Serangan Drone ke Kremlin: Rusia Kebobolan atau Hanya demi Dukungan Domestik?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 5 Mei 2023 07:34 WIB

Potongan video menunjukkan ledakan pada kubah gedung Senat Kremlin dalam dugaan serangan drone Ukraina di Moskow, Rusia, dalam gambar ini diambil dari video yang diperoleh Reuters 3 Mei 2023. Ostorozhno Novosti/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menyatakan terjadi dua serangan drone ke Kremlin pada Rabu malam, 3 Mei 2023, dan menuding Ukraina sebagai pelaku dengan Amerika Serikat menjadi arsitek serbuan itu.

Serangan ini menjadi penetrasi senjata paling parah ke wilayah udara Rusia dalam waktu sekitar 36 tahun. Lima bulan lalu, sebuah serangan drone menghantam pangkalan udara Rusia di Dyagilevo, berjarak ratusan km dari Moskow.

Bisa dikatakan, Rusia telah kebobolan dan ini menjadi tamparan bagi Presiden Vladimir Putin dan merusak kepercayaan warga Rusia atas pernyataan superioritas pertahanannya pada saat perang berkecamuk di perbatasan mereka.

“Jika kita menganggap itu adalah serangan Ukraina, anggap itu sebagai serangan performatif, demonstrasi kemampuan dan pernyataan niat: ‘jangan berpikir Moskow aman’”, tulis spesialis Rusia dan analis keamanan Mark Galeotti di Twitter seperti dikutip Aol.com, Kamis.

Bagi Galeotti, pakar asal Inggris, tidak mungkin serangan itu direncanakan untuk menargetkan Putin, yang terkenal jarang pergi ke Kremlin, apalagi menginap di sana semalaman.

Advertising
Advertising

Peristiwa itu juga bertepatan dengan persiapan Hari Kemenangan Rusia 9 Mei yang ditandai dengan parade militer melintasi Lapangan Merah, di bawah tembok Kremlin.

Amerika Serikat meragukan akan keaslian serangan itu. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Rusia "hanya berbohong" dan menambahkan masih belum jelas apa yang terjadi di Kremlin.

Ketika ditanya tentang dugaan niat Rusia untuk membunuhnya, Presiden Ukraina Zelensky mengatakan, “Ini sangat sederhana. Rusia tidak memiliki kemenangan. Dia [Putin] tidak bisa lagi memotivasi masyarakatnya, dan dia tidak bisa lagi mengirim pasukannya ke kematian mereka … sekarang dia perlu memotivasi rakyatnya untuk maju.”

Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS dan pejabat CIA, mengatakan kepada BBC News bahwa Rusia mungkin mengarang ini untuk digunakan sebagai dalih menargetkan Presiden Zelensky. "Sesuatu yang telah mereka coba [lakukan] di masa lalu," katanya

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan dia "tidak akan menerima komentar mentah-mentah dari Rusia" dan mereka menilai laporan tersebut.

“Kami jelas akan menilai apa yang telah kami lihat di media terbuka dan kemudian kami mungkin akan mengeluarkan komentar nanti, tetapi saat ini saya tidak akan berkomentar karena itu adalah komentar sepihak oleh Rusia dan saya pikir apa yang telah kita pelajari dalam seluruh konflik ini adalah saya tidak akan menerima komentar mentah-mentah dari Rusia,” katanya.

Phillips O'Brien dari University of St Andrews menilai klaim Rusia itu sebagai cara "untuk membuat Ukraina terlihat sembrono, baik untuk melemahkan dukungan Barat atau mencoba menopang dukungan domestik Rusia".

AOL | REUTERS | BBC

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

19 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya