Kaleidoskop 2022: Dunia Dibayangi Perang Rusia Ukraina hingga Wafatnya Ratu Elizabeth
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 30 Desember 2022 20:56 WIB
Kematian Ratu Elizabeth
Ratu Elizabeth meninggal dengan damai di rumahnya di Skotlandia pada September 2022 dalam usia 96 tahun. Dia menjadi kepala negara Inggris yang paling lama memerintah, yakni selama tujuh dekade. Kesehatan ratu memburuk beberapa hari sebelum meninggal. Keluarganya berada di sisi ratu yang berada di bawah pengawasan dokter Kastil Balmoral di Skotlandia.
"Kematian Ibu tercinta, Yang Mulia Ratu, adalah momen kesedihan terbesar bagi saya dan seluruh anggota keluarga saya. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Alam dan Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," kata raja baru, putra sulungnya Charles dalam sebuah pernyataan.
Ribuan orang berkumpul di luar Istana Buckingham, di pusat kota London, dan terjadi kesunyian saat bendera diturunkan setengah tiang. Kerumunan melonjak ke gerbang ketika pemberitahuan yang mengumumkan kematian satu-satunya ratu yang paling dikenal orang Inggris dipasang di gerbang besi hitam. Setelah kematian Elizabeth, Charles secara otomatis menjadi raja Britania Raya dan kepala negara dari 14 wilayah lain termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Peti mati ratu dibawa ke Edinburgh beberapa hari setelah dia meninggal, melewati puluhan ribu pelayat yang berbaris di sepanjang rute. Puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan London saat peti mati diterbangkan ke ibu kota dan dibawa ke Istana Buckingham. Jenazah Ratu disemayamkan di Westminster Hall. Ratusan ribu orang mengantri berjam-jam untuk melewati peti matinya.
Ratu Elizabeth II, yang juga merupakan kepala negara tertua dan terlama di dunia, naik tahta setelah kematian ayahnya Raja George VI pada 6 Februari 1952, ketika dia baru berusia 25 tahun. Dia dinobatkan pada Juni tahun berikutnya. Penobatan pertama yang disiarkan televisi adalah pendahuluan dari dunia baru di mana kehidupan para bangsawan semakin diawasi oleh media.
Gelombang Protes di Iran
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan memuncak di seluruh Iran pada periode Oktober. Sejumlah video media sosial menunjukkan tank diangkut ke daerah Kurdi, yang telah menjadi titik fokus tindakan keras terhadap protes atas kematian Mahsa Amini dalam tahanan.
Protes menyerukan jatuhnya lembaga ulama telah melanda Iran sejak Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun. Dia meninggal pada 16 September saat ditahan oleh polisi moralitas di Teheran karena "pakaian tidak pantas".
Kerusuhan itu tidak sampai menggulingkan pemerintah. Namun protes menandai salah satu tantangan paling berani untuk Republik Islam sejak revolusi 1979, dengan laporan pemogokan menyebar ke sektor energi vital.
Pihak berwenang melakukan tindakan keras yang mematikan. Ketegangan sangat tinggi di wilayah Kurdi, mengingat latar belakang etnis Amini. Kelompok hak asasi manusia mengatakan minoritas Kurdi Iran yang berjumlah lebih dari 10 juta telah lama ditindas - tuduhan yang dibantah oleh Republik Islam.
Sejumlah negara-negara Barat memprotes kekangan Iran atas kaum perempuan. Ketegangan diplomatik Tehren dan negara-negara Barat masih berlangsung sampai sekarang.