TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejak memerintah 2003, Abdullah Badawi menyaksikan hasil dua pemilihan umum yang bertentangan. Ia memimpin UMNO meraih suara terbanyak sepanjang sejarah pada pemilihan umum 2004 dan paling sedikit dalam sejarah pada 2008.
Sampai satu dekade silam, tidak ada yang membayangkan Badawi bakal menggantikan Mahathir Mohamad. Tapi kasus sodomi yang menerpa Anwar Ibrahim membuat Badawi maju dan akhirnya mengantikan Mahathir.
Posisi UMNO saat Badawi berkuasa sedang berkibar. Dukungan begitu besar setelah krisis ekonomi 1998 dan kasus Anwar sempat membuat suara turun. Setahun setelah berkuasa, Badawi menggelar pemilihan umum dan UMNO mendapat kursi terbanyak sepanjang sejarah Malaysia. UMNO meraih 198 dari 219 kursi yang ada.
Tapi sejak itu Badawi dianggap tidak efektif. Ia tidak banyak berbuat membereskan korupsi atau mereformasi sistem hukum. Malah, Mahathir ikut menyerang pemerintahan Badawi karena dianggap terlalu lunak terhadap Singapura dalam kasus pembangunan jembatan penghubung dua negara.
Badawi juga menyaksikan unjuk rasa besar-besaran di Kuala Lumpur pada 2007. Unjuk rasa ini diikuti sekitar 40 ribu orang, terbanyak setelah era kasus Anwar Ibrahim di masa Mahathir. Mereka menuntut reformasi sistem pemilihan umum.
Puak India juga turun ke jalan pada tahun itu, menentang diskriminasi. Polisi menggunakan gas air mata membubarkan unjuk rasa yang diikuti puluhan warga etnis India itu.
Setahun setelah unjuk rasa besar-besaran, Badawi menggelar pemilihan umum. Hasilnya, tidak pernah UMNO kehilangan kursi begitu banyak dalam sejarah Malaysia.
UMNO memang masih berkuasa di Malaysia tapi tidak lagi menguasai lebih dari dua pertiga suara di parlemen. Mereka juga kehilangan kekuasan di lima dari 13 negara bagian.
Kekalahan ini membuat Badawi mengungkapkan keinginan pensiun pada 2010. Tapi pensiun ini dipercepat dan akhirnya Najib Razak hari ini mulai berkuasa.
AP/NURKHOIRI
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya