Warga Cina yang Ikut Unjuk Rasa Menolak Aturan Covid-19 Mulai Diburu Polisi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 30 November 2022 07:00 WIB

Warga memegang kertas putih sebagai protes atas pembatasan COVID-19, di Beijing, China, 27 November 2022. REUTERS/ Thomas Petrus

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Cina mulai menyidik orang-orang yang terlibat dalam aksi protes menolak aturan Covid-19 pada akhir pekan lalu. Aparat Kepolisian tampak masih berjaga di sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Dua sumber yang ikut berunjuk rasa mengatakan pada Reuters mereka di telepon oleh Kepolisian Beijing yang meminta mereka melakukan lapor diri ke sebuah pos polisi pada Selasa, 29 November 2022. Pemanggilan ini, terkait aktvitas mereka yang dilakukan pada Minggu malam, 27 November 2022.

Seorang pelajar mengatakan dia dan teman-teman sekolahnya telah ditanya apakah mereka berada di sekiar area unjuk rasa saat demonstrasi terjadi dan meminta mereka membuat pernyataan tertulis mengenai hal itu.

“Kami semua menghapus semua chat history kami,” kata seorang sumber, yang menyaksikan unjuk rasa di Beijing dan tak mau dipublikasi identitasnya. Aparat kepolisian menanyainya bagaimana mereka mendengar kabar soal demonstrasi tersebut dan apa motivasi mereka datang melihat unjuk rasa tersebut.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Malaysia Jamin Ketersediaan Stok Vaksin Sinovac

Advertising
Advertising

Polisi menahan demonstran yang menggelar aksi menolak lockdown akibat Covid-19, di Shanghai, Cina, 27 November 2022. REUTERS

Masih belum diketahui jelas bagaimana otoritas mengidentifikasi orang-orang yang ingin mereka interograsi soal partisipasi mereka dalam unjuk rasa akhir pekan lalu. Masih belum jelas pula berapa banyak orang yang akan dimintai keterangan.

Biro Keamanan Publik di Beijing belum mau berkomentar perihal ini. Sedangkan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan hak dan kebebasan harus dievaluasi dalam kerangka hukum.

Protes Shanghai pada Sabtu, 26 November 2022, menyebabkan bentrokan antara demonstran dan aparat Kepolisian, dengan penangkapan dilakukan pada dini hari. Tidak gentar, pengunjuk rasa kembali pada berdemonstrasi pada Minggu, 27 November 2022, di mana mereka mendapat tanggapan yang lebih agresif. Rekaman video menunjukkan kekacauan, di mana polisi mendorong, menyeret, dan memukuli pengunjuk rasa. Namun, video-video tersebut telah dihapus dari internet China yang disensor.

Seorang pengunjuk rasa di Shanghai mengatakan kepada CNN dia adalah satu dari sekitar 80 orang hingga 110 orang yang ditahan di kota itu pada Sabtu malam. Dia menceritakan, dibawa ke kantor polisi, teleponnya disita dan informasi biometrik dikumpulkan sebelum dibebaskan sehari kemudian.

CNN tidak dapat secara independen memverifikasi jumlah orang yang sudah ditangkapi.

Dua wartawan asing juga ditahan sebentar. Wartawan BBC Edward Lawrence ditangkap di Shanghai pada Minggu malam. Juru bicara BBC mengklaim Lawrence dipukuli dan ditendang oleh aparat Kepolisian saat meliput protes menolak aturan Covid-19. Lawrence untungnya sudah dibebaskan.

Pada Senin, 28 November 2022, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Lawrence tidak mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis sebelum ditahan.

Sedangkan Michael Peuker, koresponden Cina untuk stasiun penyiar publik Swiss RTS, melaporkan secara langsung ketika dia mengatakan beberapa petugas polisi mendekatinya. Dia kemudian menulis unggahan di Twitter petugas dari Kepolisian membawa dia dan juru kameranya ke dalam kendaraan, sebelum melepaskan mereka.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina menangkis pertanyaan tentang protes pada Senin, 28 November 2022, dan memberi tahu seorang reporter yang bertanya apakah kemarahan publik yang meluas akan membuat Cina mempertimbangkan untuk mengakhiri kebijakan nol-Covid-19.

"Apa yang Anda sebutkan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Cina menjawab pertanyaan wartawan.

Dalam beberapa hari terakhir, aksi berjaga dan demonstrasi yang mengungkapkan solidaritas dengan pengunjuk rasa di Cina telah diadakan di sejumlah negara di dunia, di antaranya di Inggris, Kanada, dan Australia.

Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga:Sejumlah Negara Mendukung Unjuk Rasa Menolak Lockdown di Cina

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

8 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

8 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

9 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

9 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

9 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

10 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

10 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

10 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya