PBB: Pandemi Covid-19 Menurunkan Kasus Perdagangan Manusia

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 24 Januari 2023 11:40 WIB

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pintu di kantor pusatnya di New York, AS.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 menurunkan jumlah korban perdagangan manusia yang terlacak untuk pertama kali dalam 20 tahun karena peluang-peluang perdagangan dan pengawasan berkurang, tetapi perang Ukraina kini mungkin menyebabkan gelombang baru, kata sebuah laporan PBB, Selasa, 24 Januari 2023.

Baca Juga: Giliran Spotify Dilanda Gelombang PHK, Pecat 600 Karyawan

Jumlah korban perdagangan yang terlacak turun 11% pada 2020, tahun paling baru untuk ketersediaan data di sebagian besar negara, kata Kantor PBB urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dalam Laporan Global tentang Perdagangan Manusia yang ketujuh.

“Pada 2020, untuk pertama kalinya, jumlah korban yang terlacak secara global menurun,” kata UNODC dalam ringkasan laporan tersebut, sambil menambahkan bahwa penurunan terbesar dilaporkan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, terutama di Amerika selatan dan tengah, juga di Afrika sub-Sahara, Asia timur dan kawasan Pasifik.

“Perubahan tren ini kemungkinan akibat dari tiga faktor berbeda yang mempengaruhi terutama negara-negara berpendapatan rendah dan menengah selama pandemik: kapasitas institusional yang rendah dalam melacak korban, peluang-peluang yang lebih sedikit untuk para pedagang manusia untuk beroperasi karena pembatasan-pembatasan pencegahan Covid-19, dan beberapa bentuk perdagangan manusia yang beralih ke lokasi-lokasi yang lebih tersembunyi dan lebih sulit dilacak,” katanya.

Advertising
Advertising

Data awal untuk 2021 yang baru berasal dari 20 negara menampilkan penurunan lebih lanjut di beberapa bagian Asia tenggara, Amerika tengah dan Karibia.

Perdagangan untuk eksploitasi seksual menunjukkan penurunan yang paling tajam yaitu 24%. Untuk pertama kalinya sejak UNODC mulai mengumpulkan data, perdagangan yang terlacak dalam kategori ini sebagai persentase keseluruhan kurang lebih berada di level yang sama seperti perdagangan untuk tenaga kerja paksa, yaitu masing-masing sekitar 39%.

“Eksploitasi seksual mungkin berkurang karena penutupan ruang-ruang publik (terkait pandemik) dan kemungkinan terdorong ke lokasi-lokasi yang lebih tersembunyi dan aman, membuat bentuk perdagangan ini lebih tertutup dan lebih sulit untuk dilacak,” kata UNODC.

Konflik-konflik cenderung meningkatkan perdagangan dan perang di Ukraina bukan sebuah pengecualian.

“Darurat pengungsi di Ukraina meningkatkan risiko perdagangan untuk populasi-populasi yang mengungsi. Konflik 2014 di Ukraina meningkatkan empat kali lipat jumlah korban yang terlacak di Eropa Barat pada 2016,” kata UNODC, mengacu pada pencaplokan semenanjung Krimea oleh Rusia.

Baca Juga: Baru 4 Bulan Menjabat, PM Kuwait Mengundurkan Diri

REUTERS

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

11 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

4 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya