Mitos atau Fakta: Santa Claus Kakek Berjanggut Putih Pembawa Hadiah Natal

Senin, 26 Desember 2022 10:52 WIB

Seorang pria yang berpakaian seperti Santa Claus memberikan permen pada anak-anak disela-sela pertemuan Santa Claus di Rakvere, Estonia 3 Desember 2017. REUTERS/Ints Kalnins

TEMPO.CO, Jakarta - Santa Claus yang menjadi sosok legendaris dan tradisi pemberian hadiah Natal dapat ditelusuri kembali saat penjajahan Belanda.

Ketika Belanda menetap di New York selama abad ke-17, mereka membawa legenda Santa Claus dan kebiasaan meninggalkan hadiah untuk anak-anak. Dari sana, karya sastra abad ke-19, seperti puisi The Night Before Christmas dan kampanye iklan Coca-Cola pertengahan abad ke-20 yang mengubah seorang uskup suci menjadi Santa Claus berjanggut putih dan bertopi merah. Legenda ini pun diyakini oleh banyak orang sampai sekarang, khususnya orang Amerika Serikat.

Mengutip stnicholascenter.org, Santa Claus didasarkan pada kisah St. Nicholas dari Myra yang menurut tradisi Kristen, seorang uskup di kota kecil Romawi dan hidup selama abad ke-4. Reputasi Nicholas untuk kemurahan hati dan kebaikan memunculkan legenda keajaiban yang ia lakukan untuk orang miskin dan tidak bahagia. Menurut satu cerita, Nicholas menghidupkan kembali tiga anak yang telah dipotong oleh seorang tukang daging dan dimasukkan ke dalam tong acar melalui doa.

Terdapat kisah lain yang menggambarkan bagaimana seorang Nicholas muda diam-diam memberikan mahar pernikahan dengan menjatuhkan emas ke cerobong asap tiga gadis. Ia memberikannya kepada tiga gadis lantaran mereka mengalami kemiskinan dan dipaksa menjadi pelacur. Emas yang dijatuhkan oleh Nicholas mendarat di kaus kaki yang dibiarkan mengering di depan perapian.

Nicholas meninggal pada 6 Desember 343 Masehi, dan kini hari kematiannya diperingati sebagai hari pesta untuk mengirimkan hadiah Natal. Jenazahnya diduga dipindahkan dari gerejanya di Myra pada 1087 ke Bari, Italia. Kisah-kisah tentang Nicholas pun berkembang sepanjang milenium ke-2 dan bercampur dengan tradisi dan Nicholas lainnya sehingga ia menjadi sosok legendaris yang sekarang disebut Santa Claus atau Sinterklas.

Advertising
Advertising

Namun selama abad ke-20, beberapa sejarawan berusaha mengurai sejarah Nicholas dari mitos tersebut. Penyelidikan mereka membuat meragukan keberadaan uskup itu sendiri. Ia tidak meninggalkan tulisan dan tidak memiliki murid. Namanya tidak disebutkan pula dalam teks kontemporer mana pun. Referensi paling awal berusia lebih dari 200 tahun setelah kematiannya dan biografi pertama ditulis sekitar 300 tahun setelah itu.

Sementara itu, ketidakpastian seputar keberadaan Nicholas tercermin dalam buku para santo yang telah direvisi, beberapa sejarawan menyatakan bahwa Nicholas pernah hidup dan telah melakukan banyak tindakan kebaikan dan kemurahan hati.

Mereka berargumen bahwa kurangnya dokumentasi selama masa hidupnya bukanlah bukti ketidakhadirannya dan menyerukan peninjauan kembali atas teks-teks yang telah diabaikan. Penganut lain menegaskan bahwa pembangunan gereja yang didedikasikan untuknya selama awal abad pertengahan adalah bukti yang cukup, seperti dilansir britannica.com.

Akhirnya pada 2017, muncul sebuah bukti dari abad ke-4 yang berupa sepotong tulang panggul. Bukti yang dikaitkan dengan eksisnya Nicholas dan sekarang disimpan di Amerika Serikat ini menawarkan potongan teka-teki. Menariknya, dugaan sisa-sisa Nicholas di Bari kehilangan sebagian tulang panggul.

Argumen dan penemuan tersebut menawarkan beberapa alasan kuat untuk tidak sepenuhnya mengabaikan keberadaan Nicholas sebagai sosok Santa Claus. Jadi, kesimpulan apakah Santa Claus merupakan mitos atau fakta tergantung pada kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca juga: Apa Perbedaan Santa Claus dan Sinterklas?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

18 jam lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

3 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

3 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

8 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

10 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

11 hari lalu

Kemenhan Teken Kontrak Pengadaan Kapal Perang Fregat dari Italia

Kapal fregat pertama pesanan Kemenhan akan dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

15 hari lalu

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

Klub Sepak Bola Italia, Como 1907 ternyata milik orang terkaya di Indonesia yakni Hartono Bersaudara. Bagaimana kisah pembeliannya saat itu?

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

20 hari lalu

Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

Setiap jenis restoran di Italia terdapat perbedaan dari jenis tempat usaha hingga makanannya

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

21 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya