Selain PM Thailand, Pemimpin Myanmar Juga Tak Hadir dalam KTT ASEAN karena Kekerasan
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Rabu, 10 Mei 2023 12:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PM Thailand Prayut Chan-o-Cha absen dari KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT, 9-11 Mei 2023, karena akan ikut dalam pemilihan umum yang digelar pada 14 Mei mendatang. Chan-o-Cha akan bersaing dengan calon oposisi yakni Paetongtarn Shinawatra dan Pita Limjaroenrat.
Delegasi Thailand akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri, Don Pramudwinai, kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong.
"PM Thailand diwakilkan Wakil PM, karena akan pemilu pada 14 Mei," kata Usman kepada awak media di Media Center KTT ASEAN ke-42 di Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Senin, 8 Mei 2023.
Pemimpin Myanmar juga tak hadir
PM Thailand, lanjut Usman, menjadi satu dari dua pemimpin negara ASEAN yang tidak menghadiri KTT ASEAN 2023 bersama Myanmar. Ketidakhadiran pemimpin Myanmar sejalan dengan sikap ASEAN yang selama ini telah mengecualikan junta militer Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi organisasi kawasan tersebut.
“Ini sesuai keputusan para leaders (ASEAN),” kata Retno dalam jumpa pers pada Jumat, 5 Mei 2023.
Hal itu karena militer dianggap gagal menerapkan Konsensus Lima Poin, yakni sebuah rencana perdamaian yang diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 guna membantu mengakhiri konflik di Myanmar.
Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto Suryodipuro mengatakan bahwa perwakilan Kemenlu Myanmar turut hadir mewakili negaranya dalam pertemuan tingkat pejabat senior (SOM) ASEAN di The Golo Mori Convention Center, Golo Mori, Labuan Bajo, Senin.
Total delapan kepala pemerintahan Asia tenggara akan hadir dalam rapat di Labuan Bajo, plus Sekjen ASEAN dan Perdana Menteri Timor Leste – yang keanggotaan bloknya tengah diproses.<!--more-->
Jokowi dan Menlu Retno serukan Myanmar hentikan kekerasan
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan supaya kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Dia meminta semua pihak di negara yang dilanda konflik itu untuk dialog, saat lembaga bantuan ASEAN menjadi target sasaran sebuah serangan.
"Ïni tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali, hentikan kekerasan, stop using force, stop violence karena rakyat yang akan menjadi korban,” kata Jokowi saat jumpa pers di Labuan Bajo, Senin, 8 Mei 2023, jelang KTT ASEAN pekan ini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyatakan Indonesia secara senyap sudah berkomunikasi dengan sejumlah pemangku kepentingan di Myanmar. Jelang KTT ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia dengan tegas meminta penghentian kekerasan di Myanmar.
“Kita menyerukan penghentian kekerasan yang memakan korban sipil cukup banyak. Indonesia sebagai Ketua ASEAN mengecam keras penggunaan kekerasan yang mengakibatkan korban sipil yang makin banyak,” kata Retno dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2023.
Retno menyebut upaya Indonesia ini merupakan implementasi dari lima butir konsensus yang yang disepakati ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.
Tak ada tanda-tanda berakhir, para pemimpin ASEAN kehilangan kesabaran
Sejauh ini belum ada tanda-tanda akan berakhirnya kekerasan di Myanmar. Lebih dari 100 orang tewas pada 11 April dalam serangan udara oleh militer di sebuah desa, menurut aktivis oposisi dan media.
Para pemimpin ASEAN telah kehilangan kesabaran dengan junta atas kegagalannya untuk mengimplementasikan konsensus perdamaian dan serangan terus-menerus terhadap lawan. Blok tersebut sejak akhir 2021 melarang junta menghadiri pertemuan tingkat tinggi hingga kemajuan terlihat.
Kekerasan yang melanda Myanmar
Myanmar dilanda kekerasan dan gejolak ekonomi sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2021. Tatmadaw melancarkan tindakan keras terhadap lawan, beberapa di antaranya melarikan diri ke luar negeri untuk membentuk pemerintahan di pengasingan, NUG.
Pihak lainnya bergabung dengan kelompok perlawanan bersenjata nasional, yang bersekutu dengan NUG dan beberapa tentara etnis minoritas dalam memerangi junta.
YUDONO YANUAR | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Tak Hadir di KTT ASEAN Karena Pemilu, PM Thailand Diwakili Wakil PM Sekaligus Menlu