Saat Pejabat China Diam Tercengang Ditanya Protes Covid-19

Rabu, 30 November 2022 18:14 WIB

Polisi menahan demonstran yang menggelar aksi menolak lockdown di Shanghai, Cina, 27 November 2022. Massa turun ke jalan meneriakkan "Akhiri penguncian!" sambil mengacungkan tinju ke udara, setelah kebakaran mematikan pada 24 November 2022, memicu kemarahan atas penguncian Covid-19 yang berkepanjangan. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Kementerian Luar Negeri China diam tercengang saat ditanya oleh salah seorang wartawan mengenai protes mandat ketat nol-Covid yang masih berlangsung di negara itu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zao Lijian sedang berada di tengah konferensi pers regulernya, pada Selasa, 29 November 2022, saat disinggung oleh jurnalis Reuters mengenai unjuk rasa itu. Wartawan menanyakan langkah yang akan diambil oleh pemerintah ihwal unjuk rasa yang masih berlangsung memprotes kebijakan lockdown di Cina itu.

Baca: China Semangat Lockdown, Dampaknya dari Demonstrasi sampai 20 Ribu Buruh Mundur

“Mengingat kemarahan dan frustrasi yang meluas pada kebijakan nol-COVID dalam beberapa hari terakhir di seluruh China, apakah China berpikir untuk mengakhirinya dan jika ya, kapan?” tanya reporter itu, dilansir Sky News Australia.

Zhao sempat terdiam selama 30 detik, sebelum mengajukan pertanyaan untuk diulang. Juru bicara itu akhirnya memberikan tanggapan yang sangat hati-hati dan tanpa tergesa-gesa setelah hampir satu menit berlalu sejak pertanyaan pertama kali diajukan.

"Apa yang Anda sebutkan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi," katanya. “China telah mengikuti kebijakan nol-COVID yang dinamis.”

Ketidakpuasan yang tak terbendung atas kebijakan pencegahan Covid-19 yang ketat tiga tahun setelah pandemi, memicu protes di kota-kota China. Itu merupakan gelombang pembangkangan sipil terbesar sejak Presiden China Xi Jinping berkuasa satu dekade lalu.

Advertising
Advertising

Protes tersebut merupakan protes anti-pemerintah terbesar sejak gerakan mematikan Lapangan Tiananmen 1989 dan merupakan kejadian yang sangat langka dalam kehidupan publik China.

Polisi China dikerahkan di Beijing dan Shanghai pada Selasa, 29 November 2022, untuk menghalau aksi massa yang telah mengganggu kehidupan jutaan orang, merusak ekonomi dan secara singkat memicu seruan langka agar Xi Jinping mundur.

Aksi protes itu mendapatkan perhatian dari negara-negara Barat. Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa hak dan kebebasan harus dilaksanakan dalam kerangka hukum.

Simak: Berjuang Melawan Leukemia, Mantan Presiden China Jiang Zemin Meninggal di Usia 96

SKY NEWS AU | REUTERS

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 menit lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

14 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

7 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya