TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara Filipina dan Cina makin memuncak setelah Cina mendatangkan armada peluncur bom pada minggu lalu di wilayah Laut Cina Selatan. Presiden Filipina Rodrigo Duterte, melalui penasihat keamanannya, Hermogenes Esperon, mengatakan negaranya siap melakukan serangan balik bila pasukannya dilukai.
Menurut Esperon, Filipina selama ini sudah berusaha meredakan konflik melalui jalur diplomasi, tapi perang tidak dapat dihindarkan bila pasukan militernya diprovokasi atau dirugikan.
“Presiden Duterte mengatakan mereka (Cina) sudah melebihi batas kalau pasukan kita sampai dilukai,” kata Esperon pada Rabu, 30 Mei 2018.
Baca: Sengketa Laut Cina Selatan, Filipina Siap Perang
Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua
Baca: Jim Mattis: Amerika Serikat Siap Hadapi Cina di Laut Cina Selatan
Sikap Duterte ini ditujukan sebagai jawaban atas kritik yang menilainya terlalu lembek terhadap Cina dengan membiarkan terjadinya militerisasi. Dikutip dari Reuters, kritik mulai gencar disuarakan ketika mencuat berita Cina memasang sistem rudal di pulau-pulau buatan di perairan sibuk, termasuk wilayah zona ekonomi eksklusif Manila.
Sebelumnya, lawan politik Duterte menyerang habis-habisan rezim pemerintahannya yang gagal menangani sengketa, bahkan lewat cara diplomatis. Pandangan Duterte terhadap Cina sedikit berbeda dari pendahulunya. Duterte berupaya menjalin relasi yang baik dan mengharapkan investasi dari Beijing. Dia pun sering mengatakan Cina lebih superior dan bukan lawan sebanding bagi negaranya.
“Kami menganggap militerisasi di area itu sebagai tindakan serius, seperti mengirimkan aset militer, terutama yang dibangun dekat teritori Filipina,” tutur Esperon.
Ucapan Esperon ini sejalan dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano, yang menyampaikan pesan pada Cina bahwa Duterte tidak akan mengizinkan konstruksi yang tidak sah atau mengambil sumber daya di wilayah kedaulatan Filipina di Laut Cina Selatan.