Profil Abdalla Hamdok, Eks PM yang Ingatkan Potensi Perang Sipil dalam Konflik Sudan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 2 Mei 2023 12:46 WIB

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan Kanselir Jerman Angela Merkel (tidak difoto) berbicara kepada media di Kanselir di Berlin, Jerman, 14 Februari 2020. [REUTERS/Hannibal Hanschke/File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok pada Sabtu, 29 April 2023, mengutarakan kekhawatirannya kalau konflik Sudan bisa memicu terjadinya sebuah perang sipil, yang disebutnya bisa menjadi mimpi buruk bagi dunia. Sudan adalah sebuah negara yang terletak di timur laut benua Afrika.

“Tuhan melarang Sudan mencapai titik perang sipil,” kata Hamdok dalam sebuah acara di Ibu Kota Nairobi, Kenya, Sabtu, 29 April 2023.

Hamdok sangat yakin perang sipil di Suriah, Yaman dan Libya hanyalah perang kecil jika dibanding ketakutan-ketakutan yang mungkin bakal meletup di Sudan. Jika terjadi perang sipil di Sudan, maka itu akan menjadi sebuah mimpi buruk bagi dunia.

Hamdok menambahkan dia melihat konflik di Sudan saat ini tidak masuk akal. Tidak ada pihak yang bakal keluar sebagai pemenang dalam konflik ini sehingga dia pun berharap konflik segera dihentikan.

Lalu, siapa sebenarnya Abdalla Hamdok?<!--more-->

Profil Abdalla Hamdok, Perdana Menteri Sudan dari Sipil

Advertising
Advertising

Dilansir dari Al Jazeera, Hamdok lahir pada tahun 1956 di provinsi Kordofan tengah selatan, Hamdok memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai seorang ekonom dan analis kebijakan senior yang mengkhususkan diri dalam pengembangan di seluruh Afrika. Ia memperoleh gelar sarjana sains dari Universitas Khartoum dan gelar doktor dalam bidang ekonomi dari Universitas Manchester di Inggris.

Mulai dari tahun 1981 hingga 1987, ia menjabat sebagai pejabat senior di Kementerian Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Sudan, sebelum menjabat dalam beberapa posisi kepemimpinan di lembaga seperti Bank Pembangunan Afrika dan Organisasi Perburuhan Internasional.

Terakhir, ia menjabat sebagai wakil sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika, posisi yang dipegangnya sejak November 2011.

Hamdok muncul sebagai pemimpin sipil Sudan setelah gelombang protes yang dipimpin oleh kaum muda menggulingkan penguasa lama Omar al-Bashir, yang ditangkap oleh militer pada April 2019. Hamdok berada di luar Sudan dan tidak terlibat langsung dalam gerakan protes, tetapi penunjukan teknokrat ini disambut baik oleh sebagian besar penduduk dan masyarakat internasional.

Tantangannya sangat besar, mulai dari krisis politik dan ekonomi, kelangkaan barang-barang pokok, dan kebutuhan untuk membangun kembali sektor perbankan yang hampir kolaps. Hamdok mengandalkan pengalamannya dalam berbagai inisiatif perdamaian di Afrika ketika Sudan menandatangani kesepakatan dengan kelompok pemberontak pada Oktober 2020 untuk mengakhiri ketidakstabilan di wilayah Darfur, Kordofan, dan Blue Nile.

Mantan Perdana Menteri Hamdok didongkel dari kekuasaannya oleh Panglima Militer Abdel Fattah al-Burhan pada Oktober 2021. Sudan sedang berada dalam masa transisi yang rapuh untuk menuju pemerintahan yang demokratis.<!--more-->

Korban Konflik Sudan

Sekitar 500 warga sipil diperkirakan tewas sejak konflik meletup pada 15 April 2023, di mana konflik telah membuat turbulensi politik. Konflik di Sudan terjadi antara Angkatan Bersenjata Sudan yang dipimpin Abdel Fattah al-Burhan dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pimpinan Mohamed Hamdan Daglo. Perselisihan utama antara kedua belah pihak perihal rencana integrasi RSF untuk masuk ke Angkatan Darat Sudan.

Saat ini kedua belah pihak bersengketa sudah setuju untuk gencatan senjata, namun sejauh ini belum ada tindakan tegas yang diambil karena kekerasan masih berlanjut di Ibu Kota Khartoum. Konflik di Sudan dilaporkan sudah meluas hingga membuat listrik padam, bahan makanan dan air berkurang. PBB memperkirakan sekitar 75 ribu orang kehilangan tempat tinggal dampak dari kekerasan ini dan WNA yang tinggal di Sudan pun berbondong-bondong meninggalkan Sudan.

SUCI SEKARWATI | NAUFAL RIDHWAN

Pilihan Editor: Sebut Pengungsi Konflik Sudan Capai 800 Ribu, PBB: Krisis Kemanusiaan Jadi Bencana Besar

Berita terkait

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

1 hari lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

7 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

12 hari lalu

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

12 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

14 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

15 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

17 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

18 hari lalu

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya