Warga Wuhan Tetap Waspada, Meski Aturan Covid-19 Bakal Dilonggarkan

Reporter

magang_merdeka

Senin, 12 Desember 2022 16:30 WIB

Petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang lansia untuk tes asam nukleat Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 3 Agustus 2021. Kota Wuhan yang menjadi lokasi pertama ditemukannya Covid-19, kembali meluncurkan kampanye tes asam nukleat di tengah merebaknya virus Corona varian delta. Xinhua/Wu Zhizun

TEMPO.CO, Jakarta - Warga kota Wuhan, Cina, menyambut pelonggaran lockdown pada minggu ini oleh pihak berwenang. Wuhan pada tiga tahun lalu, menjadi pusat penyebaran virus mematikan Covid-19, di mana ada ribuan orang meninggal karena virus ini.

Kendati aturan Covid-19 mulai dilonggarkan, namun warga Wuhan masih bersikap berhati-hati. Hanya sedikit orang yang berada di toko-toko, restoran dan kereta bawah tanah hanya terisi sebagian. Banyak warga memilih tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran infeksi baru.

Wuhan adalah kota metropolitan yang padat, yang menanggung beban pandemi Covid-19 pada awal 2020. Ketika itu, pihak berwenang memerintahkan agar seluruh wilayah Wuhan yang berpenduduk 11 juta jiwa, lockdown yang ketat ala militer selama lebih dari dua bulan. Itu adalah sebuah babak traumatis yang belum terlupakan oleh beberapa warga Wuhan.

Advertising
Advertising

"Kami tahu ini dibuka kembali, tetapi kami sendiri tidak lengah. Kami mengambil tindakan pencegahan, melindungi diri kami sendiri karena (virus) menyebar dengan cepat," kata salah satu pemilik cornershop Wuhan.

Pekerja menyemprot tanah dengan disinfektan di pasar Baishazhou selama kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditugaskan untuk menyelidiki asal-usul virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 31 Januari 2021. [REUTERS/Thomas Peter]

Baca juga: Shanghai Memperketat Pengamanan setelah Protes Antipembatasan Covid-19

Di luar klinik yang terhubung dengan rumah sakit pusat Wuhan, ada antrian lebih dari 100 orang mencari pengobatan Covid-19, yang dipimpin oleh tenaga kesehatan berpakaian APD putih. Rumah sakit pusat Wuhan bagian dari saksi nyata, di mana Li Wenliang, seorang dokter di rumah sakit itu, pertama kali mengumumkan adanya virus corona.

Dua apotek di Wuhan menjual obat demam sehari yang lalu. Ada pula pelanggan yang meminta vitamin C atau obat batuk, namun tak membuahkan hasil karena stok habis.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan awal wabah pada 2020," kata seorang apoteker di Wuhan bermarga Liu.

Otoritas kesehatan di Wuhan melaporkan ada 229 kasus Covid-19 baru pada Kamis, 8 Desember 2022, sementara otoritas kesehatan di Beijing melaporkan ada lebih dari 16 ribu kasus positif Covid-19 secara nasional pada hari yang sama.

Beijing bersikap diam di tengah keengganan beberapa sektor bisnis untuk membatalkan pembatasan Covid-19. Kecemasan kalau virus corona kemungkinan bertahan lama, bakal menghambat pemulihan kesehatan yang cepat di Cina, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

"Bagi warga Wuhan, selalu ada kecenderungan untuk panic buying, apakah itu obat-obatan, atau makanan. Dapat dikatakan itu karena kami trauma dari gelombang pertama Covid-19, dan pengalaman itu masih terngiang-ngiang," kata Li, 31 tahun, manajer yang bekerja untuk sebuah perusahaan real estate di Wuhan.

Sebelumnya pada November 2022, ketika rasa frustrasi terhadap kebijakan nol-Covid-19 meningkat, beberapa penduduk Wuhan seperti Sam Yuen, seorang guru, melakukan unjuk rasa menuntut diakhirinya penguncian, bersama ribuan orang lainnya di kota-kota di seluruh China.

"Itu adalah mimpi buruk, rasanya seperti kami diperlakukan seperti binatang," kata Yuen kepada Reuters.

Dia menggambarkan bagaimana kompleks perumahan di seluruh kota telah ditutup dengan lembaran logam pada musim gugur sebagai kilas balik ke hari-hari wabah pertama.

"Sebelumnya, orang selalu mengatakan pemuda tidak akan melawan dan memperjuangkan hak mereka, tapi melawan seperti ini bagus. Itu menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian. Ketika saya melihat orang berdiri di sana saya sangat tersentuh. Itu adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya. Dalam 30 tahun saya tidak pernah merasakan semangat kolektif seperti ini," ujarnya.

Kasus Covid-19 pertama kali terjadi di Wuhan pada Desember 2019. Saat itu, orang-orang mulai jatuh sakit seperti gejala pneumonia, namun penyakitnya misterius. Kasus ini lalu dikaitkan dengan pasar ikan Huanan, di mana pihak berwenang di Wuhan dikritik karena dianggap lambat merespons dan berusaha menutupi berita infeksi virus corona tersebut.

Saat kasus Covid-19 di Wuhan melonjak, pihak berwenang bergegas membangun rumah sakit darurat di tempat-tempat olahraga dan pusat konvensi di tengah lockdown seluruh kota. Otoritas Kota Wuhan menyebutkan jumlah resmi kematian akibat Covid-19 pada April 2020 adalah 3.869 orang.

Akan tetapi, beberapa orang merasa angka sebenarnya jauh lebih tinggi. Tuduhan itu mucul di tengah laporan orang-orang yang mengantri untuk mengumpulkan abu kerabat mereka dan guci abu yang ditumpuk di rumah duka.

Di tengah trauma lonjakan wabah Covid-19, ada warga yang menyambut baik kesempatan untuk memulai yang baru

"Saya senang mendengar berita itu (aturan Covid-19 dilonggarkan). Akhirnya kita bisa, bisa melanjutkan kehidpuan," kata Chen, 32, seorang dosen di sebuah universitas.

Reuters | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Anggota Parlemen ASEAN: KUHP Baru Indonesia adalah Kemunduran

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

5 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

6 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya