Perompak Somalia itu Dilumpuhkan Navy Seals

Reporter

Editor

Senin, 13 April 2009 10:45 WIB

TEMPO Interaktif, Nairobi: Unit yang melumpuhkan perompak dan membebaskan kapten kapal dagang asal Amerika Serikat, Richard Phillips, adalah unit komando terkenal Navy Seals.

Tiga penembak tepat Navy Seals hanya membutuhkan tiga peluru untuk membunuh tiga perompak yang mengacungkan pistol ke kepala Phillips dalam operasi yang persis adegan film Hollywood.

Para perompak Somalia terkenal ganas dan jumlahnya banyak. Ratusan pelaut dari banyak negara--termasuk dari Indonesia--pernah menjadi korban mereka. Salah satu korbannya adalah kapal berbendera Amerika yang sedang membawa bantuan pangan untuk Rwanda, Somalia, dan Uganda, Maersk Alabama.

Mereka dibajak di lepas pantai Somalia pada Pada Rabu (8/4). Kaptennya, Phillips, dengan sukarela bersedia menjadi sandera asal kapal dan awak yang lain dilepas.

Empat perompak membawa Phillips ke perahu kecil sepanjang enam meter dan agaknya akan bergerak menuju ke pantai Somalia. Mereka menuntut tebusan US$ 2 juta (Rp 22,7 miliar). Jika Phillips dibawa ke Somalia--negeri tanpa hukum--maka tebusan mungkin lebih besar lagi dan urusan lebih njelimet.

Kapal penghancur Amerika Serikat, Bainbridge, mendekati perahu itu tapi tidak bisa berbuat banyak karena nyawa Phillips berada di ujung senjata empat perompak yang membawa pistol dan senapan semiotomatis AK-47. Mereka hanya bisa mendekati perahu.

Perundingan berjalan sejak Kamis. Komandan Bainbridge--atas instruksi petugas FBI yang memang terlatih berunding dan didatangkan ke kapal itu--bernegosiasi dengan para perompak. Dalam taktik perundingan, tentara Amerika bersikukuh tidak membicarakan soal tebusan.

Laksamana Madya William E. Gortney, komandan Angkatan Laut Amerika Serikat di kawasan itu, mengatakan perundingan hanya membicarakan soal pembebasan Kapten Phillips dan penyerahan diri para perompak.

Perundingan yang tidak membicarakan soal tebusan tentu saja membuat para perompak menghentikan negosiasi. Posisi ini memaksa perompak maupun tentara Amerika menunggu. Tentara Amerika hanya bisa menunggu. Tapi perompaknya juga hanya bisa menunggu.

Di Amerika, Departemen Pertahanan meminta izin Presiden Barack Obama untuk menggunakan kekuatan militer untuk melumpuhkan perompak. Dua kali permintaan ini dikirim. Tapi baru Sabtu (11/4) pagi Obama mengizinkan dengan syarat posisi kapten kapal terancam.

Di lepas pantai Somalia, beberapa jam setelah keputusan Obama ini, pasukan komando Angkatan Laut Amerika Serikat, Navy Seals, tiba di Bainbridge. Mereka datang dengan pesawat terbang dan diturunkan dengan parasut serta perahu karet. Mereka segera merapat ke kapal penghancur Bainbridge.

Para perompak itu kehabisan waktu pada Sabtu itu. Lebih tepatnya, mereka kehabisan makanan, minuman, dan bahan bakar. Mereka terpaksa memulai kembali perundingan.

Sebagai awal, Bainbridge memberi makanan dan minuman. Sebuah perahu kecil digunakan untuk membawa makanan dan minuman ini. Satu perompak, yang cidera, meminta bantuan pengobatan yang berarti menyerah dan ia menumpang perahu ini ke Bainbridge.

Perompak, yang kehabisan bensin, juga mempersilahkan kapal mereka ditarik Bainbridge. Tali untuk menarik itu semula sepanjang sekitar 75 meter. Tapi setelah malam tiba dan ombak membesar, tali hanya tinggal sekitar 30 meter.

Di senja itu pula, sebuah tembakan terdengar dari perahu perompak. Tidak jelas apa maksudnya. Tapi hal ini membuat para penembak jitu Navy Seals bersiaga di dek Bainbridge.

Mereka mengarahkan senapan jitu berkekuatan tinggi ke perahu yang berjarak hanya 30 meter itu. Mereka menggunakan teropong malam untuk melihat keadaan malam hari di perairan lepas pantai Somalia. Mereka siap menarik picu.

Dua perompak tampak mengeluarkan kepala dari bagian belakang kapal sedang yang satu, dari jendela, tampak mengacungkan senapan AK-47 kepada kapten. Posisi nyawa kapten terancam, sehingga perintah Obama sudah bisa dilakukan. Selain itu, ini kesempatan langka: tiga perompak dalam posisi terbuka.

Komandan kapal segera memberi perintah: tembak!

Tiga penembak Navy Seals, yang sudah berbagi sasaran, segera menarik picu secara serempak. Dhuarrrr!!!

Hanya dalam beberapa menit, anggota Navy Seals lain menyerbu perahu dan menemukan tiga perompak itu tewas dengan sandera--yang masih terikat--dalam keadaan baik.

Drama penyanderaan dan perompakan selama lima hari itupun berakhir.

AP/NEWYORKTIMES/NURKHOIRI

Berita terkait

Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

30 Juni 2016

Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

Ditodong senjata laras panjang, kapal tak bisa kabur karena masih menggandeng tongkang Robby 152.

Baca Selengkapnya

Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

16 April 2016

Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

Jenderal Gatot tak yakin perompak Filipina yang terakhir adalah kelompok Abu Sayyaf.

Baca Selengkapnya

Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

31 Maret 2016

Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

Kenapa Indonesia perlu berkoordinasi dengan Filipina dulu?

Baca Selengkapnya

Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

12 November 2015

Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

5 orang perompak berhasil ditangkap, sementara 2 orang lagi masih dalam pengejaran.

Baca Selengkapnya

Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

12 November 2015

Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

Prajurit Komando Armada TNI Angkatan Laut Kawasan Barat menggerebek dan menangkap perampok.

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

11 Maret 2014

Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

Perompakan itu dilakukan pada Ahad, 2 Maret 2014. Mereka menyandera nakhoda kapal dari Thailand.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

7 Juni 2013

Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

Satu orang bajak laut yang masih buron ini diduga memiliki senjata.

Baca Selengkapnya

ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

10 April 2011

ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Bimo Budi Satrio menunggu negosiasi dengan perompak yang menahan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus di Semenanjung Somalia Afrika 16 Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Bajak Laut Merajalela

21 Januari 2011

Bajak Laut Merajalela

Biro Maritim Internasional (IMB), dalam rilis laporannya pada Rabu lalu, menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 445 serangan bajak laut yang sempat menyandera sebanyak 1.181 awak dan penumpang.

Baca Selengkapnya

Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

9 Maret 2010

Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

Markas Besar TNI menyatakan situasi di Selat Malaka saat ini masih aman dari aksi perombakan. Penegasan itu disampaikan menyusul peringatan dari Angkatan Laut Singapura mengenai ancaman perompak di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya