Gara-gara Balon Mata-mata, Menlu AS Antony Blinken Tunda Kunjungan ke China

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 4 Februari 2023 07:22 WIB

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi selama Sidang Umum PBB ke-77 di Manhattan, New York City, AS, 23 September 2022. REUTERS/David 'Dee' Delgado/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Antony Blinken menunda kunjungan ke Beijing, yang tadinya dijadwalkan Jumat kemarin, 3 Februari 2023, gara-gara balon mata-mata China terbang melintasi Amerika Serikat dalam apa yang disebut Washington sebagai "pelanggaran nyata" terhadap kedaulatan mereka.

Pentagon mengatakan pada hari Kamis sedang melacak balon pengintai di atas daratan Amerika Serikat. Pemimpin militer sempat mempertimbangkan untuk menembaknya jatuh di atas Montana pada Rabu tetapi akhirnya tidak merekomendasikannya kepada Presiden Joe Biden karena risiko keamanan dari pecahan balon sebesar tiga buah bus itu.

Baca juga Balon Mata-mata China Seukuran 3 Bus, Sempat Dikira Bintang di Siang Bolong

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Biden diberi pengarahan tentang penerbangan balon pada hari Selasa dan ada "konsensus pemerintah bahwa tidak pantas melakukan perjalanan ke Republik Rakyat China saat ini."

China pada hari Jumat menyatakan penyesalannya bahwa sebuah "kapal udara" yang digunakan untuk keperluan meteorologi sipil dan tujuan ilmiah lainnya telah tersesat ke wilayah udara AS.

Advertising
Advertising

Jean-Pierre mengatakan pemerintah AS mengetahui pernyataan China "tetapi kehadiran balon ini di wilayah udara kami, jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan kami serta hukum internasional. Hal ini tidak dapat diterima."

Pada hari Jumat, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan balon itu telah mengubah arah dan melayang ke arah timur sekitar 60.000 kaki (18.300 meter) di atas bagian tengah Amerika Serikat dan menunjukkan kemampuan untuk bermanuver. Dia mengatakan kemungkinan balon akan mengelilingi seluruh negara itu selama beberapa hari lagi.

Peramal komersial AccuWeather mengatakan balon itu berpotensi meninggalkan Amerika Serikat ke Atlantik pada Sabtu malam. Mike Rounds, seorang anggota Partai Republik dari Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan kepada Fox News bahwa akan baik untuk memulihkan insiden balon "dengan satu atau lain cara" untuk melihat "apakah itu dirancang untuk benar-benar mengumpulkan data atau apakah itu dirancang untuk menguji tanggapan kemampuan kita."

Pengungkapan Pentagon tentang kemampuan manuver balon secara langsung berlawanan dengan pernyataan China bahwa balon akan meledak.

Pada konferensi pers dengan menteri luar negeri Korea Selatan pada Jumat, Blinken mengatakan dia telah memberi tahu Wang Yi, direktur Komisi Pusat Luar Negeri China, bahwa pembatalan mendadak perjalanannya adalah akibat "tindakan tidak bertanggung jawab" oleh China, tetapi Washington tetap berkomitmen untuk mempererat hubungan dan dia akan berkunjung ketika kondisi memungkinkan.

Blinken mengatakan dia tidak akan menentukan tanggal kapan dia akan pergi ke China dan fokusnya adalah menyelesaikan insiden saat ini. "Langkah pertama adalah ... mendapatkan aset pengawasan, keluar dari ruang udara kita," katanya, seraya menambahkan bahwa Washington akan mempertahankan jalur komunikasi terbuka dengan China.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik, Michael McCaul, mengatakan balon itu seharusnya tidak diizinkan masuk wilayah udara AS dan bisa saja ditembak jatuh di atas air.

"Saya menyerukan kepada pemerintahan Biden untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengeluarkan balon mata-mata China dari wilayah udara AS," katanya dalam sebuah pernyataan.

REUTERS

Berita terkait

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

1 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

6 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

9 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

20 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

22 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

22 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

23 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

23 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya