AS Ketar-ketir, Iran Bisa Bikin Bahan Bom Nuklir dalam 12 Hari

Reporter

Tempo.co

Rabu, 1 Maret 2023 08:21 WIB

Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) diluncurkan dalam foto tak bertanggal ini yang dirilis pada 19 November 2022. Korea Utara menguji ICBM Hwasong-17 pada hari Jumat, sehari setelah peringatan "tanggapan militer yang lebih keras" terhadap Washington yang meningkatkan kehadiran keamanan regionalnya termasuk aset nuklir. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa Iran dapat membuat bahan fisil yang cukup untuk satu bom nuklir dalam waktu kurang dari dua minggu. Peringatan ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl, di tengah pernyataan Perserikatan Bangsa-bangsa bahwa Iran telah memperkaya uranium hampir ke tingkat senjata di situs nuklir bawah tanah.

Kahl mengatakan pada sidang DPR AS bahwa program nuklir Iran telah berkembang secara signifikan sejak pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018. Dia ditanya mengapa pemerintahan Joe Biden berusaha menghidupkan kembali perjanjian yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

“Karena kemajuan nuklir Iran sejak kami meninggalkan JCPOA sangat luar biasa. Pada 2018, ketika pemerintahan sebelumnya memutuskan untuk meninggalkan JCPOA, Iran membutuhkan waktu sekitar 12 bulan untuk menghasilkan bahan fisil senilai satu bom. Sekarang akan memakan waktu sekitar 12 hari,” kata Kahl.

"Jadi saya pikir masih ada pandangan bahwa jika Anda bisa menyelesaikan masalah ini secara diplomatis dan membatasi program nuklir mereka, itu lebih baik daripada opsi lain. Tapi saat ini, JCPOA sedang membeku," kata Kahl.

Pejabat AS telah berulang kali memperkirakan Iran membutuhkan waktu lebih singkat untuk membuat bahan bom nuklir. Belum ada perkiraan yang lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh Kahl.

Advertising
Advertising

Sementara para pejabat AS mengatakan Iran semakin dekat untuk memproduksi bahan fisil, mereka tidak percaya Iran telah menguasai teknologi untuk benar-benar membuat bom. Di bawah kesepakatan 2015, yang ditinggalkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2018, Iran telah mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.

Trump memberlakukan kembali sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, yang membuat Teheran melanjutkan pekerjaan nuklir yang sebelumnya dilarang. Hal ini membuat AS, Eropa, dan Israel ketakutan bahwa Iran mungkin sedang membuat bom atom. Iran menyangkal ambisi semacam itu.

REUTERS

Pilihan Editor: Larang TikTok, China Sindir AS Negara Adidaya tapi Penakut

Berita terkait

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

6 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

7 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

9 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

13 jam lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

14 jam lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

15 jam lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

16 jam lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

17 jam lalu

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

143 negara memberikan suara setuju untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB, sembilan negara menolak, termasuk AS, Israel, dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

1 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya