Penyebab Gelombang Panas yang Melanda Indonesia dan Asia

Reporter

Tempo.co

Kamis, 27 April 2023 17:01 WIB

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara tengah mengalami gelombang panas yang mematikan pada April 2023. Melansir dari asianews.network, ini adalah rekor suhu panas tertinggi yang dialami sebagian besar negara dalam beberapa dekade terakhir.

Myanmar menjadi negara dengan suhu paling tinggi, yakni 45 derajat celsius. Kemudian diikuti oleh Thailand dan India dengan suhu 44,6 dan 44,5 derajat celsius. Sementara itu, Laos dan Vietnam memiliki suhu 42,4 derajat celcius.

Suhu udara di Nepal mencapai 42,2 derajat celsius, sedangkan China 41,9 derajat celsius. Sedikit melandai, Filipina suhunya 37 derajat celsius dan Singapura 36,7 derajat celsius. Indonesia sendiri berada di urutan ke-11 dengan suhu rata-rata 33 derajat celsius.

Gelombang panas bisa berarti “mematikan” secara harfiah. Seperti di negara bagian Maharashtra, India, setidaknya 13 orang meninggal akibat sengatan panas setelah menghadiri upacara penghargaan negara pada Minggu, 16 April 2023 yang sempat menarik lebih dari satu juta orang pengunjung.

Lantas, apa itu sebenarnya gelombang panas, penyebab, dampak, serta solusi yang dapat digaungkan? Melansir dari blogs.adb.org, simak penjelasan berikut menurut ekonom lingkungan Lan N. Lee dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank atau ADB).

Apa Itu Gelombang Panas dan Mengapa Suhu Naik Begitu Tinggi?

Advertising
Advertising

Gelombang panas adalah peristiwa panas ekstrem yang menyebabkan cuaca panas dan lembab yang tidak normal dalam waktu lama. Besarnya suhu dalam gelombang panas bervariasi dari lokasi ke lokasi, tergantung sebagaimana cuaca “normal” untuk musim tertentu.

Gelombang panas terjadi ketika ada tekanan tinggi di atmosfer yang memaksa udara panas turun dan menjebaknya di atas tanah. Sistem bertekanan tinggi ini berfungsi seperti kunci yang mencegah udara panas naik. Akibatnya, hujan tidak dapat terbentuk dan udara panas menjadi lebih panas lagi.

Gelombang panas dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang berdasarkan intensitas stres panas. Pada umumnya, terdapat tiga kategori gelombang panas: intensitas rendah, parah, dan ekstrem. Gelombang panas intensitas rendah lebih sering terjadi, sementara gelombang panas yang parah dan ekstrem lebih sulit untuk ditangani.

Kenapa Gelombang Panas sering Terjadi saat Ini?

Perubahan iklim adalah penyebab utama gelombang panas, baik yang berintensitas rendah, parah, maupun ekstrem. Anggapan gelombang panas ekstrem 100 tahun lalu akan 30 kali lebih mungkin terjadi sekarang dengan tingkat pemanasan global saat ini.

Selain itu, udara yang lebih hangat seringkali disertai kelembapan dengan menahan dan memindahkan air yang menguap dari tanah, tumbuhan, dan lautan ke atmosfer. Kombinasi panas dan kelembapan ekstrem, atau yang disebut suhu “bola basah” (wet-bulb), menjadikan gelombang panas lebih berbahaya bagi kehidupan manusia.

Apa Dampak dari Gelombang Panas?

Selain kesehatan, gelombang panas menimbulkan ancaman serius bagi industri pertanian, energi, dan infrastruktur. Lebih dari 6.500 orang meninggal dunia akibat suhu panas di India sejak 2010. Saat serangan panas 2018 di Jepang, tercatat 138 kematian dan lebih dari 70.000 orang memerlukan rawat inap. China pun mengalami panas menyengat pada 2022 lalu yang kemudian disertai banyak laporan kematian.

Hampir setengah pasokan gandum di sejumlah provinsi di India pernah hilang akibat gelombang panas. Gelombang panas juga dapat memicu bencana alam lain seperti kekeringan serta kebakaran hutan yang merusak tanaman dan ternak. Hal itu lantas menyebabkan pasokan yang tak mencukupi, kenaikan harga, hingga kerawanan pangan.

