Jokowi dan Menlu Retno Kompak Serukan Myanmar Hentikan Kekerasan, Apa Katanya?
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Senin, 8 Mei 2023 17:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan supaya kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Dia meminta semua pihak di negara yang dilanda konflik itu untuk dialog, saat lembaga bantuan ASEAN menjadi target sasaran sebuah serangan.
Ada baku tembak saat penyerahan bantuan ASEAN
Jokowi menyebut ada tembak menembak saat tim bantuan kemanusiaan ASEAN atau AHA Centre mengirimkan pertolongannya ke Myanmar kemarin. Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggung jawab dalam serangan itu.
"Ïni tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali, hentikan kekerasan, stop using force, stop violence karena rakyat yang akan menjadi korban,” kata Jokowi saat jumpa pers di Labuan Bajo, Senin, 8 Mei 2023, jelang KTT ASEAN pekan ini.
Jokowi sebut Indonesia mampu fasilitasi AHA Centre
Dalam keterangan persnya, Jokowi sendiri menilai Indonesia mampu memfasilitasi AHA Centre sehingga joint needs assessment mampu diselesaikan, walau sempat tertunda cukup lama karena masalah akses.
Presiden melihat itu sebagai bagian dari upaya implementasi konsensus lima butir yang dibuahkan oleh ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar. Solusi damai yang dikenal Five Point Consensus itu mencakup dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman utusan khusus ke Myanmar.
AHA Centre sebut pihaknya tak punya kapasitas untuk kirim bantuan ke Myanmar
Di sisi lain, ketua organisasi riset dan advokasi masyarakat Myanmar Progressive Voice, Khin Ohmar, menganggap AHA Centre tidak memiliki kapasitas untuk mengirimkan bantuan ke Myanmar. Dalam sebuah diskusi di Jakarta, awal Mei, Khin mengatakan independensi AHA Centre dipertanyakan karena beberapa dewan pengurusnya merupakan bagian dari junta.
Menurut dia, bantuan yang selama ini dikirim melalui AHA Centre ke Myanmar justru disalurkan kepada militer. “AHA Centre bertujuan untuk mengirim bantuan kemanusiaan yang disebabkan bencana alam. Sementara krisis Myanmar disebabkan bencana politik oleh manusia. AHA Centre tidak punya kapasitas untuk merespons konflik ini,” kata Khin.<!--more-->
Menlu Retno sebut sudah komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Indonesia secara senyap sudah berkomunikasi dengan sejumlah pemangku kepentingan di Myanmar. Jelang KTT ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia dengan tegas meminta penghentian kekerasan di Myanmar.
“Kita menyerukan penghentian kekerasan yang memakan korban sipil cukup banyak. Indonesia sebagai Ketua ASEAN mengecam keras penggunaan kekerasan yang mengakibatkan korban sipil yang makin banyak,” kata Retno dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2023.
Retno menyebut upaya Indonesia ini merupakan implementasi dari lima butir konsensus yang yang disepakati ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.
Tak ada tanda-tanda berakhir, para pemimpin ASEAN kehilangan kesabaran
Sejauh ini belum ada tanda-tanda akan berakhirnya kekerasan di Myanmar. Lebih dari 100 orang tewas pada 11 April dalam serangan udara oleh militer di sebuah desa, menurut aktivis oposisi dan media.
Para pemimpin ASEAN telah kehilangan kesabaran dengan junta atas kegagalannya untuk mengimplementasikan konsensus perdamaian dan serangan terus-menerus terhadap lawan. Blok tersebut sejak akhir 2021 melarang junta menghadiri pertemuan tingkat tinggi hingga kemajuan terlihat.
Kekerasan yang melanda Myanmar
Myanmar dilanda kekerasan dan gejolak ekonomi sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2021. Tatmadaw melancarkan tindakan keras terhadap lawan, beberapa di antaranya melarikan diri ke luar negeri untuk membentuk pemerintahan di pengasingan, NUG.
Pihak lainnya bergabung dengan kelompok perlawanan bersenjata nasional, yang bersekutu dengan NUG dan beberapa tentara etnis minoritas dalam memerangi junta.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Setelah Insiden Drone, Rusia Tuduh Ukraina dan AS Lagi dalam Kasus Bom Mobil