Aktivitas Pabrik di Cina Terkontraksi karena Aturan Covid-19

Reporter

Tempo.co

Rabu, 30 November 2022 12:30 WIB

Orang-orang berbaris selama pengujian massal untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di situs pengujian asam nukleat darurat di luar pusat perbelanjaan di Beijing, Cina 21 Maret 2022. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei resmi pada Rabu, 30 November 2022, memperlihatkan aktivitas pabrik di Cina terkontraksi lebih cepat pada November 2022 buntut dari pembatasan aktivitas karena penyebaran Covid-19 dan melemahnya permintaan global. Kondisi ini memberikan sinyalemen kalau tekanan pada ekonomi Cina meningkat.

Cina adalah negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indek pembelian di sektor manufaktur atau PMI berada diangka 48,0, sedangkan pada Oktober 2022 berada diangka 49,2. Berdasarkan Biro Statistik Nasional Cina, angka itu adalah yang terendah dalam tujuh bulan terakhir. Jajak pendapat yang dilakukan Reuters pada sejumlah ekonom memperlihatkan para ekonom memprediksi PMI akan bangkit ke angka 49,0.

Pekerja dengan pakaian pelindung memasang penghalang di luar gedung, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Shanghai, Cina 9 Juni 2022. REUTERS/Andrew Galbraith

Advertising
Advertising

Secara terpisah, PMI untuk non-manufaktur turun dari 48,7 pada Oktober 2022 menjadi 46,7 atau terendah dalam tujuh bulan.

Ekonomi Cina berada dalam tekanan setelah harga properti di sana anjlok dan melemahnya permintaan global pada barang-barang buatan Cina. Kondisi ini telah menimbulkan waswas terhadap pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal terakhir 2022.

Baca juga:Chatib Basri Cerita Perbandingan RI dengan Singapura Saat Ekonomi Terkontraksi

Otoritas Cina pada bulan ini sudah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk mengatasi kesulitan ekonomi, di antaranya pemotongan rasio cadangan devisa dan langkah-langkah Covid-19. Saat yang sama, otoritas Cina melonggarkan pembatasan keuangan untuk menyelamatkan sektor properti.

Cina juga mengalami kondisi yang jarang terjadi, yakni unjuk rasa di sejumlah kota di Cina. Aksi protes dilakukan pada akhir pekan lalu sebagai bentuk kemarahan atas pengetatan aturan Covid-19.

Analis di Nomura mengatakan sejumlah area dan fasilitas di Cina yang berkontribusi pada sekitar 25,1 persen PDB Cina, dalam kondisi lockdown. Presentasi itu naik dibanding saat Cina mengalami puncak penyebaran Covid-19 sebelumnya pada April 2022, yakni sebesar 21,2 persen atau saat Shanghai berstatus lockdown penuh.

Sumber: Reuters

Baca juga: Top 3 Dunia: Dukungan Keluarga untuk Anwar Ibrahim dan Reporter BBC Ditahan Cina

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

2 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

3 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

22 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

23 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya