Inflasi di Jerman pada 2023 Diperkirakan Masih Tinggi
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 1 Januari 2023 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Federation of German Industries (BDI) melakukan sebuah survei dikalangan pelaku industri, di mana hasilnya mengungkap kalau warga Jerman berharap lonjakan harga kebutuhan pokok akan turun dalam beberapa bulan ke depan. Inflasi di Jerman diperkirakan masih tetap tinggi sepanjang 2023 dan target suku bunga hanya 2 persen dari Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan tidak akan tercapai setidaknya sampai tahun 2025.
“Pengembalian ke level 2 persen kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama dan hanya bisa dicapai pada pertengahan dekade ini, jika kebijakan moneter diterapkan,” kata Presiden BDI Siegfried Russwurm.
Baca juga: TPID Optimistis Inflasi Solo Bulan Desember 2022 di Bawah 7 Persen
Russwurm menyadari banyak tindakan yang dilakukan oleh ECB yang ditujukan untuk membendung inflasi, yang dampaknya bisa menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam aktivitas investasi. Sepanjang musim panas lalu, ECB telah meninggalkan kebijakan suku bunga nol persen dan menaikkan suku bunga beberapa kali, yang saat ini berkisar 2,5 persen.
“Inflasi mulai merangkak sebelum krisis energi dan kecenderungan akan seperti itu (naik). Kami harus mengasumsikan kalau itu (inflasi) masih akan tetap di atas target ECB yang wajar sebesar 2 persen untuk beberapa waktu,” kata Peter Adrian, Kepala Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK).
Menurut Adrian, langkah ECB menaikkan suku bunga agak terlambat sehingga itu artinya suku bunga sekarang harus menaikkan suku bunga yang dipercepat.
“Ini membuat pembiayaan perusahaan semakin sulit dan fakto tambahan yang membebani sektor bisnis,” kata Adrian.
Inflasi tahunan Jerman hanya turun sedikit pada November 2022 menjadi 11,3 persen dari sebelumnya 11,6 persen pada Oktober 2022. Sekjen German Confederation of Skilled Crafts and Small Businesses (ZDH) Holger Schwannecke mengatakan perlambatan kenaikan harga mungkin tidak bisa diharapkan sampai musim panas 2023, sebaliknya harga akan tetap tinggi.
Sumber: RT.com
Baca juga: Paus Benediktus Meninggal
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.