Selama gelombang panas, konsumsi energi sering meroket untuk mendinginkan suhu. Penyejuk udara terus-menerus digunakan di tengah kota, tetapi banyak daerah pinggiran yang justru menjadi kekurangan daya listrik. Konsumsi batu bara—sumber utama pembangkit listrik di Asia Selatan—telah meningkat. Bertambahnya emisi gas rumah kaca turut memperparah dampak perubahan iklim dalam jangka panjang yang memicu lebih banyak gelombang panas.

Infrastruktur pun ikut rusak parah akibat gelombang panas. Misalnya, luapan banjir Glacial Lake yang disebabkan oleh gelombang panas pada Maret 2022 telah menghancurkan jembatan, pembangkit listrik, selusin rumah, dan pusat komunitas di Pakistan. Bahkan di China, suhu atmosfer yang panas telah membuat jalan tertekuk, tar yang meleleh, dan genteng yang pecah di Shanghai dan banyak kota lainnya.

Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Melindungi Masyarakat dari Gelombang Panas?

Rencana aksi gelombang panas mencakup sistem peringatan dini untuk mencegah orang-orang terpapar panas yang mematikan. Sederet anjuran dan larangan harus dikomunikasikan kepada warga secara berkala melalui semua saluran komunikasi. Selain itu, petugas kesehatan juga wajib diberikan latihan kesiapsiagaan untuk menangani gejala penyakit yang berhubungan dengan panas.

Instalasi pendingin udara di rumah sakit lantas perlu dipastikan tersedia selama periode gelombang panas. Mendirikan pusat pendingin bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lanjut usia, dan orang miskin akan lebih efektif untuk mengurangi dampak kesehatan dari gelombang panas sebab sebagian kelompok rentan mungkin tidak dapat mengakses fasilitas tersebut.

Bagi industri pertanian, risiko cuaca dan anjuran pertanian—misalnya tingkat irigasi—dapat diinformasikan kepada petani. Investasi dalam adopsi varietas toleran panas dapat mengurangi dampak pada tanaman dan ternak. Asuransi bencana dan indeks cuaca serta mekanisme perlindungan mata pencaharian lainnya juga dapat digunakan untuk mengatasi kerugian produksi akibat gelombang panas.

Pemerintah harus berinvestasi dalam perencanaan kota dan infrastruktur yang lebih baik untuk beradaptasi dengan gelombang panas dan mengurangi efek pulau panas perkotaan (urban heat island atau UHI). Ini termasuk peralihan dari bahan konvensional ke bahan pendingin untuk atap dan trotoar yang memantulkan lebih banyak energi matahari alih-alih menyerapnya. Perluasan ruang terbuka hijau juga dapat membantu.

Apa Solusi Jangka Panjang untuk Gelombang Panas Asia?

Penyebab mendasar dari gelombang panas adalah perubahan iklim dan pemanasan global. Maka dari itu, solusi jangka panjang untuk gelombang panas tentu berkaitan dengan ketahanan iklim serta jalur pengurangan emisi gas rumah kaca.

Transisi ke energi bersih, peningkatan penggunaan teknologi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, hingga pengendalian plastik dan polusi adalah beberapa contoh dari banyak tindakan untuk beradaptasi dengan gelombang panas yang telah terjadi. Dalam konteks apa pun, solusi terintegrasi dari sektor multidimensi seperti lingkungan, pertanian, energi, dan kesehatan tentu perlu dikolaborasikan.

Gelombang panas yang sedang berlangsung di Asia dan belahan Bumi lainnya perlu segera ditangani untuk menyelamatkan nyawa makhluk hidup. Perhatian khusus harus diberikan kepada masyarakat yang tidak dapat mengandalkan air atau pendingin ruangan yang aman dan terjangkau. Penyebab jangka panjang yang mendasar juga perlu ditangani. Jika tidak, gelombang panas di masa depan bisa jauh lebih hebat.

Pilihan editor: Ciputat Menjadi Kota Paling Hareudang di Indonesia, Begini Antisipasi Cuaca Panas Ekstrem

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

1 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

5 hari lalu

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat pagi ini, 10 Mei 2024, dipuncaki artikel informasi tentang aturan menghitung jarak zonasi PPDB 2024/2025.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

6 hari lalu

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

6 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

6 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

8 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

8 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

8 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

8 hari lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

9 hari lalu

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

Masyarakat perlu mewaspadai serangan panas atau heat stroke akibat cuaca panas. Ini yang perlu dilakukan menurut Kemenkes.

Baca Selengkapnya