5 Fakta Terbaru Perang Rusia Ukraina Memasuki Tahun Kedua, Titik Balik Kemenangan Ukraina?
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Kamis, 16 Februari 2023 17:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki tahun kedua. Terbaru, pasukan Rusia membombardir pasukan Ukraina dan kota-kota sepanjang garis depan di wilayah Donetsk timur, Selasa, 14 Februari 2023 dalam apa yang tampaknya sebagai serangan baru, ketika para sekutu Barat bertemu di Brussels untuk membicarakan pengiriman lebih banyak senjata untuk pemerintahan Kyiv
Bakhmut, sebuah kota di provinsi Donetsk dan target utama bagi tentara Presiden Rusia Vladimir Putin, berada dalam posisi genting. Gubernur Regional Pavlo Kyrylenko mengatakan artileri Rusia telah menghantam target sepanjang garis depan di Donetsk, yang bersama dengan provinsi Luhansk membentuk Donbas, jantung industri Ukraina dan tujuan utama Rusia.
“Tidak ada satu meter persegi pun di Bakhmut yang aman atau yang tidak berada dalam jangkauan tembakan atau drone musuh,” kata Pavlo kepada televisi nasional Ukraina.
Tempo merangkum lima fakta terbaru perang Rusia Ukraina yang memasuki tahun kedua.
Rusia Kehilangan Separuh Armada Tank Tempur
Rusia telah kehilangan sekitar separuh dari tank terbaiknya dalam setahun sejak mereka menginvasi Ukraina dan kesulitan untuk menggantinya, kata sebuah pusat riset terkemuka, Rabu, 15 Februari 2023, sementara Kyiv bersiap untuk menerima pengiriman tank-tank tempur modern dari Barat.
Dalam laporan Military Balance, sebuah alat rujukan utama pakar-pakar pertahanan, IISS mengatakan tingkat kehilangan untuk beberapa kelas tank paling modern Rusia mencapai 50%, memaksanya untuk mengandalkan model era Soviet yang lebih tua.
"Mereka sedang memproduksi dan mengaktifkan kembali tidak cukup untuk menggantikan tingkat kehilangan itu. Armada bersenjata mereka yang terbaru di medan pertempuran sekitar separuh dari awal perang,” kata Henry Boyd, periset di IISS, kepada Reuters.
Ia memperkirakan kehilangan tank-tank rusia antara 2.000 dan 2.300, sementara Ukraina 700.<!--more-->
Rusia Klaim Paksa Pasukan Ukraina Mundur Tiga Kilometer
Rusia mengklaim menembus dua garis pertahanan Ukraina. Didukung oleh puluhan ribu pasukan cadangan yang direkrut pada bulan Desember, Rusia mengintensifkan serangan di seluruh Ukraina selatan dan timur dalam beberapa pekan terakhir, 8 hari menjelang 1 tahun invasinya.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu, 15 Februari 2023, mengatakan pasukan Ukraina mundur di wilayah Luhansk. Namun tidak dijelaskan, di wilayah mana Rusia mencatat kemenangan besar.
"Selama penyerangan ... pasukan Ukraina secara acak mundur ke jarak hingga 3 km dari garis yang diduduki sebelumnya," kata kementerian itu di aplikasi pesan Telegram. "Bahkan garis pertahanan kedua musuh yang lebih dibentengi tidak dapat menahan terobosan militer Rusia,"
Rusia sekarang menguasai sebagian besar wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklirnya, hampir semua Luhansk dan lebih dari setengah Donetsk, termasuk ibu kota regional. Meskipun tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut, Moskow mengklaim telah mencaplok semuanya.
NATO Pertimbangkan Kirim Lebih Banyak Bantuan untuk Ukraina
Sebelum rapat para menteri pertahanan NATO di Brussels, Sekretaris Jenderal aliansi tersebut, Jens Stoltenberg mengatakan negara-negara Barat perlu meningkatkan pasokan amunisi kepada Kyiv.
“Kita tidak melihat tanda-tanda bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian. Yang kita lihat adalah sebaliknya, ia sedang mempersiapkan lebih banyak perang, serangan-serangan baru dan gempuran-gempuran baru,” katanya kepada wartawan.
Negara-negara anggota NATO juga mengumumkan lebih banyak dukungan militer kepada Kyiv termasuk peluru artileri. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan anggota aliansi terus memproduksi peluru artileri 155mm.
"Jadi ya, hal-hal sedang terjadi tetapi kami perlu melanjutkan, kami perlu meningkatkan lebih jauh lagi," katanya kepada wartawan setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels.
"Kami harus memastikan bahwa musim semi ini benar-benar terasa bahwa Ukraina bergerak menuju kemenangan," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato hari Rabu.<!--more-->
PBB Minta Dana US$5,6 Miliar untuk Bantu Warga Ukraina yang Terdampak Invasi Rusia
Dua badan di PBB, Rabu, 15 Februari 2023, membuat permohonan untuk mengumpulkan dana US5,6 miliar (sekitar Rp 85 triliun) untuk mendukung warga Ukraina yang paling terdampak invasi Rusia.
Pengumuman, yang dibuat bersama oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), muncul beberapa hari sebelum satu tahun peringatan invasi yang jatuh pada 24 Februari.
Rencana Tanggap Kemanusiaan untuk Ukraina, yang mencakup ratusan organisasi Ukraina lokal, sedang mencari pendanaan US$3,9 miliar (sekitar Rp 59,2 triliun), sementara Rencana Tanggap Pengungsi untuk para pengungsi dari Ukraina meminta US$1,7 miliar (sekitar Rp 25,8 triliun).
“Saya menyerukan kepada pemerintahan-pemerintahan, orang-orang dan masyarakat sipil yang baik hati, dan orang-orang seperti Anda dan saya di seluruh dunia untuk memberi dengan murah hati hari ini,” kata Martin Griffiths, Kepala Bidang Bantuan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, dalam sebuah pengarahan di Jenewa.
Griffiths mengatakan dana bantuan kemanusiaan tersebut akan diperuntukkan bagi lebih dari 11 juta orang Ukraina untuk menyediakan mereka makanan, kesehatan, dan bantuan yang diperlukan lainnya.
Inggris Latih Tentara Ukraina Cara Bertempur Hemat Peluru ala Barat
Inggris sedang melatih tentara Ukraina untuk bertempur dengan “cara yang lebih Barat” dan tidak menggunakan banyak amunisi dibandingkan cara bertempur tradisional Soviet, kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, Rabu, 15 Februari 2023.
Inggris bersama dengan sekutu Barat lain telah melatih tentara Ukraina dan menyediakan senjata-senjata dan amunisi untuk mendukung Kyiv dalam pertempurannya melawan Rusia.
“Ukraina menggunakan amunisi dalam jumlah besar untuk mempertahankan diri, inilah sebagian alasan mengapa kami melatih mereka untuk bertempur dengan cara Barat,” kata Wallace kepada Times Radio.
Wallace mengatakan Inggris telah membeli dan memperdagangkan amunisi "yang merupakan standar Soviet" sambil membantu konversi militer Ukraina untuk membuka "akses ke stok amunisi kami". “Pada saat yang sama kami melatih untuk memastikan amunisi itu digunakan dengan cara yang sangat produktif dan akurat,” katanya.
“Cara bertempur Rusia atau Soviet sangat boros amunisi, rentetan artileri besar-besaran, dan itu tidak pernah menjadi cara kami mengatur diri untuk berperang di NATO,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Fakta-Fakta Terbaru Perang Ukraina-Rusia yang Hampir Setahun