Terperangkap Selama 5 Hari, Dua Perempuan Selamat dari Gempa Turki-Suriah
Editor
Ida Rosdalina
Sabtu, 11 Februari 2023 16:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para penyelamat Turki menarik dua perempuan yang selamat dari bawah puing-puing gedung yang runtuh setelah terperangkap selama 5 hari menyusul gempa paling mematikan di wilayah itu dalam dua dekade, kata pihak berwenang, Sabtu, 11 Februari 2023.
Korban kematian melebihi 24.150 orang di seluruh Turki selatan dan Suriah barat laut sehari setelah Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pihak berwenang seharusnya bereaksi lebih cepat terhadap gempa bumi besar, Senin.
Salah satu perempuan yang selamat, Menekse Taba (70) dibalut selimut ketika para penyelamat membawanya ke ambulans yang menunggu di provinsi Kahramanmaras, seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dari kantor berita resmi Anadolu.
Yang lain diidentifikasi sebagai Masallah Cicek (55), yang dibebaskan dari puing-puing bangunan runtuh di Diyarbakir, kota terbesar di Turki tenggara, kata agensi tersebut. Enam puluh tujuh orang telah ditarik dari tumpukan puing-puing dalam 24 jam sebelumnya, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay tadi malam, dalam upaya yang menarik 31.000 penyelamat di seluruh wilayah yang terdampak.
Sekitar 80.000 orang sedang dirawat di rumah sakit, sementara 1,05 juta yang kehilangan tempat tinggal karena gempa-gempa tersebut berjubel di penampungan-penampungan sementara, tambahnya.
“Tujuan utama kami adalah untuk memastikan bahwa mereka kembali ke kehidupan normal dengan memberikan perumahan yang permanen dalam satu tahun, dan bahwa mereka menyembuhkan luka mereka sesegera mungkin,” kata Oktay.
Dengan banyak orang yang kekurangan makanan di kondisi musim dingin yang mencekam, pertanyaan-pertanyaan kian menumpuk bagi para pemimpin kedua negara tentang respons mereka.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan untuk pertama kalinya mengunjungi tempat-tempat terdampak sejak gempa, datang ke sebuah rumah sakit di Aleppo bersama istrinya, Asma, kata media pemerintah.
Pemerintahannya menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan menyeberangi garis depan perang saudara 12 tahun negeri itu, sebuah langkah yang dapat mempercepat bantuan untuk jutaan orang yang putus asa. Sebelumnya, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mereka kehabisan persediaan di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak karena perang saudara memperumit upaya-upaya pertolongan.
Sebuah gempa berkekuatan sama di Turki barat laut pada 1999 menewaskan lebih dari 17.000 pada 1999.
Jumat, Erdogan mengunjungi provinsi Adiyaman Turki, di mana ia mengakui respons pemerintah tidak secepat seharusnya.
“Meskipun kita memiliki tim pencarian dan penyelamatan terbesar di dunia saat ini, realitanya adalah upaya pencarian tidak secepat yang kita inginkan,” katanya.
Kematian di Turki melonjak ke angka 20.665, Sabtu, kata badan manajemen bencana. Di Suriah, lebih dari 3.500 meninggal dunia. Masih banyak lagi yang terperangkap reruntuhan.
REUTERS
Pilihan Editor: Putin Diduga Terlibat Jatuhnya MH17 Tapi Tak Bisa Diseret ke Pengadilan, Kenapa?