Cina Meradang Dituduh WHO Sembunyikan Data Asal-usul Covid: Tidak Sopan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 9 April 2023 13:21 WIB

Orang-orang memakai pelindung wajah memasuki Stasiun Kereta Api Beijing saat kesibukan perjalanan Festival Musim Semi tahunan dimulai, di tengah penyakit virus corona, menjelang Tahun Baru Imlek, di Beijing, China, 7 Januari 2023. REUTERS/Tingshu Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Cina pada Sabtu, 8 April 2023 mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kembali ke posisi ilmiah dan adil dalam melacak asal mula COVID-19. Saat konferensi pers, Shen Hongbing memperingatkan WHO agar tidak mempolitisasi sumber virus, yang pertama kali terdeteksi di Cina tengah pada akhir 2019, atau menjadi alat negara lain.

Shen mengatakan komentar WHO itu menyinggung dan tidak sopan. Dia menuduh WHO berusaha mencoreng Cina.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada 17 Maret 2023 bahwa materi genetik yang baru diungkapkan yang dikumpulkan di Wuhan di Cina tengah, seharusnya dibagikan tiga tahun lalu.

Namun Shen membantah bahwa Cina tak membagikan data. "Sebagai negara yang bertanggung jawab dan sebagai ilmuwan, kami selalu aktif berbagi hasil penelitian dengan para ilmuwan dari seluruh dunia," kata Shen dalam konferensi pers.

Asal-usul COVID-19 masih diperdebatkan dan menjadi fokus perselisihan politik yang pahit. Banyak ilmuwan percaya virus itu melompat dari hewan ke manusia di sebuah pasar di Wuhan. Kota itu juga merupakan rumah bagi laboratorium termasuk fasilitas pengumpulan virus teratas China. Rumor pun berkembang bahwa COVID-19 mungkin bocor dari laboratorium di Wuhan.

Advertising
Advertising

Materi genetik yang dikutip oleh Tedros dari WHO baru-baru ini diunggah ke basis data global. Data dikumpulkan pada 2020 di pasar Wuhan tempat satwa liar dijual.

Sampel menunjukkan DNA dari anjing rakun bercampur dengan virus, kata para ilmuwan. Mereka mengatakan bahwa menambahkan bukti pada hipotesis bahwa virus Corona berasal dari hewan, bukan laboratorium. Meski demikian hipotesis ini tidak menjawab pertanyaan dari mana asal virus Covid-19. Mereka mengatakan virus itu juga mungkin telah menyebar ke anjing rakun dari manusia.

Informasi tersebut dihapus oleh pejabat Cina dari database setelah ilmuwan asing bertanya kepada CDC tentang hal itu. Sebelum dihapus, data itu telah disalin oleh seorang ahli Prancis dan dibagikan dengan peneliti di luar China.

Shen mengatakan para ilmuwan menyelidiki kemungkinan kebocoran laboratorium. Menurut dia, Cina sepenuhnya membagikan penelitian dan data tanpa menyembunyikannya.

Shen mengatakan sumber virus Corona belum ditemukan, tetapi dia mencatat butuh waktu bertahun-tahun untuk mengidentifikasi virus AIDS dan asalnya masih belum jelas.

"Beberapa kekuatan dan tokoh yang menghasut dan berpartisipasi dalam mempolitisasi isu ketertelusuran dan mencoba mencoreng Cina tidak boleh berasumsi bahwa visi komunitas ilmiah di seluruh dunia akan dibutakan oleh manipulasi ceroboh mereka," ujarnya menambahkan.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan Editor: Kementerian Luar Negeri Cina Minta NATO Tanggung Jawab atas Perang Ukraina

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

55 detik lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

11 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya