Lebih dari 160 orang Afghanistan Meninggal Dunia karena Cuaca Dingin Ekstrem

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 26 Januari 2023 21:08 WIB

Dua wanita berjalan di jalan yang tertutup salju di gunung TV di Kabul, Afghanistan, 25 Januari 2023. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 160 orang meninggal dunia karena cuaca dingin ekstrem di Afghanistan bulan ini, kata pihak berwenang, Kamis, 26 Januari 2023. Di musim dingin terburuk sejak dalam lebih dari satu dekade, banyak warga yang tidak mampu membeli bahan bakar untuk menghangatkan rumah-rumah di suhu yang jauh di bawah titik beku.

Baca Juga: Korea Selatan Menggandakan Kupon Energi untuk Hadapi Hujan Salju dan Gelombang Dingin

"162 orang meninggal dunia karena cuaca dingin sejak 10 Januari hingga sekarang,” kata Shafiullah Rahimi, juru bicara untuk Kementerian Penanganan Bencana. Sekitar 84 kematian terjadi dalam pekan lalu.

Musim dingin terburuk dalam 15 tahun, yang mengalami penurunan suhu serendah -34 derajat Celcius, telah menghantam Afghanistan di tengah-tengah krisis ekonomi yang sangat parah.

Banyak badan kemanusiaan menghentikan sebagian besar operasinya dalam pekan-pekan terakhir karena pemerintah Taliban memerintahkan bahwa sebagian besar perempuan pekerja LSM tidak boleh bekerja, membuat badan-badan kemanusiaan itu tak dapat menjalankan banyak program di negara konservatif itu.

Advertising
Advertising

Di sebuah lapangan bersalju di barat ibukota Afghanistan, anak-anak mengobrak-abrik sampah mencari plastik untuk dibakar demi membantu keluarga mereka, yang tidak mampu membeli kayu atau batu bara.

Tak jauh dari sana, penjaga toko berusia 30 tahun, Ashour Ali, tinggal bersama keluarganya di rubanah beton, di mana kelima anaknya menggigil kedinginan. “Tahun ini, cuaca sangat dingin dan kami tidak mampu membeli batu bara untuk kami sendiri,” katanya, sambil menambahkan uang yang ia dapat dari tokonya tak cukup untuk membeli bahan bakar.

“Anak-anak terbangun karena kedinginan dan menangis di tengah malam hingga pagi hari. Mereka semua sakit. Sejauh ini, kami belum menerima bantuan apa pun dan sebagian besar waktu, kami tidak memiliki cukup roti untuk dimakan.”

Selama kunjungannya ke Kabul minggu ini, kepala urusan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan badan dunia itu berusaha mencari pengecualian untuk larangan sebagian besar perempuan pekerja kemanusiaan yang datang di saat-saat paling rentan bagi banyak warga Afghanistan.

"Musim dingin di Afghan … seperti diketahui semua orang di Afghanistan adalah pembawa pesan petaka bagi begitu banyak keluarga di Afghanistan ketika kita melewati banyak tahun yang membutuhkan bantuan kemanusiaan … kita melihat beberapa konsekuensinya hilangnya nyawa,” kata Griffiths kepada Reuters.

REUTERS

Baca Juga: Ulama di 1,000 Abrahamic Circles Mengutuk Pembakaran Al Quran di Swedia

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

7 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

Warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan, menyerang dua konvoi kendaraan pembawa bantuan kemanusiaan untuk warga di Jalur Gaza dari Yordania.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

7 hari lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

11 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Kisah Zein, Remaja di Gaza Tewas Tertimpa Paket Bantuan Kemanusiaan

17 hari lalu

Kisah Zein, Remaja di Gaza Tewas Tertimpa Paket Bantuan Kemanusiaan

Sebuah bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari angkasa. Zein yang kelaparan pun bergegas mengejar paket bantuan itu

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

18 hari lalu

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Kantor HAM PBB mengatakan Israel masih membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan bahwa tindakan itu melanggar hukum.

Baca Selengkapnya