AS Serang Suriah Besar-besaran, Balas Kematian Kontraktornya yang Diserang Drone

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 Maret 2023 17:00 WIB

Sejumlah tank Merkava milik Israel ambil bagian dalam latihan militer di dekat Moshav Odem di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada 20 Juli 2021. Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang tahun 1967 dan menganeksasinya pada 1981. Xinhua/JINI/Ayal Margolin

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melakukan serangan udara ke Suriah sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak di pangkalan koalisi pimpinan AS. Serangan drone itu menewaskan seorang kontraktor AS, dan melukai lima tentara AS.

Militer AS melakukan beberapa serangan udara di Suriah timur terhadap kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran. Menurut Pentagon, serangan itu sebagai pembalasan atas kendaraan udara tak berawak yang lebih dulu menyerang pangkalan koalisi pimpinan AS di dekat Hassakeh, di Suriah timur laut, pada pukul 13:38.

Intelijen AS menilai drone yang menyerang tersebut berasal dari Iran. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan serangan itu menargetkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGG) di Suriah timur.

“Serangan udara dilakukan sebagai tanggapan atas serangan hari ini serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan Koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan IRGC,” kata Austin dalam sebuah pernyataan.

Austin mengatakan dia mengizinkan serangan balasan atas arahan Presiden AS Joe Biden. “Seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden Biden, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami dan akan selalu merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih. Tidak ada kelompok yang akan menyerang pasukan kami dengan impunitas.”

Advertising
Advertising

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah pemantau perang yang berbasis di Inggris, enam pejuang yang didukung Iran tewas dalam serangan Amerika di kota timur Deir Az Zor. SOHR menambahkan dua pejuang lainnya tewas dalam serangan AS di sebuah pos dekat kota Mayadeen. Serangan lain menghantam sebuah pos militer di dekat kota Boukamal di sepanjang perbatasan dengan Irak. Laporan tersebut tidak dapat dikonfirmasi.

Pasukan AS memasuki Suriah pada 2015, mendukung pasukan sekutu dalam perjuangan mereka melawan kelompok ISIS. AS mempertahankan pangkalan yang diserang di dekat Hassakeh. Diperkirakan sekitar 900 tentara AS dikerahkan di negara itu, atau mungkin lebih banyak, termasuk di utara, selatan, dan timur Suriah.

Semalam, video di media sosial menunjukkan ledakan di Deir Az Zor, Suriah, sebuah provinsi strategis yang berbatasan dengan Irak dan berisi ladang minyak. “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk melindungi dan membela personel AS. Amerika Serikat mengambil tindakan proporsional dan disengaja yang dimaksudkan untuk membatasi risiko eskalasi dan meminimalkan korban,” kata departemen pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu terjadi hanya beberapa minggu setelah jenderal top AS, Mark Milley, mengunjungi Suriah timur laut untuk menilai misi melawan ISIS dan risiko terhadap pasukan AS. Jumlah korban dari serangan pesawat tak berawak hari Kamis sangat tidak biasa, meskipun upaya serangan terhadap pasukan AS di Suriah sering terjadi.

AL JAZEERA

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

10 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

22 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya