Kilas Balik Perang Saudara Kamboja Berakhir 48 Tahun Lalu, Ini Prosesnya

Selasa, 18 April 2023 07:11 WIB

KAA, Bendera nasional Kamboja. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Perang saudara Kamboja merupakan salah satu konflik terbesar dan terpanjang yang pernah terjadi di kawasan Asia Tenggara. Tepat 17 April 1975, atau 48 tahun yang lalu, perang saudara tersebut berakhir dengan berkuasanya Pol Pot di negara yang dijuluki Neraka Dunia tersebut.

Awal Mula Perang Saudara

Melansir dari britannica, pada Maret 1970, saat Pangeran Sihanouk mengunjungi Uni Soviet, Majelis Nasional memilih untuk mencopotnya dari jabatan sebagai kepala negara dan mengantarkan Lon Nol untuk mengambil alih pemerintahan.

Bingung dan sakit hati, Sihanouk melakukan perjalanan ke Beijing dan menerima nasihat China untuk melawan kudeta dengan memimpin front persatuan pemerintah di pengasingan. Pemerintah itu akan bersekutu dengan Cina dan Vietnam Utara dan akan menggunakan pasukan komunis Kamboja yang dipimpin oleh Saloth Sar, yang hanya beberapa hari sebelumnya berperang melawan tentara Sihanouk.

Di Phnom Penh, pemerintahan baru Lon Nol awalnya populer, terutama karena janji pemurahnya untuk menyingkirkan Kamboja dari Pasukan komunis Vietnam. Faktanya, konfrontasi yang diakibatkannya menyeret Kamboja sepenuhnya ke dalam konflik Vietnam.

Pada Mei 1970, gugus tugas pasukan AS dan Vietnam Selatan menyerbu Kamboja timur, tetapi pasukan komunis telah mundur ke barat. Dua serangan yang dilancarkan oleh Lon Nol dihancurkan oleh Vietnam, dan setelah itu pasukannya mengambil posisi bertahan.

Advertising
Advertising

Dukungan Vietnam Utara untuk komunis Kamboja berkurang pada tahun 1973, menyusul kesepakatan gencatan senjata yang dicapai di Paris dengan Amerika. Komunis Kamboja, bagaimanapun, menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, dan pada tahun 1973 mereka menjadi sasaran pemboman udara besar-besaran Amerika, meskipun Amerika Serikatdan Kamboja tidak berperang dan tidak ada pasukan AS yang terancam oleh Kamboja.

Pengeboman itu memperlambat serangan komunis di Phnom Penh....
<!--more-->

Pengeboman itu memperlambat serangan komunis di Phnom Penh dan mendatangkan malapetaka di pedesaan berpenduduk padat di sekitar ibu kota. Perang saudara berlangsung dua tahun lagi, tetapi pada akhir tahun 1973 pemerintah Lon Nol hanya menguasai Phnom Penh, barat laut, dan beberapa kota provinsi.

Sementara itu, Sihanouk menurun signifikansinya. Pada akhir tahun 1973, komunis Kamboja mendominasi setiap elemen perlawanan, meskipun mereka masih mengklaim Sihanouk sebagai tokoh utama. Rezim terisolasi Lon Nol di Phnom Penh terus menerima infus besar bantuan Amerika, dan meningkatkan peluang untuk korupsi.

Berakhirnya Perang Saudara

Mengutip dari jurnal Universitas Indonesia berjudul “Peran Indonesia Dalam Proses Penyelesaian Konflik Kamboja (Periode 1984-1991)”, pada awal 1975, situasi politik dan keamanan di ibukota Kamboja semakin tidak menentu. Hal itu lantaran benturan yang terjadi antara pasukan Republik Khmer di bawah kepemimpinan Lon Nol dan Khmer Merah di bawah kepemimpinan Pol Pot menunjukan intensitas yang kian keruh.

Selain dari sekutu Amerika Serikat, Republik Khmer juga mendapatkan dukungan dari Vietnam Selatan. Namun dukungan tersebut tetap tidak cukup untuk melawan pasukan Khmer Merah yang juga disokong kekuatan besar dari China

Setelah kekuatan Pol Pot tidak henti-hentinya menggempur segenap kekuatan Lon Nol dari berbagai penjuru dengan pasukan penuh, pada akhirnya Presiden Lon Nol tak kuasa untuk meninggalkan ibukota yang sudah terkepung dan berada pada kondisi yang kacau balau.

Hingga puncaknya pada 17 April 1975, kekuasaan jatuh ke tangan Khmer Merah. Lon Nol kemudian mewariskan sisa-sisa republik yang juga berada diambang kehancuran dari segi ekonomi, sosial maupun politik.

Amerika Serikat sebagai pendukung utama Lon Nol selanjutnya menjadi tempat tujuannya untuk mengasingkan diri, guna menghindari konfrontasi yang dapat berakibat fatal bagi situasi dan kondisi peperangan yang kian tak menentu di Kamboja.

Pilihan editor : Berkunjung ke Kamboja, Bos ASEAN-Bac Ungkap Potensi Kerja-sama Digital Pariwisata hingga Pertanian
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

5 hari lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

8 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

13 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

14 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

31 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

43 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

54 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

54 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

59 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya