Kemlu Terus Monitor WNI di Sudan saat Konflik Memasuki Hari Ketiga
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Sita Planasari
Senin, 17 April 2023 19:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri terus memantau kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Sudan, ketika konflik yang melibatkan militer masih membuat tegang ibu kota Khartoum pada Senin, 17 April 2023.
Sedikitnya 97 warga sipil tewas dan 365 terluka sejak pertempuran di Sudan dimulai pada Sabtu pagi, 15 April 2023, menurut data yang diterbitkan oleh Komite Sentral Dokter Sudan, sebuah kelompok aktivis. Pemerintah belum mengumumkan angka dampak kerusuhan.
Sejak Senin pagi, pengeboman dan serangan udara terdengar di Khartoum selama sekitar dua jam. Menurut Reuters, sebelum serangan berat mereda, tembakan artileri berlanjut.
“Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban konflik bersenjata di Sudan,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha kepada Tempo melalui pesan singkat.
“KBRI telah memberikan bantuan logistik kepada WNI yang membutuhkan, menyediakan layanan hotline KBRI jika ada WNI yang mengalami situasi kegawatdaruratan,” ujar Judha menambahkan.
Perebutan kekuasaan yang berlarut-larut meningkatkan risiko Sudan jatuh ke dalam perang saudara empat tahun setelah otokrat Omar al-Bashir yang telah lama berkuasa digulingkan dalam pemberontakan.
Perang juga menggagalkan upaya yang didukung internasional untuk meluncurkan transisi sipil yang akan ditandatangani sebelumnya bulan ini.
Bentrokan kali ini adalah pecahnya kekerasan pertama di ibu kota dalam beberapa dekade terakhir. Konflik juga telah menyebar ke bagian lain Sudan.
Pertempuran melibatkan angkatan bersenjata melawan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang kuat. Pemimpin kedua belah pihak memegang dua posisi teratas di dewan penguasa Sudan.
Sebelumnya Judha mengatakan, saat ini tercatat ada sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan. Dalam pesan kepada Tempo, Senin, dia menjelaskan, pihak pemerintah sudah menyiapkan rencana kontinjensi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
<!--more-->
Seruan Internasional
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Senin, menyerukan gencatan senjata. Dia mengatakan pandangan itu dianut oleh komunitas internasional.
Upaya tetangga dan badan regional untuk mengakhiri kekerasan juga diintensifkan pada Minggu. Mesir sudah menawarkan jadi pihak penengah.
Sementara Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan blok regional Afrika berencana untuk mengirim presiden Kenya, Sudan Selatan dan Djibouti ke Sudan untuk sesegera mungkin mendamaikan kelompok yang berkonflik, kata kantor Presiden Kenya William Ruto di Twitter.
Program Pangan Dunia PBB mengatakan pada Minggu, pihaknya telah menghentikan sementara semua operasi di daerah-daerah yang dilanda kelaparan di Sudan.
Tiga karyawannya di Sudan tewas dalam pertempuran di Darfur Utara dan sebuah pesawat WFP dihantam dalam baku tembak di bandara Khartoum.
Pecahnya pertempuran selama akhir pekan menyusul meningkatnya ketegangan atas integrasi RSF ke dalam militer. Perselisihan tentang jadwal untuk itu telah menunda penandatanganan perjanjian yang didukung secara internasional dengan partai politik tentang transisi menuju demokrasi setelah kudeta militer tahun 2021.
Pilihan Editor: Pemimpin Negara Afrika Timur Bertemu, Serukan Konflik Sudan Diakhiri
DANIEL A. FAJRI | REUTERS