Penobatan Raja Charles III Disaksikan Puluhan Ribu Orang Bermahkota Kertas dan Plastik
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Sabtu, 6 Mei 2023 16:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tua dan muda, dari Inggris dan seluruh dunia, puluhan ribu orang berkumpul di pusat kota London pada Sabtu, tertarik oleh daya pikat dari apa yang mereka katakan sebagai kesempatan untuk menyaksikan momen dalam sejarah.
Sejak dini hari, orang-orang berpakaian merah, putih dan biru serta memegang bendera serikat pekerja berbaris di jalan-jalan untuk menyaksikan penobatan Raja Charles III, penobatan pertama di Inggris selama 70 tahun yang akan ditandai dengan tampilan kemegahan dan arak-arakan yang luas.
Mereka yang berkumpul memiliki alasan berbeda untuk berada di sana: banyak pengunjung yang lebih tua ingin menunjukkan dukungan mereka untuk Charles dan monarki, yang lain mencatat dimulainya era baru, beberapa pengamat yang lebih muda berbicara tentang keinginan untuk menyaksikan sejarah dan yang lainnya ingin berpesta.
Antonina Strain, 53, melakukan perjalanan dari Toronto bersama saudara perempuannya Yvonne Havery, mengatakan bahwa dia lahir di London dan kembali untuk penobatan adalah kesempatan sekali seumur hidup.
"Saya tidak bisa membayangkan Inggris Raya tanpa seorang raja," katanya. "Itu tertanam dalam jiwa negara."
Penobatan berlangsung di tengah krisis biaya hidup dan skeptisisme publik, terutama di kalangan muda, tentang peran dan relevansi monarki, dan keuangannya.
Raja Charles III, yang paling lama menunggu tahta raja Inggris mana pun, tidak sepopuler ibunya, Ratu Elizabeth, dan penobatannya tidak mungkin menarik jutaan orang yang memadati jalan untuk menyaksikan penobatannya pada 1953.
Tetapi jajak pendapat menunjukkan masyarakat umumnya menyetujui Charles sebagai raja dan mayoritas masih mendukung monarki, bahkan jika orang yang lebih muda jauh kurang tertarik.
Pada pukul 7 pagi waktu setempat, kerumunan orang di bulevar besar Mall yang mengarah ke Istana Buckingham mencapai kedalaman 20 barisan, dengan banyak yang mengenakan mahkota kertas dan mengibarkan bendera.
Di stasiun Waterloo, divisi militer dalam pakaian seremonial yang dipimpin oleh marching band mereka turun dari kereta menuju istana.
Sam Mindenhall, seorang pekerja kafe berusia 27 tahun dari Bristol, Inggris barat daya, mengatakan menurutnya Charles telah berusaha menyeimbangkan tradisi monarki yang sudah ada sejak hampir 1.000 tahun dengan wajah modern Inggris, dengan merujuk pada berbagai agama di negara itu.
"Saya pikir banyak masalah yang dia pedulikan cukup penting," katanya, seraya menambahkan bahwa Charles tampaknya "berusaha lebih inklusif dan membawa lebih banyak orang ke negara kita".
REUTERS
Pilihan Editor: Pemuda dengan Simbol Neo Nazi Tersangka Penembakan Massal Kedua Serbia