Sekjen PBB Nekat ke Ukraina Temui Zelensky, Bahas Apa?

Kamis, 9 Maret 2023 14:30 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres berjabat tangan setelah pertemuan di Lviv, Ukraina, 18 Agustus 2022. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Antonio Guterres datang ke Ukraina pada Rabu, 8 Maret 2023. Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dibahas soal perpanjangan kesepakatan ekspor biji-bijian melalui pelabuhan Laut Hitam. Perjanjian itu melibatkan Moskow, dan memungkinkan Ukraina mengirim komoditas itu selama perang dengan Rusia.

Zelensky dan Guterres bertemu di Kyiv pada Rabu, 8 Maret 2023. Keduanya meyakini pentingnya inisiatif Laut Hitam, serta ketahanan pangan global dan harga pangan.

Kesepakatan ini ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu dan diperpanjang pada November. Inisiatif berlaku selama 120 hari dan akan diperbarui pada 18 Maret jika tidak ada pihak yang keberatan.

Sumber diplomatik Turki mengatakan, tuntutan Rusia, bagaimanapun, belum dipenuhi. Dia menambahkan bahwa Ankara "bekerja sangat keras" untuk memastikan kesepakatan itu berlanjut.

Barat telah memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia atas invasinya ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Meskipun ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan industri asuransinya merupakan "penghalang" untuk pengiriman semacam itu.

Advertising
Advertising

“Kekhawatiran Rusia, atau lebih tepatnya kesulitan yang dihadapinya, belum teratasi. Tapi Turki melakukan bagiannya untuk mencapai kesepakatan antara semua pihak,” kata sumber diplomatik Turki.

Rusia, yang mencabut blokade tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah kesepakatan itu, telah mengisyaratkan, hambatan ekspor pertaniannya sendiri perlu dihilangkan sebelum membiarkan kesepakatan itu berlanjut.

Untuk membantu meyakinkan Rusia agar mengizinkan Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitamnya, kesepakatan tiga tahun dibuat tahun lalu. Dalam perjanjian itu, PBB setuju untuk membantu memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.

Pejabat tinggi perdagangan Amerika Serikat Rebeca Grynspan, yang melakukan perjalanan dengan Guterres ke ibu kota Ukraina, akan bertemu dengan pejabat senior Rusia di Jenewa minggu depan. Juru bicara PBB mengatakan, keduanya akan membahas perpanjangan kesepakatan.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama biji-bijian dan pupuk global. Sebelum perang, Kyiv adalah pengekspor jagung terbesar keempat di dunia dan penjual gandum terbesar kelima, juga pemasok utama ke negara-negara miskin di Afrika dan Timur Tengah yang bergantung pada impor biji-bijian.

Menurut PBB Ukraina sejauh ini telah mengekspor lebih dari 23 juta ton jagung dan gandum berdasarkan kesepakatan itu. Tujuan utama utama pengiriman adalah Cina, Spanyol, Turki, Italia, dan Belanda.

REUTERS

Pilihan Editor: Tersangka Peracun 5.000 Siswi Iran Ditangkap, Dituduh Agen Media Asing

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

14 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

20 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya