Lanjutkan Kampanye setelah Melahirkan, Bagaimana Peluang Paetongtarn Shinawatra dalam Pemilu Thailand?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 4 Mei 2023 13:15 WIB

Paetongtarn Shinawatra. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kandidat kuat Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, akan melanjutkan kampanye minggu depan usai melahirkan kemarin. Dia tetap yakin akan menang telak dalam pemilu.

Paetongtarn membuat penampilan publik pertama setelah menghilang selama sebulan, untuk melahirkan anak keduanya, Prutthasin. Anak yang dipanggil Thasin itu lahir pada Senin, 1 Mei 2023.

"Thailand perlu berubah dan Partai Pheu Thai adalah satu-satunya jawaban," katanya dalam konferensi pers di sebuah rumah sakit Bangkok, Rabu, 3 Mei 2023, tak lama setelah memperkenalkan anak barunya di inkubator, yang dia sebut sebagai "berkah".

"Kita tidak bisa menunggu lagi... Jika Pheu Thai bisa menang telak dan menjadi pemerintah, kita bisa segera melakukan perubahan."<!--more-->

Paetongtarn Shinawatra unggul dalam jejak pendapat

Paetongtarn, 36 tahun, adalah calon terdepan dalam banyak jajak pendapat untuk pemilu 14 Mei 2023. Partai Pheu Thai-nya juga memimpin dalam jajak pendapat baru-baru ini dan telah memenangkan setiap pemilihan sejak 2001, termasuk dua kontestasi yang dicapai dengan telak.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha tertinggal jauh di belakang Paetongtarn Shinawatra, saingan utama dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum. Dukungan terhadap Paetongtarn Shinawatra melonjak 10 poin menjadi 38,2% dalam survei yang dilakukan oleh National Institute of Development Administration (NIDA) yang diterbitkan pada akhir pekan, sementara Prayuth membuntuti di tempat ketiga dengan 15,65%.

Politisi oposisi, Pita Limjaroenrat, yang memimpin partai Phak Kao Klai, mendapat dukungan dari 15,75% responden. Paetongtarn adalah putri bekas PM Thaksin Shinawatra, yang juga miliarder populer di Thailand.

Sebagian besar analis memperkirakan Pheu Thai akan gagal total dan perlu membentuk aliansi, yang gagal dilakukan pada pemilu 2019. Itu adalah jajak pendapat pertama yang diadakan sejak pemerintahan bibinya, Yingluck Shinawatra, digulingkan dalam kudeta 2014.

Partai oposisi lainnya, Move Forward, secara umum dipandang sebagai mitra yang paling mungkin dan sekarang mengalami lonjakan jajak pendapat yang terlambat.

Saat ditanya tentang aliansi Move Forward, dia mengatakan Pheu Thai akan bergabung dengan "partai-partai yang mendukung kebijakan kami" dan mengesampingkan saingan yang didukung militer.

Sikap publik terhadap keluarga Shinawatra tetap terbelah di Thailand. Mereka dicintai oleh banyak orang selama bertahun-tahun karena kebijakan populisnya, tetapi dicerca oleh beberapa keluarga dan institusi paling kuat di negara itu.

Ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra, adalah perdana menteri selama lima tahun sebelum dia digulingkan oleh militer dalam kudeta 2006. Dia dan saudari Yingluck sama-sama mengasingkan diri untuk menghindari hukuman penjara karena penyalahgunaan kekuasaan, tuduhan yang menurut mereka bermotivasi politik.

Pada Senin, Thaksin, 73 tahun, menegaskan kembali janjinya di Twitter bahwa dia akan kembali ke Thailand setelah 15 tahun di pengasingan.

Kendati demikian, Paetongtarn pada Rabu menekankan kepulangan ayahnya tidak akan terkait dengan politik. "Ayah ingin kembali untuk merawat cucu-cucunya. Dia tidak mengatakan ingin menjadi perdana menteri," katanya.<!--more-->

Prayuth abaikan jejak pendapat

Prayuth, yang berkuasa sejak mengkudeta pemerintahan Yingluck Shinawatra pada 2014, mengabaikan hasil survei terbaru.

"Jajak pendapat adalah jajak pendapat. Itu tergantung pada apa yang diinginkan rakyat ... tidak boleh merusak negara - itu yang paling penting untuk pemerintahan berikutnya," kata Prayuth kepada wartawan, Senin.

"Saya ingin melakukan yang terbaik," katanya.

Paetongtarn, 36 tahun, lebih dikenal dengan julukan "Ung Ing" adalah salah satu calon perdana menteri untuk partai Pheu Thai, yang memenangkan setiap pemilu Thailand sejak 2001.

Jajak Pendapat NIDA, yang mensurvei 2.000 pemilih di seluruh Thailand pada bulan Maret, juga menunjukkan bahwa hampir 50% responden mengatakan mereka akan mendukung calon parlemen dari Pheu Thai.

Paetongtarn pada hari Jumat mengatakan dia yakin akan memenangkan pemilihan dengan telak untuk mencegah setiap manuver politik terhadap partainya, yang sebelumnya disingkirkan oleh keputusan pengadilan dan kudeta militer.

DANIEL A. FAJRI | YUDONO YANUAR

Pilihan Editor: Profil Lula da Silva, Presiden Brasil yang Kritik PBB soal Palestina

Berita terkait

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

9 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

10 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

49 hari lalu

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

53 hari lalu

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

Gus Miftah mengkritisi larangan pemerintah terkait penggunaan speaker masjid di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Temukan Pembagian Bahan Kampanye saat Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur

53 hari lalu

Bawaslu Temukan Pembagian Bahan Kampanye saat Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur

Bawaslu menemukan adanya kegiatan kampanye di TPS saat PSU di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Anggota Bawaslu RI Beberkan Sejumlah Kejanggalan PSU di Kuala Lumpur

53 hari lalu

Anggota Bawaslu RI Beberkan Sejumlah Kejanggalan PSU di Kuala Lumpur

Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur, Malaysia, menorehkan sejumlah catatan dari Bawaslu RI. Anggota Bawaslu ini membeberkannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

54 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Heboh Dikira Mau Nikah Lagi, Marshanda Ternyata Kampanye Ini

6 Maret 2024

Heboh Dikira Mau Nikah Lagi, Marshanda Ternyata Kampanye Ini

Aktris Marshanda membagikan unggahan ia mengenakan gaun biru, lengkap dengan buket cantik. Apa ia sedang menyebarkan undangan pernikahan?

Baca Selengkapnya

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Terbukti Langgar Administrasi Pemilu 2024, Ini Kronologi dan Sanksi Bawaslu

2 Maret 2024

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Terbukti Langgar Administrasi Pemilu 2024, Ini Kronologi dan Sanksi Bawaslu

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan terbukti melanggar administrasi pemilu terkait cuti kampanye. Lantas, bagaimana kronologi dan sanksi Bawaslu?

Baca Selengkapnya