Dulu Dilarang, Politikus Cina Kini Usulkan Wanita Lajang Boleh Bekukan Sel Telur

Rabu, 1 Maret 2023 15:00 WIB

Anak-anak bermain di tepi pantai di daerah Shekou di Shenzhen, provinsi Guangdong, Cina 15 Maret 2021. [REUTERS / David Kirton]

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota badan penasehat politik Cina mengusulkan agar wanita yang belum menikah diizinkan membekukan sel telur. Pembekuan sel telur dinilai sebagai langkah untuk menjaga kesuburan setelah populasi Cina turun tahun lalu untuk pertama kalinya sejak enam dekade terakhir.

Lu Weiying, anggota badan penasehat politik top China, mengusulkan akan memasukkan perawatan infertilitas dalam sistem asuransi kesehatan masyarakat pada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) mendatang. Konferensi akan dimulai pada 4 Maret 2023.

Lu adalah seorang dokter kesuburan di provinsi Hainan selatan China. Ia mengatakan memberi wanita lajang akses untuk membekukan sel telur memungkinkan mereka mengawetkannya sebelum melewati masa reproduksi puncak. "Wanita itu masih perlu menikah jika ingin menggunakan sel telur bekunya dan hamil di masa depan," katanya kepada media pemerintah Global Times.

Saat ini perawatan kesuburan seperti fertilisasi in vitro (IVF) dan pembekuan sel telur di Cina dilarang untuk wanita yang belum menikah. Rekomendasi Lu datang ketika pihak berwenang mencoba meningkatkan angka kelahiran yang anjlok dengan berbagai insentif. Pemerintah Cina menambahkan cuti melahirkan, tunjangan keuangan dan pajak untuk memiliki anak serta subsidi perumahan. Tahun lalu, China mencatat tingkat kelahiran terendah, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang.

Beberapa provinsi telah mengubah peraturan untuk meningkatkan angka kelahiran. Jilin di Cina timur laut, yang memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di negara itu, mengubah aturan pada 2002 untuk mengizinkan wanita lajang mengakses program bayi tabung. Namun kebijakan itu berdampak kecil terhadap angka kelahiran dan praktiknya masih dilarang secara nasional di bawah Komisi Kesehatan Nasional negara itu.

Advertising
Advertising

Sementara sembilan dari 10 negara terpadat di dunia mengalami penurunan kesuburan, tingkat kesuburan Cina tahun lalu adalah yang terendah dan jauh di bawah standar OECD. Cina belum secara resmi merilis data kesuburannya untuk tahun 2022.

Sebagian besar penurunan demografi China adalah akibat dari kebijakan satu anak yang diberlakukan antara 1980 hingga 2015 serta mahalnya biaya pendidikan.

FATIMA ASNI SOARES | DRC | REUTERS

Pilihan Editor: Dua Kereta Tabrakan Adu Lokomotif di Yunani, 26 Tewas

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

12 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

16 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya