Khawatir Ancaman Cina, Filipina Berikan AS Akses Lebih Luas ke Pangkalan Militernya

Reporter

Tempo.co

Kamis, 2 Februari 2023 20:00 WIB

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana (kanan) berjabat tangan setelah pertemuan bilateral di kamp militer Camp Aguinaldo di Quezon City, Metro Manila, Filipina, 30 Juli 2021. [Rolex Dela Pena/Pool via Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Filipina telah memberi Amerika Serikat akses lebih luas ke pangkalan militernya, kata pimpinan pertahanan Filipina pada Kamis 2 Februari 2023. Seperti dilansir Reuters, keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran Filipina atas meningkatnya kehadiran Cina di Laut Cina Selatan dan ketegangan dengan Taiwan.

Baca juga: Jika Diprovokasi, Filipina Siap Melawan Cina

“Di bawah Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan (EDCA) 2014, Filipina menambahkan empat akses lokasi untuk AS,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez dalam konferensi pers bersama di Markas Besar Militer Filipina di Manila.

Austin yang berada di Filipina dalam rangka memperluas alternatif aksi keamanan untuk meningkatkan upaya menghalangi setiap langkah Cina menentang Taiwan, menyebut keputusan Filipina adalah keputusan yang penting.

Dia juga menegaskan kembali komitmen AS untuk memperkuat aliansi dengan Filipina.

Advertising
Advertising

"Aliansi kami membuat demokrasi kedua negara semakin aman dan mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ujar Austin, yang kunjungannya didahului oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris di Pulau Palawan, Laut Cina Selatan, pada November 2022.

Menurutnya, upaya tersebut bertujuan untuk memodernisasi aliansi dan dinilai penting untuk mengatasi aktivitas merusuhi di perairan sekitar Filipina.

"Kami membahas tindakan nyata untuk mengatasi aksi destabilisasi di perairan sekitar Filipina, termasuk Laut Filipina Barat. Kami juga berkomitmen untuk memperkuat kapasitas bersama untuk melawan serangan bersenjata," tutur Austin.

Namun, Austin dan Galvez tidak merinci lokasi yang akan dibuka untuk AS. Galvez yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina itu mengatakan AS meminta pembukaan akses ke pangkalan-pangkalan di Pulau Luzon, yang berdekatan dengan Taiwan, dan Palawan di barat daya, dekat Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.

Tak ayal angkah ini menuai kemarahan Cina. Beijing menegaskan akses AS yang lebih luas ke pangkalan militer Filipina dapat mengganggu stabilitas regional dan meningkatkan ketegangan.

"Ini aksi yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan dan membahayakan perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning.

Di bawah perjanjian EDCA, AS dapat mengakses sebanyak sembilan pangkalan militer milik Filipina. AS juga akan mengalokasikan lebih dari US$82 juta untuk infrastruktur di lokasi yang ada.

Selain itu, perjanjian EDCA memperbolehkan akses AS ke pangkalan militer Filipina untuk tujuan pelatihan bersama, persiapan posisi peralatan, dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, gudang bahan bakar, dan perumahan sementara untuk personel militer.

Baca juga: Hadapi Cina, Filipina Bangun Pangkalan Militer di Subic

REUTERS

Berita terkait

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

2 jam lalu

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

Seorang warga Cina berinisial YH diduga menambang bijih emas secara ilegal dan memproduksi emas batangan di bawah tanah di Kabupaten Ketapang

Baca Selengkapnya

Filipina Perketat Syarat Visa untuk Turis Cina

23 jam lalu

Filipina Perketat Syarat Visa untuk Turis Cina

Ini bukan karena ketegangan yang sedang berlangsung antara Filipina dengan Cina di tengah sengketa di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

1 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

1 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

1 hari lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

1 hari lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya