Marcos Jr ke Beijing Bertemu Xi Jinping untuk Bahas Laut Cina Selatan

Selasa, 3 Januari 2023 19:35 WIB

Calon Preisiden Filipina, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. REUTERS/Eloisa Lopez/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr akan terbang ke Beijing pada Selasa, 3 Januari 2022. Selama tiga hari lawatannya ke Cina, Marcos diperkirakan akan membahas kegiatan Beijing di Laut Cina Selatan yang disengketakan Manila dan topik lainnya.

Berbicara sebelum terbang ke Cina, Marcos mengatakan dia berharap bisa rapat dengan Presiden Cina Xi Jinping. Dia pun menekankan pergesekan antara kedua negara adalah masalah yang bukan milik dua sahabat seperti Filipina dan Cina.

Ini akan menjadi pertemuan tatap muka kedua antara Marcos dan Xi setelah pertemuan November mereka di Thailand. Adapun pertemuan nanti terjadi ketika Filipina telah menyuarakan keprihatinan atas laporan mengenai aktivitas pembangunan Cina dan kerumunan kapal laut Beijing di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.

Advertising
Advertising

Baca juga:Digempur Covid-19, Xi Jinping Puji Ekonomi China Terbesar Kedua di Dunia

Personel Penjaga Pantai Filipina berpatroli di dekat kapal Cina yang diyakini diawaki oleh personel milisi maritim Cina di Whitsun Reef, Laut Cina Selatan, dalam foto yang dipublikasi pada Kamis, 15 April 2021. Satgas pemerintah Filipina mengatakan kapal-kapal Cina dengan panjang sekitar 60 meter, dapat menangkap satu ton ikan dalam sehari. Philippine Coast Guard via REUTERS

Sebelumnya pada pekan lalu, seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan pembicaraan Marcos dengan Xi nanti akan mencakup tindakan Beijing di Laut Cina Selatan. Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin pada Jumat, 30 Desember 2022, tidak menyinggung perihal Laut Cina Selatan tetapi mengatakan kunjungan itu akan fokus pada pertukaran pandangan mendalam tentang hubungan bilateral dan isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama.

Wang menegaskan pertemuan Xi dan Marcos akan mempromosikan kerja sama di bidang pertanian, infrastruktur, energi, dan budaya untuk menciptakan "era emas".

Marcos Ingin Keseimbangan

Analis memperkirakan Marcos menggunakan perjalanan itu untuk membantu menyeimbangkan kembali kebijakan luar negeri negaranya. Di bawah pemimpin sebelumnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte, Filipina bergerak lebih dekat ke Cina dan menjauh dari Amerika Serikat.

Filipina adalah sekutu lama pertahanan Amerika Serikat. Namun di bawah Duterte, Filipina menyisihkan pertikaian teritorial di Laut China Selatan sebagai imbalan atas investasi Cina.

Beijing mengklaim sebagian besar wilayah di Laut Cina Selatan, di mana sengketa wilayah tersebut menjadi pangkal ketegangan Cina dan Amerika Serikat seputar operasi angkatan laut. Sekitar USD$3 triliun perdagangan yang dibawa oleh kapal melintas setiap tahun di wilayah Laut Cina Selatan.

Dalam pidato Mei 2022 lalu, Marcos bersumpah tidak akan kehilangan satu inci pun wilayah Filipina untuk kekuatan asing mana pun. Dia menggemakan suara para pendukung putusan arbitrase 2016 yang membatalkan klaim ekspansif Cina di Laut Cina Selatan.

Marcos adalah putra mendiang mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos, yang melarikan diri ke pengasingan di Hawaii selama pemberontakan 'kekuatan rakyat' (people power) pada 1986. Sejak menjabat pertengahan tahun lalu, Marcos telah dua kali bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di luar negeri.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Wakil Presiden Amerika Kamala Harris juga mengunjungi negara di Asia Tenggara itu tahun lalu. Keduanya meyakinkan Manila bahwa Washington akan membela Filipina jika diserang di Laut Cina Selatan.

Seorang analis hubungan internasional di Universitas De La Salle di Manila Renato Cruz De Castro menilai, Marcos perlahan ingin menjauh dari poros ekstrim ke Cina. Walau Marcos berniat mengangkat isu Laut Cina Selatan saat bertemu Xi, dia tidak melihat Beijing akan mengubah posisinya.

REUTERS

Baca juga: Korban Tewas akibat Badai Nalgae di Filipina Menjadi 150 Orang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

8 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya