TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemuda mengenakan T-shirt dengan simbol neo Nazi membunuh delapan orang dan melukai 14 lainnya dalam penembakan massal kedua di Serbia dalam beberapa hari berturut-turut, dan dia kemudian ditangkap bersembunyi di rumah kakeknya, kata pihak berwenang pada hari Jumat, 5 Mei 2023.
Penembakan massal terakhir terjadi di desa Dubona, selatan ibu kota, Kamis malam, saat negara Balkan itu sedang berduka atas sembilan orang yang tewas sehari sebelumnya dalam penembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun di sebuah sekolah Beograd.
"Ini mengerikan bagi negara kami, ini kekalahan besar. Dalam dua hari, begitu banyak ... tewas," kata seorang warga desa bernama Ivan tak jauh dari lokasi penembakan.
Televisi milik negara RTS mengatakan tersangka terlibat dalam perkelahian di halaman sekolah. Dia pergi untuk mengambil senapan serbu dan pistol, melepaskan tembakan, lalu terus menembaki orang-orang dari mobil yang bergerak.
Pria itu menembaki orang-orang di dua desa terdekat sebelum melarikan diri, kata pihak berwenang. Polisi akhirnya menemukannya bersembunyi di rumah kakeknya, di mana mereka juga menemukan granat tangan, senapan otomatis, dan amunisi.
"Tersangka U.B., lahir pada 2002, telah ditangkap di sekitar kota Kragujevac, dia diduga membunuh delapan orang dan melukai 14 lainnya dalam semalam," kata Kementerian Dalam Negeri Serbia dalam sebuah pernyataan.
Polisi juga menahan kakek dan pamannya.
Dalam pidato nasional yang suram, Presiden Aleksandar Vucic menyebut insiden itu sebagai "serangan teroris" dan mengatakan pria bersenjata itu mengenakan kaus bersimbol neo Nazi.
"Akan ada keadilan. Monster-monster ini tidak akan pernah muncul lagi," katanya, mengacu pada tersangka dari kedua penembakan minggu ini.
Terlepas dari pengawasan senjata yang kuat, Serbia dan Balkan Barat lainnya dibanjiri dengan senjata dan persenjataan kelas militer yang tetap berada di tangan swasta setelah perang tahun 1990-an.