TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan berencana menggandakan kupon energi dan diskon harga gas untuk keluarga-keluarga miskin untuk mengatasi tagihan pemanas yang melonjak di tengah-tengah hujan salju dan gelombang dingin yang berkepanjangan,” kata pejabat, Kamis, 26 Januari 2023. Negara-negara di seluruh dunia menghadapi biaya energi yang meningkat dalam menghadapi lonjakan harga gas alam dan bahan bakar pemanas karena konflik di Ukraina.
Baca Juga: Lalu Lintas di Jepang Dikacau Badai Salju
Banyak rumah tangga Korea Selatan yang mulai merasakan dampaknya dalam minggu-minggu terakhir setelah menyalakan pemanas di tengah musim dingin, dengan tagihan gas bulanan naik hingga 34% bulan lalu dibandingkan setahun sebelumnya, menurut Badan Statistik Korea.
Choi Sang-mok, sekretaris senior kepresidenan untuk ekonomi, mengatakan kenaikan tagihan tidakdaat dihindari, dengan menyebutkan pertumbuhan harga gas alam sepuluh kali lipat sejak 2011, tetapi tingkat Korea Selatan masih jauh lebih rendah daripada level di banyak negara maju lain.
Langkah itu akan menguntungkan hampir 1,2 juta keluarga yang menerima kupon energi dan sekitar 1,6 juta rumah berhak mendapatkan diskon gas musim dingin ini, di negara yang memiliki 21,6 juta rumah tangga, kata Choi.
"Ada aspek yang tidak terelakkan dari naiknya harga energi di saat lingkungan eksternal yang sulit," katanya dalam sebuah pengarahan. "Tetapi kami akan membuat upaya kebijakan yang maksimum untuk meminimalkan beban rakyat.”
Banyak warga Korea Selatan yang menyatakan kekhawatirannya atas melonjaknya tagihan energi karena musim dingin yang mencekam masih berlanjut.
Badan cuaca mengeluarkan peringatan tentang salju lebat, pada Kamis, di wilayah Seoul dan beberapa kawasan timur dan tengah, membuat setidaknya lima penerbangan dibatalkan dan beberapa taman nasional ditutup pada pukul 11 pagi, menurut kementerian dalam negeri.
Peringatan itu datang hanya beberapa hari setelah 500 penerbangan ke dan dari pulau wisata Jeju dibatalkan karena cuaca buruk, mengganggu liburan Tahun Baru Imlek bagi banyak orang.
REUTERS
Baca Juga: Putin Abaikan Keputusan Tank Jerman