Biden dan Macron Berselisih soal Subsidi untuk Perusahaan Amerika

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 1 Desember 2022 21:30 WIB

Presiden AS Joe Biden (kiri) berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah berpose untuk foto bersama setelah makan malam kerja selama KTT G7 di Kastil Elmau, di Kruen dekat Garmisch-Partenkirchen, Jerman 26 Juni 2022. Ludovic Marin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron dilaporkan berselisih mengenai kebijakan subsidi baru Amerika yang telah membuat Eropa gusar.

Baca juga: Macron: Amerika Kembali Menjadi Pemimpin yang Kooperatif Lewat Biden

Amerika Serikat dan Prancis dimaksudkan akan merayakan 200 tahun hubungan bilateral, dengan kunjungan Macron ke Washington pada Kamis, 1 Desember 2022.

Biden menjadi tuan rumah Macron pada kunjungan kenegaraan pertama sejak pemimpin AS itu menjabat pada awal 2021. Biden dan istrinya Jill menggelar arak-arakan dengan upacara kedatangan penuh warna. Sekitar 200 lobster hidup diterbangkan dari Maine untuk makan malam kenegaraan.

Kedua pemimpin akan mengadakan pembicaraan, kemudian melakukan konferensi pers bersama pada pukul 11:45 waktu setempat. Macron dan istrinya, Brigitte, tiba di Washington pada Selasa, 29 November 2022, untuk kunjungan kenegaraan keduanya ke Amerika Serikat sejak menjabat pada 2017.

Advertising
Advertising

Biden dan Macron telah mengadakan banyak pertemuan di forum internasional, tetapi kunjungan ini secara khusus bisa membuat keduanya punya waktu lebih. Kedua pemimpin itu makan malam bersama pada Rabu, 30 November 2022, di sebuah restoran Italia bernama Fiola Mare di kawasan bersejarah Georgetown.

Macron diperkirakan akan mengungkapkan kekhawatiran Prancis dan Eropa tentang subsidi dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang diajukan Biden.

Kebijakan dengan total sebesar US$430 miliar itu menawarkan subsidi besar-besaran untuk produk buatan AS dan ditujukan untuk mengatasi krisis iklim.

Para pemimpin Eropa mengatakan paket legislatif yang ditandatangani oleh Biden pada Agustus itu tidak adil bagi perusahaan non-Amerika dan akan menjadi pukulan serius bagi ekonomi mereka. Musababnya, Eropa menghadapi dampak dari invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.

Sumber kepada Reuters mengatakan, dalam pertemuan kemarin dengan anggota parlemen AS di Perpustakaan Kongres, Macron mengatakan tindakan itu "sangat agresif" terhadap perusahaan-perusahaan Eropa.

Macron mengatakan kepada komunitas Prancis di Washington bahwa biaya perang di Ukraina jauh lebih tinggi di Eropa daripada di Amerika Serikat. Eropa berisiko tertinggal jika subsidi menyedot investasi baru. "Ini bisa memecah Barat," kata Macron.

<!--more-->

Tidak Ada Tanda Biden Memberi Kelonggaran

Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda bahwa Biden siap membuat kelonggaran.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan undang-undang tersebut "memberikan peluang signifikan bagi perusahaan Eropa serta manfaat bagi keamanan energi UE," ketika ditanya tentang kekhawatiran Eropa.

Macron adalah pemimpin asing pertama yang diberi jamuan makan malam kenegaraan di Gedung Putih oleh Biden. Ini dianggap sebagai tanda, pentingnya Macron bagi Washington, meskipun ada beberapa perbedaan dengan pemerintahan Biden.

Makan malam formal di paviliun di White House South Lawn akan menampilkan musik dari Jon Batiste, Chardonnay dari Napa Valley dan keju dari Oregon, California dan Wisconsin.

Invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan besar akan menjadi topik utama dalam pembicaraan. Kedua pemimpin telah berusaha untuk meningkatkan dukungan bagi militer Ukraina.

Kunjungan Macron datang ketika para menteri NATO bertemu di Bukares dan menjanjikan lebih banyak bantuan ke Ukraina untuk membantu melawan serangan Rusia terhadap infrastruktur energi saat musim dingin tiba.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, mengatakan, aliansi militer Barat, di mana Amerika Serikat dan Prancis adalah anggota pendiri, juga membahas bagaimana mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pembangunan militer China dan kerjasamanya dengan Rusia. Macron telah mengatakan di masa lalu bahwa China seharusnya tidak menjadi fokus NATO.

Baca juga: Emmanuel Macron Tak Suka Joe Biden Menghina Presiden Putin

REUTERS

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

17 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

17 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

3 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

3 hari lalu

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

4 hari lalu

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

Unjuk rasa Pro-Palestina mahasiswa di AS atas perang Gaza kian intensif dan meluas selama seminggu terakhir, termasuk di Yale dan New York University.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

5 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya