Panas Menyengat di India, 11 Orang Tewas dalam Sebuah Acara Pemerintah

Senin, 17 April 2023 20:10 WIB

Sukarelawan membagi-bagikan minuman untuk para pejalan kaki di Amritsar, India, 29 Mei 2015. Gelombang panas menyebabkan seribu lebih orang tewas. NARINDER NANU/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta -Sebelas orang dipastikan meninggal dunia akibat sengatan panas di Kota Mumbai, India pada Minggu. Insiden ini terjadi saat satu juta warga menunggu berjam-jam di bawah sinar matahari pada upacara penghargaan yang disponsori pemerintah negara bagian Maharashtra.

"Sayangnya, 11 dari mereka meninggal selama perawatan," tulis Eknath Shinde, menteri utama negara bagian Maharashtra yang beribukota Mumbai, melalui Twitter.

Kantor Shinde menggambarkan insiden itu sebagai "menyedihkan" dan menjanjikan kompensasi untuk kerabat korban.

Pejabat senior pemerintah menghadiri upacara tersebut, termasuk Menteri Dalam Negeri India Amit Shah, yang sempat memuji massa karena menunggu begitu lama di bawah sinar matahari.

Media lokal menyebut suhu saat itu mendekati 38 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan yang tinggi.

Advertising
Advertising

Selain 11 orang yang tewas, pejabat setempat seperti dikutip media lokal, mengatakan, sekitar 50 orang dirawat di rumah sakit dan 600 orang merasa sakit.

Partai Bharatiya Janata yang berkuasa di India mengatakan sekitar satu juta orang menghadiri acara tersebut, lapor surat kabar Indian Express. Partai oposisi Kongres menuduh pemerintah lalai dan mengatakan harus menghadapi tuntutan pidana.

Gelombang panas telah menewaskan lebih dari 6.500 orang di India sejak 2010. Rekor suhu di beberapa kota di seluruh negeri tercatat tahun lalu.

Kondisi panas menjadi lebih keras dan lebih sering terjadi di Asia Selatan, yang menurut para ilmuwan, didorong oleh perubahan iklim.

Menurut media lokal, pihak berwenang di negara bagian Benggala Barat mengumumkan penutupan semua sekolah, perguruan tinggi, dan universitas selama satu pekan mulai Senin karena cuaca panas.

Tahun lalu, India mengalami kekurangan batu bara, sumber utama listrik di negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu, karena permintaan listrik memuncak saat cuaca panas.

Banyak bagian India mengandalkan kereta api untuk memasok air selama musim panas. Para ilmuwan juga percaya musim hujan tahunan menjadi lebih tidak menentu dan kuat, menyebabkan banjir yang lebih besar.

Pilihan Editor: Gelombang Panas di India, Ribuan Burung Dehidrasi dan Berjatuhan dari Langit

ARAB NEWS | AL JAZEERA

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

16 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

20 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya