Joe Biden Sebut Xi Jinping Punya Masalah Besar, Ini Alasannya

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 9 Februari 2023 16:29 WIB

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Presiden Cina Xi Jinping di Bali, 14 November 2022. Hubungan Washington dan Beijing telah meregang karena ketegangan yang ditimbulkan oleh perang dagang dan perebutan pengaruh di Indo-Pasifik. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menilai bahwa pemimpin China Xi Jinping memiliki masalah besar, termasuk ekonomi negaranya yang rapuh. Ia meyakini timpalannya itu punya keterbatasan dalam menghadapinya.

"Bisakah Anda memikirkan pemimpin dunia lain yang bertukar tempat dengan Xi Jinping? Saya tidak bisa memikirkannya. Pria ini memiliki masalah yang sangat besar," kata Biden dalam sebuah wawancara dengan PBS NewsHour, Rabu, 8 Februari 2023, seperti dikutip France 24.

Pemimpin Partai Demokrat itu meyakini Xi sebenarnya memiliki potensi besar. Namun, Biden mengatakan, sejauh ini ekonomi China tidak berjalan dengan baik.

Untuk menghadapi Amerika Serikat, Biden melihat, China dibatasi kemampuannya oleh kebutuhan untuk melindungi perdagangan internasional. Dia beranggapan Xi berada dalam posisi yang tidak menyenangkan.

Menurut Biden, Xi juga mengakui kemampuannya yang terbatas untuk bermanuver dalam konfrontasi dengan negara-negara Barat. Dia menunjuk ke dukungan China yang sejauh ini relatif tidak terdengar untuk sekutunya Rusia, dalam invasi ke Ukraina.

Advertising
Advertising

Alasannya, menurut Biden, Xi telah mengambil pelajaran dari tanggapan Barat yang luar biasa terhadap Rusia, termasuk pengenaan sanksi ekonomi yang kuat. "Saya meneleponnya musim panas ini untuk mengatakan, 'Ini bukan ancaman, hanya pengamatan – lihat apa yang terjadi pada Rusia,'" ujarnya.

Menggarisbawahi percakapan dengan Xi, Biden mengatakan, 600 perusahaan AS telah keluar dari Rusia sejak invasi dimulai di Ukraina setahun lalu.

"Saya berkata, 'Anda telah memberi tahu saya selama ini bahwa alasan mengapa Anda membutuhkan hubungan dengan Amerika Serikat dan Eropa adalah agar mereka berinvestasi di China. 'Siapa yang akan berinvestasi di China jika Anda terlibat dalam kesepakatan yang sama?'" kata Biden mengingat percakapan dengan XI

Biden bertemu secara tatap muka dengan Xi pada November lalu di sela-sela KTT G20 di Bali. Persamuhan itu pertama kalinya sejak dia menjadi Presiden AS pada 2021. Mereka juga berbicara dalam lima panggilan telepon atau video dalam kurun itu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan lalu mengumumkan pembatalan perjalanan ke Beijing pada menit-menit terakhir. Penyebabnya ketegangan kembali berkobar karena munculnya balon mata-mata China di ketinggian di atas Amerika Serikat.

Balon itu ditembak jatuh oleh Angkatan Udara AS pada akhir pekan lalu. Amerika Serikat mengatakan balon, yang terbang di atas lokasi militer yang sensitif, adalah perangkat spionase. China menyebut balon itu hanya alat untuk mempelajari cuaca.

Pilihan editor: Militer AS Kumpulkan Serpihan Balon Mata-mata China, Republik Nilai Biden Lemah

France 24

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

6 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

7 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

8 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

8 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

8 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

9 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

10 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

11 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

11 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

11 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya