meminta hakim federal untuk melakukan hal yang sama.

REUTERS

Pilihan Editor: Parlemen Portugal Legalkan Eutanasia

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

23 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

3 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

4 hari lalu

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

Unjuk rasa Pro-Palestina mahasiswa di AS atas perang Gaza kian intensif dan meluas selama seminggu terakhir, termasuk di Yale dan New York University.

Baca Selengkapnya