Italia Selamatkan Lebih dari 1.300 Migran yang Terdampar di Laut

Reporter

Tempo.co

Minggu, 12 Maret 2023 07:00 WIB

Para migran mencoba berenang ke kapal penyelamat migran LSM Jerman Sea-Watch 3 setelah mereka melompat dari perahu kayu mereka di perairan internasional di lepas pantai Tunisia, di Laut Mediterania barat, 31 Juli 2021. Keberangkatan kapal migran dari Libya dan Tunisia ke Italia dan bagian lain Eropa telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena kondisi cuaca membaik. REUTERS/Darrin Zammit Lupi

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.300 migran diselamatkan ke pantai di selatan Italia, Sabtu 11 Maret 2023, setelah penjaga pantai melakukan serangkaian operasi penyelamatan terhadap tiga kapal yang terombang-ambing di perairan berombak ganas dekat Calabria.

Satu kapal penjaga pantai mengangkut sebanyak 584 orang ke Kota Reggio di Calabria. Sebanyak 379 migran lainnya dipindahkan dari kapal terpisah di dekat kapal pertama dan akan segera dibawa ke darat.

Kapal lainnya mengiringi sebuah kapal nelayan yang dipadati 487 migran ke pelabuhan Crotone, tidak jauh dari lokasi kecelakaan kapal yang menewaskan 74 orang pada 26 Februari lalu.

Pejabat setempat mengatakan bahwa terdapat 200 orang lagi yang diselamatkan di lepas pantai Sisilia dan akan dibawa ke Kota Catania sehari kemudian.

"Penyelamatan (yang) kompleks karena kapal yang kelebihan muatan migran dan kondisi laut yang sulit," kata penjaga pantai Italia dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Lebih dari 4.000 orang memasuki Italia sejak Rabu. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan 1.300 orang sepanjang Maret tahun lalu. Pemerintah konservatif Italia saat ini berusaha menampung serbuan migran meski juga berulang kali berjanji untuk membendungnya.

Penjaga pantai Italia memberangkatkan delapan kapal pada Jumat untuk melakukan beberapa kali penyelamatan. Kapal angkatan laut juga dilibatkan untuk mencegah terjadinya bencana seperti bulan lalu, ketika sebuah kapal migran tenggelam di dekat pantai Calabria.

Jenazah seorang remaja puteri ditemukan pada Sabtu, membuat jumlah korban bertambah menjadi 74 orang. Sebanyak 79 orang selamat dalam musibah tersebut, tapi sekitar 30 orang masih hilang dan diduga tewas tenggelam.

PBB memperkirakan 300 migran telah meninggal di Mediterania tengah sepanjang tahun ini.

Jaksa sedang melakukan penyelidikan apakah otoritas Italia seharusnya berbuat lebih banyak untuk mencegah bencana tersebut. Perdana Menteri Giorgia Meloni menolak anggapan tidak berbuat banyak dan sepenuhnya menyalahkan para penyelundup manusia.

Kabinet Meloni pada Kamis lalu menerapkan hukuman penjara lebih keras kepada penyelundup manusia dan berjanji untuk membuka saluran bagi migran legal. Tahun lalu, otoritas Italia menindak sejumlah kapal penyelamat dari gerakan amal dengan menuduh mereka bertindak sebagai layanan transportasi bagi para migran.

Kebijakan tersebut berhasil menurunkan secara tajam jumlah kapal penyelamat yang berpatroli di lepas pantai Afrika Utara, dimana sebagian besar migran mengawali perjalanan mereka. Meski demikian, jumlah keberangkatan tetap meningkat secara dramatis.

Sekitar 17.000 migran berhasil mencapai Italia dengan kapal tahun ini. Jumlahnya meningkat tajam dibandingkan 6.000 orang para periode yang sama tahun lalu.

Pilihan Editor: Dunia Hari Ini: Perahu Migran Menabrak Karang di Italia, Puluhan Tewas

REUTERS

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

6 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

17 jam lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

3 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

4 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

5 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

6 hari lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

7 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

8 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya