Dibebani Sejarah Kelam, Hubungan Korea Selatan dan Jepang Mencair

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 16 Maret 2023 19:51 WIB

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadiri pertemuan di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo, Jepang, 16 Maret 2023. Kiyoshi Ota/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan berjanji untuk membalik halaman permusuhan selama bertahun-tahun pada pertemuan, Kamis, 16 Maret 2023, mengesampingkan sejarah bersama yang kelam dan mengatakan bahwa mereka perlu bekerja lebih erat untuk menghadapi tantangan keamanan regional.

Komentar-komentar dari Yoon Suk Yeol dari Korea Selatan dan Fumio Kishida dari Jepang pada pertemuan puncak di Tokyo menyoroti bagaimana kedua sekutu AS telah didorong lebih dekat oleh peluncuran rudal yang sering dilakukan Korea Utara, serta meningkatnya kekhawatiran tentang peran China yang lebih kuat di panggung internasional.

Kunjungan Yoon ke Jepang, Kamis, adalah yang pertama untuk seorang presiden Korea Selatan dalam 12 tahun. Pentingnya situasi keamanan regional – dan ancaman yang ditunjukkan Korea Utara – telah ditekankan beberapa jam sebelum kedatangannya, ketika Utara menembakkan rudal balistik jarak jauh yang mendarat di laut antara semenanjung Korea dan Jepang.

Dua negara itu juga setuju untuk menghentikan perselisihan perdagangan selama hampir empat tahun tentang bahan berteknologi tinggi yang digunakan untuk chip, sebuah masalah yang telah mengganggu hubungan mereka bahkan ketika kepentingan politik semikonduktor, dan mengamankan pasokan mereka, telah meningkat.

"Pekan ini Tokyo menyaksikan pohon-pohon sakura mekar sedikit lebih awal dari biasanya. Saya sangat bahagia memiliki peluang untuk memulai bab baru dari sebuah hubungan Jepang dan Korea Selatan yang menatap ke masa depan pada hari ini ketika kita dapat merasakan kedatangan musim semi,” kata Kishida ketika keduanya duduk berhadapan di sebuah meja.

Advertising
Advertising

Keduanya mengatakan mereka akan memulai kembali “diplomasi ulang-alik” dari kunjungan pemimpin reguler antara dua negara yang sempat terhenti.

"Pertemuan hari ini dengan Perdana Menteri Kishida memiliki makna khusus dengan membiarkan rakyat dari dua negara kita mengetahui bahwa hubungan Korea Selatan-Jepang, yang telah melewati masa-masa sulit karena berbagai isu yang tertunda ada pada titik awal yang baru," kata Yoon.

Ia mengatakan peluncuran rudal balistik jarak jauh Korea Utara pagi itu telah menunjukkan “ancaman yang besar” bagi perdamaian dan kestabilan internasional.

<!--more-->Skeptisisme di Dalam Negeri

Di dalam negeri, Yoon menghadapi skeptisisme. Dalam sebuah jajak pendapat oleh Gallup Korea yang diterbitkan Jumat, 64% responden mengatakan tidak perlu terburu-buru memperbaiki hubungan dengan Jepang jika tidak ada perubahan dalam sikapnya, dan 85% mengatakan mereka berpendapat pemerintahan Jepang sekarang tidak minta maaf atas sejarah kolonial Jepang.

Sebagai pengingat baru dari ketegangan yang berkepanjangan, dua korban kerja paksa masa perang Korea Selatan mengajukan gugatan, mencari kompensasi dari perusahaan Jepang Mitsubishi Heavy Industries, kata perwakilan mereka, Kamis.

Hubungan antara keduanya – yang lama tegang karena isu tenaga kerja di masa perang juga pulau-pulau sengketa, dan gadis-gadis Korea yang dipaksa bekerja di rumah bordil – memperoleh kemajuan pekan lalu ketika Seoul mengumumkan rencana perusahaan-perusahaannya untuk membayar kompensasi para tenaga kerja paksa. Para korban yang mengajukan tuntutan menolak rencana tersebut.

REUTERS

Pilihan Editor: Tidak Ada Tanda-tanda Ukraina Menyerah dari Bakhmut

Berita terkait

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

9 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

14 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

15 jam lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

1 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya