Republik Gusur Satu-satunya Perempuan Muslim dari Komite Elit DPR AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 3 Februari 2023 14:28 WIB

Ilhan Omar berjalan ke kantornya setelah digulingkan oleh DPR pimpinan Partai Republik untuk bertugas di Komite Urusan Luar Negeri, di Capitol Hill di Washington, AS, 2 Februari 2023. REUTERS/Tom Brenne

TEMPO.CO, Jakarta - Satu-satunya anggota Kongres kelahiran Afrika dan satu-satunya perempuan Muslim di DPR AS, Ilhan Omar, tergusur dari komite elit Urusan Luar Negeri, setelah disingkirkan oleh anggota Partai Republik karena pernyataannya di masa lalu yang dianggap anti-Semit.

Satu orang anggota Republik menyatakan tidak memilih dalam voting yang digelar Kamis, 2 Februari 2023. Pencopotan ini seperti balas dendam, karena dua tahun lalu Demokrat juga mendongkel dua anggota Republik dari penugasan komite

Omar, yang tiba di Amerika Serikat sebagai pengungsi dari Somalia, akan menjadi anggota Demokrat teratas di subkomite Afrika untuk panel urusan luar negeri.

Tak lama setelah pemungutan suara, Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries membuat langkah balasan, mengumumkan bahwa dia bermaksud untuk menunjuk Omar ke kursi di Komite Anggaran "di mana dia akan membela nilai-nilai Demokrat melawan ekstremisme sayap kanan."

Partai Republik, yang memenangkan mayoritas tipis DPR dalam pemilihan November setelah bertahun-tahun menjadi minoritas, mengatakan mereka menginginkan Omar, anggota DPR periode ketiga, keluar dari Komite Luar Negeri karena pernyataan di Twitter pada 2019 yang berbunyi, "Ini semua tentang bayi Benjamins, " menunjukkan bahwa pendukung Israel dalam politik AS dimotivasi oleh uang daripada prinsip.

Benjamin Franklin, yang tanda tangannya pada Deklarasi Kemerdekaan 1776 dan Konstitusi AS 1787 memberinya reputasi sebagai bapak pendiri, digambarkan pada uang kertas $100.

Advertising
Advertising

Selama debat, Mike Lawler dari Partai Republik mengatakan, "Kata-kata penting, retorika penting. Itu mengarah pada bahaya. Anggota kongres dimintai pertanggungjawaban atas kata-kata dan tindakannya."

Omar dan anggota Demokrat lainnya mengatakan bahwa pernyataan seperti itu dibuat bertahun-tahun lalu dan bahwa Omar telah menghapus postingan tersebut dan meminta maaf pada saat itu.

Beberapa saat sebelum DPR mengeluarkannya dari komite, Omar menantang dengan menbgatakan, "Kepemimpinan dan suara saya tidak akan berkurang jika saya tidak berada di komite ini ... suara saya akan semakin keras dan kuat."

Omar mengatakan di masa lalu bahwa pasukan AS dan negara-negara lain harus memiliki standar akuntabilitas yang sama ketika tindakan mereka melukai atau membunuh warga sipil.

Dendam lama

Pemecatan, yang dipimpin oleh Ketua DPR Kevin McCarthy, dipandang oleh Demokrat sebagai balas dendam atas pemungutan suara mereka pada 2021 untuk mencopot Marjorie Taylor Greene dan Paul Gosar dari Partai Republik dari tugas komite mereka setelah pernyataan yang menghasut.

Pada 2021, Greene membandingkan persyaratan masker dan vaksinasi Covid-19 dengan Holocaust Nazi yang menewaskan 6 juta orang Yahudi. Dia akhirnya meminta maaf. Sebelum pemilihannya di Kongres tahun 2020, dia menyuarakan teori konspirasi yang tidak berdasar, termasuk klaim antisemit yang menyatakan bahwa laser luar angkasa mungkin digunakan untuk dengan sengaja memulai kebakaran hutan di California.

Gosar telah memposting video di media sosial yang menunjukkan dia muncul untuk membunuh anggota DPR lainnya, Alexandria Ocasio-Cortez, dari Demokrat.

Omar dan Ocasio-Cortez awalnya dikenal sebagai kelompok Demokrat progresif yang dipilih pada 2018 dan dikenal sebagai "The Squad" termasuk Ayanna Pressley dan Rashida Tlaib. Gerakan ini telah berkembang.

McCarthy memberikan penugasan komite kepada Greene dan Gosar serta George Santos, anggota baru yang mengaku mengarang sebagian besar resumenya, meskipun Santos untuk sementara menjauh dari penugasan tersebut sambil bekerja untuk menjernihkan pertanyaan tentang etikanya.

Sebelum pemungutan suara, Jeffries mengatakan kepada wartawan bahwa Demokrat mengutuk pernyataan "Benjamins" Omar.

"Telah ada pertanggungjawaban. Ilhan Omar telah meminta maaf. Dia mengindikasikan dia akan belajar dari kesalahannya" dan "membangun jembatan" dengan komunitas Yahudi. "Ini bukan tentang akuntabilitas. Ini tentang balas dendam politik."

McCarthy sebelumnya menolak penunjukan anggoita Demokrat Adam Schiff dan Eric Swalwell di Komite Seleksi Permanen DPR untuk Intelijen. Keduanya memainkan peran utama dalam pemakzulan mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump.

REUTERS

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

1 hari lalu

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

Kuasa hukum KPU mengatakan, berdasarkan analisis hasil pemilihan, tidak ada penambahan suara sebagaimana yang dituduhkan Pemohon.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

1 hari lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

1 hari lalu

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

1 hari lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

2 hari lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

2 hari lalu

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

KPU membantah gugatan Partai Demokrat pada perkara Nomor 183-01-14-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 dalam sidang sengketa Pileg

Baca Selengkapnya