2.000 Pejuang Dilaporkan Tewas Melawan Junta Myanmar

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 Desember 2022 14:47 WIB

Duwa Lashi La, penjabat presiden NUG Myanmar

TEMPO.CO, Jakarta - National Unity Government (NUG) mencatat sekurangnya 2.000 warga pejuang pro-demokrasi tewas dalam memerangi junta militer di Myanmar sejak kudeta.

NUG sebagai pemerintah sipil Myanmar yang diakui dunia, juga mendesak sekutu untuk memberikan bantuan militer seperti halnya Ukraina.

Baca juga: Nur Hassan Wirajuda Sarankan Strategi Baru dalam Selesaikan Krisis Myanmar

"Kami menganggap (kematian) sebagai harga yang harus kami bayar," kata penjabat presiden NUG, Duwa Lashi La dalam konferensi Reuters NEXT dari lokasi yang dirahasiakan di Myanmar pada Kamis.

Namun, ia mengatakan pejuang oposisi telah membunuh sekitar 20 ribu tentara junta, meski tidak mungkin untuk mengkonfirmasi angka secara independen.

Advertising
Advertising

"Jika saja kami menerima dukungan yang sama seperti yang diterima Ukraina dari AS dan Uni Eropa, penderitaan orang-orang yang dibantai akan segera berhenti," kata dia.

Sementara itu, negara-negara Barat telah menyuarakan dukungan untuk NUG dan memberikan sanksi kepada komandan dan kompi junta.

Namun, mereka telah menghentikan bantuan militer untuk oposisi. Barat mengatakan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara regional (ASEAN) adalah tempat terbaik untuk mengatasi krisis.

Duwa Lashi La merupakan seorang mantan guru dan pengacara berusia tujuh puluhan. Dia meninggalkan rumahnya di Negara Bagian Kachin di Myanmar utara bersama keluarganya.

Militer telah mencap dia dan rekan-rekannya, termasuk Aung San Suu Kyi, sebagai teroris dan melarang warga berkomunikasi dengan mereka. Namun, pemerintah sipil paralelnya mendapat dukungan luas.

Situasi di Myanmar memanas sejak kudeta militer pada Februari tahun lalu. Krisis politik itu menjungkirbalikan Myanmar sebagai negara demokrasi selama satu dekade. Junta bahkan menggunakan kekuatan mematikan untuk menghancurkan protes.

Selain 2.000 kematian dalam pertempuran, lebih dari 2.500 warga sipil tewas. Sebagian besar tewas dalam penumpasan protes. Angka ini dikonfirmasi oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, kelompok hak asasi yang memantau kerusuhan selama aksi menentang junta Myanmar.

PBB mencatat lebih dari 1,3 juta orang telah mengungsi sejak kudeta. PBB juga mempertimbangkan untuk menyebut serangan militer merupakan kejahatan perang.

Baca juga: Myanmar Beri Pengampunan pada Ribuan Tahanan

REUTERS

Berita terkait

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

2 jam lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

8 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

10 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

11 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

11 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

11 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

12 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya