Menlu Honduras Melawat ke Cina, Hubungan dengan Taiwan Segera Berakhir

Kamis, 23 Maret 2023 15:57 WIB

Bendera Taiwan dan Honduras di luar Kedutaan Besar Taiwan di Tegucigalpa, Honduras 15 Maret 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina sedang melakukan perjalanan ke Cina untuk mempromosikan pembentukan hubungan diplomatik kedua negara. Kunjungan tersebut menandakan hubungan Honduras dan Taiwan yang telah berlangsung puluhan tahun itu, segera berakhir.

Sekretaris pers kepresidenan Ivis Alvarado, seperti dikutip Reuters, mengkonfirmasi lawatan Reina itu pada Rabu, 23 Maret 2023, atas instruksi Presiden Honduras Xiomara Castro. Beijing belum memberikan komentar mengenai rencana kunjungan Reina. Sementara Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan telah memanggil duta besar Honduras untuk menyatakan "ketidakpuasan yang kuat" atas perjalanan yang "sangat merugikan perasaan pemerintah dan rakyat kami".

Seorang sumber yang mengetahui langsung situasi tersebut mengatakan kepada Reuters, Reina dan delegasinya berangkat ke Beijing dari Panama, ditemani oleh pejabat Cina. Sumber menolak disebutkan namanya karena sensitivitas isu.

Sumber diplomatik senior yang berbasis di Taipei mengatakan kepada Reuters bahwa perginya Reina ke Cina berarti pengumuman soal hubungan serius yang mungkin sudah dekat. "Mati sudah dilemparkan," kata diplomat itu, berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Presiden Honduras Xiomara Castro pada minggu lalu membagikan cuitan yang menyatakan bahwa pemerintahnya akan berusaha untuk membuka hubungan dengan China. Langkah tersebut akan meninggalkan Taiwan dengan hubungan diplomatik hanya dengan 13 negara.

Advertising
Advertising

Ada Diplomasi Dolar?

Pada Rabu, Honduras membantah pihaknya telah meminta US$2,5 miliar atau sekitar Rp37,7 triliun bantuan dari Taiwan sebelum pengumumannya untuk membuka hubungan dengan Cina. Sebaliknya, Tegucigalpa mengatakan negara tersebut telah berulang kali meminta Taiwan untuk membeli utang publik Honduras.

Berbicara pada Kamis kepada wartawan di parlemen, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan situasi dengan Honduras tidak terlalu baik. "Pihak lain menuntut harga tinggi," tambahnya.

Meskipun Wu tidak secara langsung mengonfirmasi jumlah US$ 2,5 miliar, dia hanya mengatakan bahwa "fakta akan terungkap". Wu mengatakan, Cina telah melibatkan diri dalam masalah tersebut.

Wu tidak memberikan perincian. Namun, dia menegaskan Taiwan tidak akan terlibat dalam diplomasi dolar dengan Cina.

Kementerian luar negeri Cina tidak menanggapi permintaan komentar tentang tuduhan Taiwan atas keterlibatannya, yang dilaporkan Rabu malam oleh Kantor Berita Pusat resmi Taiwan.

Krisis Honduras meletus menjelang kunjungan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke Guatemala dan Belize – yang tetap menjadi sekutu Taipei, pada minggu depan.

Tsai diagendakan singgah di New York dalam kepergiannya. Saat kepulannya, dia disebut akan mampir ke Los Angeles. Dia diharapkan dapat bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy. Wu yang dimintai konfirmasi pertemuan itu mengatakan masih diatur.

REUTERS

Pilihan Editor: Arab Saudi - Iran Makin Mesra, Saling Telepon Ucapkan Selamat Ramadan

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

16 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya